free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Serba Serbi

Tumpas Bajak Laut di Bangka, Belanda Kerahkan Legiun Mangkunegaran: Pasukan Tempur Terkuat di Asia Tenggara

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : A Yahya

06 - Oct - 2023, 03:06

Placeholder
Legiun Mangkunegaran dalam sebuah latihan perang.(Foto : Istimewa/Puro Mangkunegaran)

JATIMTIMES - Hari ini 5 Oktober 2023 Tentara Nasional Indonesia (TNI) merayakan ulang tahun ke-78. Tugas dari TNI adalah menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) mulai darat, laut dan udara dari Sabang sampai Merauke. Tak hanya itu, TNI juga memiliki tugas membantu menyukseskan program pembangunan yang digalakkan pemerintah.

Namun tahukan Anda, sebelum TNI terbentuk, Nusantara di zaman kolonial Belanda pernah memiliki legiun tempur terkuat di wilayah Asia Tenggara. Nama pasukan tempur itu adalah Legiun Mangkunegaran, pasukan militer milik dari Praja Mangkunegaran, kadipaten otonom yang merupakan pecahan dari Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Baca Juga : Hadiri Peringatan HUT ke-78 TNI, Wali Kota Madiun Berikan Apresiasi

Legiun Mangkunegaran adalah organisasi militer ala Eropa, tepatnya militer Prancis yang merupakan institusi modern di Asia pada zamannya yakni awal abad ke-19.

Sejarah Praja Mangkunegaran seiring kemunculan pendirinya yakni Mangkunegara I yang dikenal sebagai Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa. Sejarah Legiun Mangkunegaran berjalan paralel dengan Praja Mangkunegaran.  Pangeran Sambernyawa adalah tokoh legendaris dari Dinasti Mataram Islam, dia berperang melawan Belanda selama 16 tahun, terlibat dalam 250 kali pertempuran dan hebatnya lagi tidak pernah mengalami kekalahan dalam perang.

 Embrio dari Legiun Mangkunegaran adalah pasukan gerilya yang berjuang selama belasan tahun bersama Pangeran Sambernyawa. Setelah Pangeran Sambernyawa menjadi pemimpin Mangkunegaran pada tahun 1757, pasukan tersebut menjadi satuan militer Praja Mangkunegaran. Sebanyak 12 kesatuan yang berpengalaman bergerilya tetap dipertahankan dan ditambah dengan 22 unit infanteri, kavaleri dan artileri yang terdiri dari masing-masing 44 orang.

Setelah Mangkunegara I wafat, satuan militer itu terus dikembangkan oleh penerusnya Mangkunegara II. Mangkunegara II adalah pemimpin Mangkunegaran yang visioner. Pada tahun 1808, Mangkunegara II membentuk Legiun Mangkunegaran. Pembentukan ini, Mangkunegara II terinspirasi dari pasukan modern Grande Armee, angkatan darat terkuat di dunia saat itu yang dipimpin oleh Napoleon Bonaparte. Nama legiun juga mengadopsi dari organisasi militer Perancis yakni Legionnaire atau Legiun yang berarti pasukan bala tentara. Tidak hanya nama, Legiun Mangkunegaran juga mengadopsi militer Perancis baik secara fisik, persenjataan, taktik dan organisasi.

Menariknya lagi, selain mengadopsi gaya dan pola militer Perancis, Legiun Mangkunegaran juga memadukan budaya barat dengan budaya Jawa. Itu nampak dari cara berbusana para serdadu dan perwira Legiun Mangkunegaran yang menggunakan seragam gabungan militer Perancis dengan Jawa. Penggunaan senjata juga memadukan antara senjata setempat dengan senjata modern. Hebatnya lagi, strategi perang pun memadukan antara strategi militer Barat dengan strategi perang Pangeran Sambernyawa.

Legiun Mangkunegaran mendapatkan beragam pelatihan kemiliteran di sekolah militer Soldat Sekul, agar mahir menggunakan berbagai senjata tajam berupa keris, pedang, tombak, sumpit, dan panah. Perpaduan dua kebudayaan pun tampak pada cara berbusana para serdadu dan perwiranya, yang mengenakan seragam gabungan militer Perancis dan Jawa.

