JATIMTIMES - Sebuah video viral di media sosial platform X (Twitter) memperlihatkan beberapa penumpang pesawat MYAirline yang kebingungan lantaran maskapai tersebut hentikan layanan operasional.
Dalam foto yang dibagikan akun X @indoflyer, tampak beberapa penumpang yang sudah membawa koper dan tas tengah berkomunikasi dengan costumer care bandara.
Tampak beberapa penumpang kebingungan karena MYAirlines menghentikan layanan operasionalnya. (Foto: X/@MY_Airports)
Baca Juga : Qatar Ancam Hentikan Ekspor Gas ke Dunia Jika Pengeboman ke Gaza Tak Dihentikan
Ada juga penumpang tengah memotret surat pengumuman pemberhentian layanan MYAirline yang ditempel di depan counter MYAirline.
Penumpang juga tampak memotret pengumuman pemberhentian layanan MYAirlines. (Foto:X/@MY_Airports)
Diduga beberapa orang tersebut adalah penumpang MYAirline yang berada di Bandara Internasional Kuala Lumpur. "Dampak MYAirline henti operasi, penumpangnya terkatung-katung di KLIA," tulis keterangan pengunggah.
Sementara itu dalam keterangan @MY_Airports dijelaskan jika staf Bandara Internasional Kuala Lumpur tengah membantu penumpang yang terkena dampak pembatalan penerbangan MYAirline. Penumpang juga disarankan untuk menghubungi maskapai secara langsung di [email protected].
"Alternatifnya, Anda dapat menghubungi MAVCOM di [email protected]. atau hubungi +1800-18-6966 (di Malaysia) atau +603-7651 2777 (di luar Malaysia). Sementara itu, Anda dapat menanyakan pilihan penerbangan lain dari mitra maskapai lain untuk perjalanan Anda selanjutnya," tulis keterangan Malaysia Airports.
"Tim kami akan memandu Anda ke konter masing-masing," sambung keterangannya, pada Kamis (12/10/2023).
Melansir laporan Nikkei Asia, maskapai penerbangan bertarif rendah Malaysia, MYAirline, mengatakan pihaknya telah menghentikan operasinya mulai Kamis (12/10/2023), karena masalah keuangan yang terjadi hampir setahun pada November 2022 lalu.
Langkah ini dilakukan setelah seminggu muncul isu mengenai situasi keuangan perusahaan dan gelombang pengunduran diri manajemen. Termasuk CEO Rayner Teo, yang mengundurkan diri pada Senin (9/10/2023) karena alasan kesehatan.
Teo memegang peran sebagai CEO sejak berdirinya maskapai berbiaya rendah ini pada November 2020. Untuk sementara, Teo digantikan oleh Chief Operating Officer Stuart Cross.
Dalam sebuah pernyataan, MYAirline mengatakan keputusan untuk menangguhkan layanan ini disebabkan oleh tekanan keuangan yang signifikan. Lebih lanjut MYAirline mengklaim sambil menunggu restrukturisasi dan rekapitalisasi pemegang saham maskapai tersebut.
Baca Juga : Pembangunan Fasilitas Pasokan Air di Malang Selatan Diperkirakan Rampung 2024
Seorang juru bicara mengatakan kepada Nikkei Asia bahwa seorang investor seharusnya datang tetapi menarik diri pada saat yang tidak tepat.
Jajaran direksi MYAirline dalam pernyataannya menyatakan penyesalan dan permintaan maaf atas keputusan tersebut. “Kami memahami dampaknya terhadap penumpang setia, karyawan berdedikasi, dan mitra kami,” kata dewan MYAirline.
“Kami telah bekerja tanpa kenal lelah untuk menjajaki berbagai opsi kemitraan dan peningkatan modal untuk mencegah penangguhan ini. Sayangnya, keterbatasan waktu membuat kami tidak dapat melakukan apa pun alternatif selain mengambil keputusan ini," sambung keterangannya.
Pengusaha Malaysia Goh Hwan Hua adalah pemegang saham utama MYAirline melalui dua entitas swasta, Zillion Wealth dan Trillion Cove Holdings. Di mana masing-masing entitas swasta memiliki 88% dan 10% saham. Dan Teo memegang 2% sisanya.
Menteri Transportasi Malaysia Anthony Loke mengatakan bahwa maskapai tersebut perlu melakukan pendekatan kepada Kementerian Transportasi melalui Komisi Penerbangan Malaysia (MAVCOM). Tujuannya untuk menyampaikan masalah apa pun yang dihadapinya. Dan pihak berwenang akan mencoba memfasilitasi dan memberi MYAirlines sedikit ruang.
Anthony Loke mengatakan MAVCOM akan melihat permasalahan yang dapat dibantu oleh kementerian dalam hal fasilitasi, perizinan dan dukungan peraturan.
Sementara itu, MAVCOM mengatakan dalam pernyataannya bahwa pihaknya telah menginstruksikan MYAirline untuk menjaga konsumen yang terkena dampak dari pemberhentian layanannya. Terutama, maskapai harus mengembalikan uang penumpang yang telah membeli tiket namun tidak bisa terbang pada Kamis (12/10/2023).
“Komisi saat ini sedang menyelidiki maskapai tersebut berdasarkan tinjauan internal dan keluhan yang diterima mengenai pembayaran wajib maskapai yang belum dibayarkan kepada karyawannya, dan lain-lain,” kata pihak MAVCOM.
Sebelumnya, pada Juli, Teo, CEO MYAirlines yang baru saja mengundurkan mengatakan bahwa dalam tiga tahun ke depan, MYAirlines menargetkan maskapainya menjadi pemain regional utama. Pasalnya pada akhir Juni, maskapai ini juga memulai penerbangan internasional ke Bangkok.