JATIMTIMES - Seorang anak inisial A yang berusia 7 tahun mengalami mati batang otak usai menjalani operasi amandel di sebuah rumah sakit di Kota Bekasi. Menurut keterangan ayah korban A, anaknya tak sadarkan diri hingga dua minggu usai operasi amandel.
Hingga Selasa (3/101/2023) siang, kata kunci "mati batang otak pasca operasi amandel" menjadi trending di penelusuran Google.
Baca Juga : Dampak Berbahaya Utang, Sebisa Mungkin Hindari!
Pihak dokter mendiagnosis korban mengalami kondisi mati batang otak. Ayah korban A pun menilai ada kejanggalan dalam operasi amandel anaknya. Pihak keluarga menduga ada kelalalaian atau kealpaan medis pada operasi amandel anaknya. Lantas apa itu mati otak, bagaimana bisa operasi amandel jadi mati batang otak?
Mati otak atau mati batang otak terjadi ketika batang otak (bagian otak) tidak lagi berfungsi. Jika batang otak berhenti bekerja, maka pasien tersebut tidak akan pernah bisa sadar atau bernapas tanpa mesin (ventilator).
Dikutip dari laman NHS, batang otak adalah bagian bawah otak yang terhubung ke sumsum tulang belakang. Batang otak bertanggung jawab mengatur sebagian besar fungsi otomatis tubuh yang penting bagi kehidupan.
Batang otak juga menyampaikan informasi ke dan dari otak ke seluruh tubuh, sehingga berperan penting dalam fungsi inti otak, seperti kesadaran, kewaspadaan, dan pergerakan. Setelah kematian otak, tidak mungkin seseorang bisa tetap sadar.
Sementara itu, melansir laman Klikdokter yang ditinjau oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam dr. Alvin Nursalim, SpPD, menjelaskan jika kematian batang otak ditandai dengan koma, apnea, dan hilangnya refleks batang otak.
Terdapat berbagai penyebab kematian batang otak. Penyebab utamanya adalah saat suplai darah atau oksigen ke otak terhenti. Biasanya disebabkan karena serangan jantung, stroke, bekuan darah. Namun kematian otak juga bisa disebabkab beberapa hal, di antaranya:
• Trauma
• Perdarahan intrakranial
• Meningitis
• Pembunuhan
• Bunuh diri
• Hipoglikemia
Untuk mendiagnosis kematian batang otak, diperlukan beberapa hal yang perlu diperhatikan. Berdasarkan kriteria Harvard, kunci diagnosis dari kematian batang otak adalah:
• Tidak bereaksi terhadap rangsangan
• Hilangnya kemampuan bernapas spontan
• Hilangnya refleks batang otak dan spinal
• Hasil pemeriksaan gelombang otak EEG yang datar
• Walaupun fungsi tubuh seorang dengan mati batang otak terlihat masih berjalan, namun hal ini umumnya terjadi karena topangan alat dan obat-obatan. Sehingga patut dipahami, jika seorang mengalami mati batang otak, maka dirinya sudah meninggal secara medis.
Demikian beberapa informasi soal kematian batang otak.