Selain itu, Legiun Mangkunegaran juga dilatih agar piawai menggunakan berbagai senjata modern, seperti senjata api maupun artileri. Legiun Mangkunegaran juga dilatih untuk memiliki mobilitas tinggi dengan menggabungkan unsur infanteri, kavaleri, dan artileri, sehingga mampu menghadapi perang jangka panjang maupun perang gerilya.

Anggota Legiun Mangkunegaran tidak hanya terbatas bagi kaum laki-laki, tetapi juga kaum perempuan. Bahkan pasukan perempuan bersenjatanya juga mahir memainkan alat musik. Di ranah struktural, Legiun Mangkunegaran memiliki dua perwira senior berpangkat mayor, empat letnan ajudan, sembilan kapitan, delapan letnan tua dan muda, bintara sebanyak 32 sersan, tamtama sebanyak 62 kopral, flankier 900 orang, dragonder (dragoon) 200 orang, dan steffel 50 orang. Mereka menggunakan seragam topi syako dan jas hitam pendek bagi bintara dan prajurit. Perwira memakai topi syako, jas hitam, dan celana putih.

Legiun Mangkunegaran adalah satuan militer yang ditempa dengan budaya Barat dan Jawa. Di masa jayanya, kekuatan Legiun Mangkunegaran berjumlah 1.150 prajurit. Seribuan prajurit tersebut terbagi dalam 800 prajurit infanteri, 100 prajurit penyerbu, 200 prajurit kavaleri (berkuda), dan 50 prajurit artileri (meriam). Pasukan ini pun turut mengawal Mangkunegara dan menyambut tamu kehormatan.

Beragam pelatihan itu membuat Legiun Mangkunegaran tampil sebagai militer yang tangguh. Sejak didirikan tahun 1808, Legiun Mangkunegaran terlibat dalam berbagai pertempuran, seperti Perang Napoleon di Asia sebagai bagian dari pasukan Perancis-Belanda melawan pasukan Inggris-Sepoy (India) tahun 1811, perang menumpas bajak laut di Bangka (1819-1820), Perang Jawa (1825-1830), Perang Aceh (1873-1904), hingga menghadapi Jepang dalam perang Pasifik tahun 1942.

Setelah didirikan, tugas pertama Legiun Mangkunegaran adalah membantu pasukan gabungan Prancis-Belanda melawan Inggris dalam pertempuran Meester Cornelis di Batavia dan Jatingaleh di Semarang pada 1811. Selang beberapa tahun setelahnya tepatnya 1819-1820, Legiun Mangkunegaran mendapatkan tugas membantu pemulihan keamanan dan ketertiban di Pulau Bangka. Pada waktu itu setelah Bangka lepas dari kekuasaan Inggris dan masuk dalam wilayah koloni Hindia Belanda, Bangka kerap mendapat gangguan teror dari bajak laut. Selain Bangka-Belitung, bajak laut juga meneror wilayah pesisir Sumatera Selatan.

Baca Juga : Kapolres AKBP Teuku Arsya Khadafi Beri Kejutan Dandim 0807 Tulungagung di HUT TNI Ke-78

Penugasan perang ke Pulau Bangka menjadi tugas pertama Legiun Mangkunegaran di luar Jawa. Bangka pada waktu itu bukanlah pulau rempah-rempah, melainkan pulau penghasil timah di wilayah Kesultanan Palembang. Pada waktu itu, VOC dan Sultan Palembang resmi memulai perjanjian eksplorasi timah di awal abad ke-18.

Serangan bajak laut menjadi ancaman serius di pulau Bangka. Dilaporkan pada bulan Mei 1819, kelompok bajak laut menyerang pos militer di pesisir pantai dekat Kota Toboali. Serangan bajak laut juga terjadi di sejumlah pos militer di Bangka. Selain pesisir pantai, serangan bajak laut juga menyebabkan wilayah pedalaman Bangka menjadi tidak aman dimana bajal laut yang berasal dari  Palembang merampok warga setempat. Selain Palembang,  bajak laut yang meneror Bangka berasal dari berbagai daerah, mulai dari Riau-Lingga hingga Mindanao Filipina.

