JATIMTIMES - Kanker serviks menjadi salah satu penyakit yang harus diwaspadai. Sebab, data dari Kementerian Kesehatan RI, setidaknya dilaporkan ada 15.000 kasus kanker serviks setiap tahun yang terjadi di Indonesia.
Lantas, apa sebenarnya kanker serviks itu? Bagaimana gejalanya? Dan bagaimana mengetahuinya? Mari simak penjelasan dokter Rumah Sakit Islam (RSI) Unisma Malang, dr Rosidah Sp PA M Biomed.
Baca Juga : Dirjen Yankes Kemenkes Apresiasi Bupati Sidoarjo, RSUD Sidoarjo Kini Naik Kelas A
Dijelaskan dokter spesialis patologi anatomik tersebut, kanker serviks adalah penyakit keganasan yang berasal dari jaringan yang melapisi permukaan serviks. Serviks itu adalah leher rahim.
Seperti yang sudah banyak diketahui bahwa organ kandungan wanita bentuknya seperti buah pir terbalik. Terdapat ujung yang mengecil dan itu disebut leher rahim.
"Di situ ada jaringan yang melapisi permukaannya. Dan jika jaringan ini mengalami keganasan, itulah yang sering kita sebut kanker serviks atau karsinoma derviks," jelas lulusan spesialis patologi dan anatomik dari UB (Universitas Brawijaya) ini.
Mengenai gejala awal kanker serviks, prosesnya cukup panjang. Tidak seperti penyakit lain semisal flu. Ketika hari ini seseorang terkena flu, maka keesokan harinya akan muncul gejala. Sementara, kanker serviks ini perkembangannya bertahun-tahun, bahkan sampai berpuluh-puluh tahun.
Gejala yang dialami pasien mulai dari mengalami pendarahan setelah bersenggama, kemudian mengalami trauma hingga terjadi pendarahan.
"Setiap berhubungan, keluar darah. Itu bisa jadi tanda kanker serviks atau keganasan pada leher rahim," kata dokter yang juga tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia ini.
Tanda selanjutnya adalah terjadi pendarahan yang spontan. Sehingga, meskipun tidak mengalami trauma setelah berhubungan, namun tetap terjadi pendarahan.
"Biasanya ada juga tanda-tanda awal, seperti keputihan yang lama tidak sembuh-sembuh dan tidak diperhatikan oleh pasien. Padahal ini bisa jadi salah satu gejala," ungkap Rosidah.
Mengenai apakah kanker serviks menular, dokter RSI Unisma ini menjelaskan bahwa banyak faktor yang menyebabkan kanker ini. Namun, yang saat ini paling terkait penyebab kanker ini adalah infeksi virus Human Papilloma Virus (HPV).
"Tipenya (tipe virus) banyak sekali, tapi yang sering dikaitkan dengan kanker serviks adalah tipe 16 dan 18," terang Rosidah.
Baca Juga : Jemput Bola di Kecamatan Ponggok, Disdukcapil Sosialisasi dan Sematkan IKD ke Pemilih Pemula
Penularan penyakit ini adalah pada level infeksi virus. Pada level tersebutlah, kemudian virus ini dapat menular. Penularannya kerap terjadi ketika terjadinya hubungan seksual.
Infeksi virus ini sebagian besar dialami kaum perempuan. Tetapi, 90 persen dapat mengalami penyembuhan. "Nah yang 10 persen ini berkembang menjadi kanker serviks. Jadi, sebagian besar wanita kena virus ini, tapi sebagian akan sembuh," katanya.
Lebih lanjut dijelaskan, penularan kanker serviks ini tidak terpatok pada usia. Hal ini tergantung apakah perempuan bersangkutan sudah pernah berhubungan seksual aktif atau belum.
"Karena itu, tindakan papsmear ini disarankan untuk perempuan yang memang aktif berhubungan seksual. Bisa dilakukan satu tahun sekali untuk screening, " ungkapnya.
Untuk melakukan pendeteksian dini kanker serviks, RSI Unisma memiliki SDM (sumber daya manusia) dan peralatan yang canggih. Papsmear menjadi solusi untuk pendeteksian dini penyakit ini.
Papsmear dilakukan dengan mengusap permukaan leher rahim menggunakan sebuah alat, kemudian dibuat hapusan di kaca dan kemudian warnai. Setelah itu, akan dilihat apakah terdapat perubahan dari sel-sel serviks.
"Habis itu kita bisa menilai. Apa sel ini masih seperti serviks yang normal, apakah ada infeksi jamur, parasit. Jadi, papsmear itu juga bukan hanya untuk kanker serviks saja, tapi juga bisa untuk melihat misalnya penyebab keputihan," pungkasnya.