JATIMTIMES - Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tengah menjadi sorotan publik lantaran diduga melakukan pemerasan, menerima gratifikasi dan suap dari Eks Mentan Syahrul Yasin Limpo (SYL). Bahkan saat ini penyidik Polda Metro Jaya telah menaikkan status hukum laporan pemerasan terhadap SYL, dari penyelidikan menjadi penyidikan.
Salah satu akun anonim yang kerap bongkar kebusukan pejabat di Indonesia, yakni @PartaiSocmed pun menuliskan kronologi dugaan pemerasan, gratifikasi dan suap yang dilakukan oleh Ketua KPK Firli Bahuri.
Baca Juga : Nekat Putar Balik, Pengemudi Mobil Xenia Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Singosari
Melalui akun X (Twitter) pada Senin (9/10/2023) malam, @PartaiSocmed menuliskan utas kronologi peristiwa dugaan pemerasan Firli. Awalnya pengunggah menjelaskan pada Juni 2022, SYL mendapat pesan dari Irwan, yang diberi bocoran informasi dari Firli tentang penyelidikan KPK di Kementerian Pertanian. Selanjutnya Irwan mengatur pertemuan antara SYL dan Firli.
"Siapakah Irwan yg diberi pesan oleh Firli dan bisa mengatur pertemuan antara Mentan dan Ketua KPK itu? Banyak pihak menyorot nama Kombes Polisi Irwan Anwar yg merupakan suami dari Andi Teri Natassa yg tak lain dan tak bukan adlh keponakan dari Mentan Syahrul Yasin Limpo himself," tulis pengunggah.
Kemudian pada akhir Juni 2022, pengunggah mengatakan ada pembahasan rencana pertemuan antara SYL dan Firli. Pembahasan itu dilakukan di rumah SYL, di mana turut hadir dalam pertemuan itu SYL, Irwan, dan M. Hatta (Direktur Alat dan Mesin Pertanian Kementan).
"Disitu SYL menyampaikan bahwa akan dilakukan pertemuan dengan Firli malam itu. Dia sampaikan juga bahwa ada permintaan dari Firli untuk memberikan sejumlah dana (50 M), namun SYL hanya menyanggupi 1 M dalam bentuk dollar Singapore," ungkap pengunggah.
Lantas pada malam akhir Juni 2022 itu, pengunggah bercerita jika SYL bersama Irwan berangkat ke kediaman Firli menggunakan mobil Inova Hitam. Sebelum berangkat tas berisi uang 1 M diserahkan pada Irwan agar diberikan kepada Firli.
"Pada bulan Oktober 2022 M. Hatta dihubungi oleh Panji, ajudan Mentan, untuk menemui Irwan. Namun sebelumnya dia diminta untuk datang ke Widya Chandra kediaman Mentan untuk mengambil amplop berisi uang 1 M dalam pecahan dollar Singapore untuk diserahkan ke Pak Irwan," kata pengunggah.
Lebih lanjut, pengunggah menjelaskan Oktober 2022 pukul 11.00, M. Hatta tiba di rumah Irwan namun karena masih perjalanan darat dari Semarang maka ditunggu. "Setelah Irwan tiba, M. Hatta menyerahkan amplop berisi uang tersebut. Irwan menyampaikan akan menghadap Firli keesokan harinya," tulisnya.
"Pada Desember 2022 Mentan Syahrul Yasin Limpo dijadwalkan bertemu dengan Ketua KPK Firli Bahuri di lapangan bulu tangkis di sekitaran Mangga Besar pada pukul 20.30 WIB. Setibanya di GOR lapangan bulu tangkis rupanya Firli sedang main sehingga SYL diminta menunggu di pinggir lapangan," sambung utas pengunggah disertai dengan foto viral saat SYL bertemu dengan Firli di pinggir lapangan.
Pengunggah lantas melanjutkan kronologi dugaan pemerasan itu. Menurut pengunggah, usai pertandingan selesai, Firli lalu menghampiri SYL yang duduk di pinggir lapangan dan berbincang-bincang didampingi orang Lemhanas
"Pada pukul 22.30 Mentan SYL pamit untuk pulang, lalu ajudan Mentan Panji memberikan tas yang berisi sejumlah uang dalam pecahan dollar Singapore kepada ajudan Firli," ungkap @PartaiSocmed.
"Itulah mengapa di berita media2 mainstream disebutkan Firli tidak hanya memeras SYL tetapi juga menerima suap dan gratifikasi," sambung tulisan pengunggah.
Lebih lanjut, pengunggah meminta agar kasus dugaan pemerasan, gratifikasi dan suap yang dilakukan Firli agar terus diselidiki. "Apapun yg terjadi pada Firli kasus SYL di @KPK_RI harus tetap lanjut! Karena dia memang korup. Toh statusnya sudah naik ke penyidikan untuk kasus GRATIFIKASI dan kasus TPPU," tulis pengunggah.
