free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Serba Serbi

Balla Lompoa: Istana Raja Gowa di Makassar yang Terabaikan

Penulis : Mutmainah J - Editor : Dede Nana

07 - Nov - 2023, 13:50

Placeholder
Istana Balla Lompoa. (Foto dari X @nan_bugis)

JATIMTIMES - Museum Balla Lompoa merupakan sebuah bangunan berbentuk rumah panggung di Kota Sungguminasa, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selayan (Sulsel) yang menyimpan sejumlah koleksi sejarah.

Bella Lompoa menjadi destinasi wisata favorit di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Lokasinya berjarak kurang lebih tiga kilometer dari kota. Selain memiliki gaya arsitektur khas Bugis, museum ini juga memiliki cerita sejarah yang menarik untuk diketahui pengunjung. Sebelum difungsikan sebagai museum, bangunan ini awalnya merupakan istana kediaman Raja Gowa.

Baca Juga : Kata Airlangga soal Gibran Digolkarkan: Sudah Diumumkan di Rapimnas Cawapres, Cukup!

Dilansir dari akun Tiktok @goodnewsfromindonesia, Istana Balla Lompoa merupakan sisa peninggalan Kerajaan Gowa yang masih tersisa. Bangunan berbentuk rumah panggung berwarna coklat yang seluruhnya terbuat dari kayu tampak masih kokoh berdiri.

Dari luar, tampak jelas usia bangunan ini tak lagi muda. Di bagian depan rumah tertulis Museum Istana Balla Lompoa yang memiliki arti rumah besar atau rumah kebesaran. 

Istana Balla Lompoa dibangun tahun 1936 pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-31, Mangngi-mangngi Daeng Matutu. Balla Lompoa pernah ditempati oleh dua raja, yaitu I Mangngi-mangngi Daeng Matutu dan Raja Gowa ke 32 Idjo Daeng Mattawang.

Kompleks Istana Balla Lompoa memiliki luas sekitar satu hektare yang dibatasi dengan pagar tembok tinggi. Bangunan istana merupakan gabungan dari bangunan-bangunan utama dan pendukung yang saling terhubung.

Bangunan utama berukuran 60 x 40 meter dan ruang penerima tamu berukuran 40 x 4,5 meter. Seluruh bangunan terbuat dari kayu ulin atau kayu besi, begitu pula seluruh atapnya, sehingga bangunan istana ini dijamin handal menghadapi ganasnya cuaca.

Bangunan Balla Lompoa terdiri dari beberapa ruangan, ruangan depan disebut paddaserang ri dallekang, ruangan tengah atau paddaserang ri tangngah, serta bagian belakang yang disebut paddasirang riboko. Masing-masing bagian tersebut mempunyai fungsi yang berbeda-beda.

Bagian depan atau paddaserang ri dallekang yang disebut loteng atau pammakang, berfungsi sebagai plafon. Pada bagian tengah atau paddaserang ri tangngah merupakan badan rumah disebut kale balla, berfungsi sebagai ruang tamu dan kamar tidur. 

Terakhir, yakni bagian bawah atau kolong rumah yang disebut passiringang yang berfungsi sebagai tempat kendaraan. Ketiga bagian tersebut sengaja dibangun untuk melambangkan falsafah hidup orang-orang Makassar dahulu yang bernama sulapa appa.

Setelah bangunan Balla Lompoa beralih fungsi menjadi museum, ruangan-ruangan yang berada di dalamnya pun sebagian besar difungsikan untuk menyimpan benda-benda Kerajaan Gowa.

Baca Juga : Kerajaan Tarumanegara: Sejarah Perpecahan antara Kerajaan Sunda dan Galuh

Di dalamnya juga terdapat berbagai hiasan khas suku Bugis. Ragam hias pada bangunan Balla Lompoa, secara imaginatif merupakan kebesaran Kerajaan Gowa di masa lampau.

Pada umumnya, ragam hias mempunyai pola dasar yang bersumber dari alam sekitar manusia. Ada ragam hias yang berbentuk tumbuh-tumbuhan (flora), berbentuk binatang (fauna), tulisan Arab atau kaligrafi dan benda-benda alam lainnya.

Sejak difungsikan sebagai museum, Balla Lompoa kini banyak dikunjungi masyarakat dari berbagai kalangan sebagai tempat edukasi sejarah, serta untuk kebutuhan penelitian.

Meski peninggalan Kerajaan Gowa yang masih utuh dan benar-benar pernah ditinggali para raja, nasib Balla Lompoa sungguh merana. Istana ini praktis tidak ditempati oleh para keluarga bangsawan.

Keberadaan Istana Balla Lompoa pun kalah pamor dengan Benteng Fort Rotterdam. Bahkan dibanding Istana Tamalate yang terlihat megah dan kokoh walau hanya replika, Istana Balla Lompoa seperti tak berarti.

Masyarakat pun lebih suka melihat koleksi peninggalan Kerajaan Gowa di Museum La Galigo di Benteng Fort Rotterdam yang hanya replika daripada koleksi aslinya. Pengelola pun tengah berusaha meningkatkan kunjungan wisata.


Topik

Serba Serbi balla lompoa museum balla lompoa istana kerajaan gowa



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Mutmainah J

Editor

Dede Nana