JATIMTIMES - Setiap orang pasti merasa lapar, apalagi jika memang belum mengonsumsi makanan apapun dalam waktu lama. Atau lapar datang setelah melakukan aktivitas yang cukup melelahkan.
Lantas rasa lapar tersebut biasanya akan hilang setelah kamu mengonsumsi makanan. Namun, pernahkah kamu cepat merasa lapar, padahal baru saja mengonsumsi makanan?
Baca Juga : Menag Ungkit Politisasi Agama Pilgub DKI, PKB: Hati-Hati, Jaga Mulutnya
Menurut Perawat Afriezal Kamil, S.Kep. Ners atau akrab disapa Rizal Do, yang juga penulis buku "Andai Dalam Sel-Sel Tubuhmu Berbicara", lapar itu adalah tanda bahwa badan masih butuh makan. Namun kadang beberapa individu, mengalami sinyal lapar yang tidak beres. "Ini yang jadi masalah, termasuk ngerasa lapar meski udah makan," jelas Rizal Do, dikuti dari akun Twitter pribadinya.
Lebih lanjut Rizal Do menjelaskan jika ada beragam faktor mengapa sering lapar meski baru makan. Beberapa di antaranya, adalah karena pola makan yang tidak jelas, masalah hormon, atau gaya hidup.
Pola makan yang tidak jelas, kata Rizal Do bisa disebabkan oleh komposisi gizi makanan yang dikonsumsi. "Nah, makanan yang kaya protein cenderung bikin kita kenyang lebih lama dibanding yang full karbo/lemak," tandasnya.
Rizal Do pun menjelaskan jika beberapa penelitian menunjukkan jika makanan yang tinggi protein memicu pelepasan hormon kenyang. "Seperti GLP-1, CCK, dan PYY," imbuhnya.
Oleh karenanya, Rizal Do menyarankan agar mengonsumsi protein cukup banyak agar kenyangnya tahan lama. Selain faktor kebanyakan karbohidrat, makanan kurang serat juga bisa menyebabkan gampang lapar.
"Serat tuh bisa memperlambat proses pencernaan dan meningkatkan rasa kenyang. Coba cek deh makananmu, udah banyak sayur2an, kacang2annya gak?," jelas dia.
Baca Juga : Waspada, Konsumsi Obat Nyeri Bisa Rusak Ginjal, Begini Penjelasan Dokter
Lebih lanjut Rizal Do menjelaskan jika faktor sering lapar juga bisa disebabkan karena kurang tidur. Sebab kurang tidur bisa memengaruhi hormon Leptin. Leptin sendiri adalah hormon yang memberikan sinyal kenyang kepada otak.
"Masalahnya pada beberapa kondisi, leptin bisa tidak beres juga kerjanya, terutama pada orang yang obesitas," jelas Rizal Do.
"Kalau kayak (obesitas) gini, meski kadar leptin ada banyak di dalam darah, otak gak terpengaruh dan mengira kalau kamu masih laper. Inilah yang biasa disebut dengan resistensi leptin," sambungnya.
Rizal Do pun menegaskan jika masalah leptin cukup kompleks. Namun, masalah hormon tersebut bisa diatasi dengan beberapa hal. "Sebenernya kompleks banget si persoalan leptin tuh, cuma masalah hormon bisa diatasi kalau kamu rajin olahraga, ngurangin asupan gula, perbanyak serat, dan cukup tidur," pungkas Rizal Do.