Melihat situasi Bangka yang semakin kacau, Letnan Kolonel Ridder Keer selaku Komandan Militer Bangka meminta pengiriman satuan kavaleri dari Jawa yaitu Legiun Mangkunegaran. Permintaan ini disanggupi oleh Mangkunegara II, penguasa Kadipaten Magkunegaran saat itu. Mangkunegara II mengirimkan 65 perwira, bintara dan Dragonders (Infanteri berkuda). Pasukan Legiun Mangkunegaran dalam ekspedisi ini dipimpin tiga putra Mangkunegara II yaitu Pangeran Ario Soerio Mataram, Letnan Satu Raden Ario Soerio Diredjo, Letnan Dua Raden Ario Soerio Midjojo. Tiga putra Mangkunegara II  didampingi Kapten Ajudan Jojo Pernoto.

Jenderal De Kock dalam laporannya mengabarkan, Legiun Mangkunegaran dalam ekspedisi ini melibatkan seorang Letnan Dua bangsa eropa dari Batalyon Infanteri ke-22 sebagai penanggung jawab administrasi, seorang Kapten Kavaleri, seorang Letnan Satu dan seorang Letnan Dua, seorang Kapten Ajudan, 63 bintara dan tamtama. Dalam ekspedisi ini, Legiun Mangkunegaran dibekali 54 buah pedang kavaleri, 62 pucuk pistol, 310 kotak amunisi, 62 setel jaket militer dan celana.

Masih di ekspedisi Bangka, Legiun Mangkunegaran juga menerjunkan Batalyon Infanteri ke-21 yang terdiri dari seorang Kapten, seorang Letnan Satu, tiga Letnan Dua, seorang Sersan Mayor, empat sersan Eropa, delapan kopral eropa, seorang Letnan Dua Bumiputera, 131 bintara dan tamtama Bumiputera. Secara keseluruhan Legiun Mangkunegaran total menerjunkan 151 pasukan infanteri.

Dalam ekspedisi penumpasan bajak laut Bangka, Legiun Mangkunegaran bertugas selama enam bulan di Muntok, sebuah kota di wilayah Bangka barat. Selama di Bangka, Legiun Mangkunegaran tidak tinggal di kompleks militer,mereka tinggal di rumah-rumah penduduk. Pola tinggal ini adalah strategi gerilya dalam perang melawan bajak laut.

Legiun Mangkunegaran mendapatkan banyak pujian atas andilnya menumpas bajak laut di Bangka. Khusus bagi Mangkunegara II, Pemerintah Hindia Belanda memberikan penghargaan berkat kontribusi besarnya dalam ekspedisi ini. Namun yang perlu dicatat, ekspedisi Legiun Mangkunegaran di Bangka bukan berarti berjalan tanpa hambatan. Hambatan terbesar pasukan militer dari Jawa itu adalah bahasa. Instruktur perang dari bangsa eropa cukup kesulitan menjelaskan instruksi militer ala barat kepada tentara lokal berbahasa melayu dan Jawa.

Hambatan lainnya, Letkol Keer menilai para Dragonders Legiun Mangkunegaran tidak terbiasa dengan pola disiplin ketat ala tentara eropa. Karena berbagai kendala, Legiun Mangkunegaran akhirnya hanya bertigas diam di tempat di  Muntok selama penugasan ekspedisi ini.

Akhirnya pada 31 Desember 1820, Keer mengirimkan surat kepada Gubernur Jenderal untuk menyarankan pemulangan Legiun Mangkunegaran. Pemulangan itu disebabkan banyaknya kendala teknis dalam mengoptimalkan satuan kavaleri di Bangka. Legiun Mangkunegaran akhirnya kembali ke Jawa dengan menumpang kapal Jacoba.


Topik

Serba Serbi tni Legiun Mangkunegaran asal usul tni bajal laut



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Aunur Rofiq

Editor

A Yahya