JATIMTIMES - Enam proyek terpilih dari Program Open Table yang diselenggarakan oleh In-Docs, salah satunya karya Fajaria Menur Widowati yang berjudul 'The Fishing Nets'.
Mengutip dari prasetya.ub.ac.id, 'The Fishing Nets' mengangkat cerita seorang nelayan mengangkat cerita tentang seorang nelayan tradisional di Desa Popo, Galesong Selatan, Takalar, Sulawesi Selatan yang kehilangan akses melaut, eksistensi identitas dan ruang hidupnya sebagai masyarakat bahari akibat pertambangan pasir. Fajaria merupakan Tenaga Pendidik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya Malang.
Baca Juga : DPRD Surabaya Minta Wacana Anggaran Operasional RT/RW Ditinjau Lagi
Fajaria sendiri aktif terjun dalam dunia perfilman terutama film dokumenter sejak tahun 2018. Fajaria memproduksi film dokumenter pertamanya dalam kompetisi film dokumenter yang diselenggarakan oleh Eagle Awards dengan judul film 'Pusenai, The Last Dayak Basap'.
Fajaria bertanggung jawab sebagai sutradara pada film ini. Dalam Eagle Awards, Fajaria dan timnya memperoleh juara 3. Bukan hanya ‘Pusenai, The Last Dayak Basap’ saja karyanya, melainkan juga 'Teladan Sang Kardinal'. Selain itu, Fajaria juga aktif dalam berbagai kegiatan, seperti volunteer, menjadi narasumber di pelatihan literasi digital dan ikut dalam proses pembuatan buku Lentera Berau, Askara Loka Project.
Tahun ini Fajaria kembali meraih prestasi dalam dunia perfilman melalui Program Open Table. Open Table merupakan forum In-Docs lainnya yang memfasilitasi pendampingan bagi para pembuat dokumenter yang belum pernah mengikuti lab atau forum sehingga menambah wawasan dan mendapat feedback yang baik untuk mengembangkan kemampuan dalam dunia perfilman. Proyek ini meningkatkan gaya bercerita dan perspektif para sineas. Open Table sendiri pertama kali diselenggarakan pada tahun 2021.
Dalam Program Open Table 2023, Fajaria dan timnya mendapat mentoring selama 7 bulan, mulai dari Agustus 2023 - Februari 2024. Selain itu, Fajaria dan timnya mendapatkan bimbingan dari dua mentor berpengalaman. Mentor pertama adalah Koval Bathia. Koval Bathia dikenal sebagai pembuat film dokumenter internasional dengan segudang pengalaman.
Selain itu, ia merupakan founder A Little Anarky Films yang berdiri pada tahun 2011 dan telah mengerjakan ratusan proyek. Mentor kedua adalah Ernest Hariyanto, seorang produser, penulis, editor dalam film dokumenter. Ia juga merupakan pemilik dari Republik Pictures, sebuah fasilitas penyedia jasa editing dan pascaproduksi.
Baca Juga : Viral, 9 Calon Taruna Kemenhub Awalnya Lolos, Tiba-Tiba Dibatalkan Sistem
Para peserta Open Table yang berhasil lolos diberikan kesempatan untuk menghadiri Docs by the Sea laboratorium dokumenter internasional dan forum proyek dokumenter kreatif dari Indonesia, Asia Tenggara, dan kawasan Asia lainnya yang dilaksanakan di Sanur, Bali pada tanggal 3 September - 8 September 2023.
Gugi Gumilang, selaku eksekutif directur In-Docs mengatakan tujuan peserta Open Table diberikan kesempatan untuk hadir di Docs by The Sea agar dapat mengamati dan melihat bagaimana para pembuat film beraksi dan memposisikan diri di pasar internasional.
Fajaria Menur Widowati mengatakan, sebagai salah satu peserta Open Table, timnya akan mendapatkan wawasan tentang perspektif film Asia dan mengikuti pitch forum proyek dokumenter internasional.