JATIMTIMES - Menjalankan kegiatan pengabdian masyarakat, baik itu oleh dosen maupun mahasiswa, termasuk ke dalam kewajiban atau tugas pokok. Hal ini sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang salah satunya adalah melaksanakan pengabdian kepada masyarakat.
Untuk itu, Tim Qaryah Thayyibah Dari Jurusan Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (FKIK UIN Maliki) Malang melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat dengan berkontribusi memberikan bantuan kepada Penderita Tuberculosa paru resiten obat (TB RO).
Baca Juga : Harlah ke 94 LP Ma'arif, Guru Inspiratif Diberi Penghargaan
TB RO seringkali mengalami masalah fisik akibat penyakit TB yang diderita. Masalah tersebut ditandai dengan penurunan kondisi dan kemampuan fisik yang cukup berdampak dan menyulitkan ketika beraktivitas.
Seperti dalam jurnal Podewils et al 2011, pasien TB RO umumnya akan mengalami kelemahan yang sangat berat sehingga menyebabkan disabilitas dan sulitnya bekerja. Banyak penderita TB RO diberhentikan dari pekerjaannya akibat disabilitas yang mereka alami.
Padahal, penderita TB RO umumnya adalah kepala keluarga yang harus memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Keadaan ini membuat mereka tidak memiliki kecukupan dana untuk memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari yang penting bagi suksesnya pengobatan TB RO.
dr Putri Wulan Akbar M ked trop Sp KK dosen dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Maliki Malang, mengatakan bahwa pengobatan TB tidak akan berhasil atau bekerja dengan baik apabila asupan nutrisi dan gizi tidak terpenuhi.
Pengobatan antibiotik saja yang berasal dari pemerintah, tanpa memastikan asupan nutrisi yang baik, tetap berisiko membuat penyakit cukup sulit untuk sembuh.
Hal tersebut lantaran tubuh pasien tidak memiliki cukup energi untuk mampu melawan infeksi TB sepenuhnya. Para penderita TB RO membutuhkan protein dalam jumlah yang cukup. Hal ini karena protein merupakan komponen utama sistem kekebalan tubuh dalam menjamin tubuh dapat melawan infeksi lebih baik.
"Selain itu, penderita TB RO membutuhkan vitamin dan mineral dalam jumlah banyak. Kekurangan protein dan vitamin akan dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh menurun," jelasnya.
Untuk itulah , Tim Qaryah Thayyibah dari Jurusan Pendidikan Dokter FKIK UIN Maliki Malang memberikan bantuan bahan dan alat untuk membudidayakan ikan dan bertanam sayur dalam ember.
Hal ini menjadi langkah dalam upaya membantu dalam pemenuhan gizi para pasien. Dengan beberapa peralatan dan benih yang diberikan, mereka secara mandiri dapat melakukan pembudidayaan dalam pemenuhan kebutuhan pangan untuk memenuhi gizi mereka.
Sehingga, dalam pemenuhan gizi, setidaknya dapat terjaga secara kontinyu, yang itu tentu berdampak positif dalam upaya penyembuhan pasien. Selain itu, bantuan ini tentunya dapat juga berimbas pada sektor ekonomi. Dimana, jika para pasien dapat mengelola pembudidaya dengan baik, maka dapat juga bernilai ekonomi.
Termasuk juga dalam hal kemandirian masyarakat, para pasien tidak selalu tergantung dengan bantuan pemerintah ataupun dari instansi tertentu.
Baca Juga : GIIAS Surabaya 2023: Promo Dahsyat Kredit Mobil dan Hadiah Langsung dari Layanan Digital Astra Financial
Bantuan ini diserahkan secara langsung oleh tim dan mahasiswa kepada Penderita Tuberculosa paru resiten obat. Langkah ini, diharapkan juga dapat mendukung program Pemerintah yang telah mencanangkan Indonesia bebas TB pada tahun 2030.
"Bantuan ini diharapkan dapat membantu mengatasi kekurangan gizi yang dialami oleh penderita TB RO, sehingga mendukung target eliminasi TBC pada 2030," pungkasnya.