"Jelas ya status Syahrul Yasin Limpo sudah TERSANGKA. Jadi jangan sampai kasus yg menimpa Firli menjadi bargain utk membebaskan SYL. Biarkan saja Firli jadi tersangka di POLRI dan SYL jadi tersangka di KPK," sambung tulisan pengunggah.
"Akhir kata. Dengan segala tingkah polahnya yg merusak, sampai kapan pak @jokowi akan mempertahan Firli ini? Apakah memang sengaja dia diangkat dan dipertahankan untuk menghancurkan @KPK_RI? Lupa dgn janji Bapak saat kampanye dulu?," kritik @PartaiSocmed yang ditujukan kepada Presiden Jokowi.
Baca Juga : Area Pabrik Mebel Gatra Mapan Alami Kebakaran, Diduga Disebabkan Pembakaran Lahan Tebu
Tak hanya SYL, Partai Socmed juga menyebut jika Firli juga melakukan dugaan pemerasan, gratifikasi dan suap kepada pejabat negara lainnya. "Termasuk diantaranya kasus Pertamina Hulu Rokan (PHR) dimana anggota DPR M Nasir (adik Nazaruddin) membawa-bawa nama Ketua KPK Firli untuk mengatur-ngatur tender di PHR," jelas pengunggah.
"Pertamina Hulu Rokan (PHR) ini dulunya dikuasai Chevron. Tapi setelah diambil alih negara dan diserahkan pada Pertamina maka dimulailah ijon dari para politikus kita dengan melibatkan Firli. Sekedar info lifting minyak kita itu tergantung pada PHR dan PEPC/Cepu," sambung tulisan pengunggah.
Dalam utas yang dibagikan, pengunggah juga membocorkan dokumen dugaan korupsi PHR yang melibatkan nama M Natsir, Firli, dan lainnya. "Proyek pengadaan di PHR itu 57 triliun pertahun dan para pejabat Pertamina tersandera oleh mereka," kata Partai Socmed.
Dokumen dugaan korupsi Pertamina Hulu Rokan (PHR) yg melibatkan nama M Natsir, Firli, dan lainnya. (Foto: X/@PartaiSocmed).
"Jika dibaca dokumen diatas sebenarnya sudah ada yg mau jadi whistleblower tapi jika nama Ketua KPK sendiri disebut2 terlibat mau bagaimana?," sambung tulisan Partai Socmed.
Tak hanya di Pertamina, akun Partai Socmed juga membongkar dugaan pemerasan yang dilakukan Firli dalam kasus korupsi divestasi PT Newmont Nusa Tenggara yang melibatkan TGB. "Firli bertemu dengan TGB sampai dua kali. Dan kasus TGB itu menguap sampai sekarang," jelas pengunggah.
"Firli itu dari dulu sampai sekarang tidak berubah, yaitu menjadi impostor di KPK dan memanfaatkan kerja keras para penyidik KPK utk bargaining dgn calon TSK. Sekarang sebagai ketua KPK dia bisa lebih leluasa memberhentikan para pegawai KPK yg tidak bisa dia kontrol," sambung Partai Socmed.
Partai Socmed juga menyentil soal pemberhentian pegawai KPK gegara tak lolos TWK (Tes Wawasan Kebangsaan). "Kasus TWK terhadap beberapa pegawai KPK dulu itu sama sekali tidak ada urusannya wawasan kebangsaan. Mereka diberhentikan justru karena bekerja sesuai SOP tidak bisa dimanfaatkan sesuai maunya Firli," tandas Partai Socmed.
Menurut pengunggah, kasus pembocoran sprindik dugaan korupsi di Kementerian ESDM juga bukti-buktinya sangat kuat. Bahkn berujung pada pemberhentian direktur penyelidikan KPK Endar Priantoro dan Karyoto.
"Banyak yang bilang Firli ini kuat sekali karena dibackup oleh PDIP tapi itu tidak benar. Firli adalah orangnya Jokowi. Tapi kita lihat saja apakah pak @jokowi masih mau melindungi Firli ini setelah kasus SYL ini atau akan buang badan?," jelas Partai Socmed.
"Selain SYL coba kita tanyakan pada Menteri ESDM, Mendikbud , Menteri Tenaga Kerja. Apakah pernah di sepik2 oleh Firli ini juga tidak? Ini saatnya kalian bersuara!," pungkas Partai Socmed.
Unggahan Partai Socmed ini pun viral, hingga Selasa (10/10/2023) pagi, telah dilihat sebanyak 2,9 juta pengguna X, diunggah ulang 7,6 ribu pengguna X dan disukai 10,3 pengguna X.