JATIMTIMES - Sampah saat ini menjadi permasalahan serius di Kota Batu setelah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tlekung, Kecamatan Junrejo, sejak 30 Agustus 2023 lalu hanya dibuka untuk sampah redisu.
Meski demikian, bagi pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Alun-Alun Kota Batu, penutupan TPA Tlekung bukan menjadi permasalahan.
Baca Juga : TPA Tlekung Ditutup, Ketua PKL Tolak Keras Pembangunan TPS di Alun-Alun Batu
“Kalau tidak salah sejak ditutup, sekarang sudah 10 hari kami tidak menemukan masalah terkait sampah karena sudah terakomodasi dengan baik,” ungkap Ketua Paguyuban PKL Alun-Alun Kota Batu Puspita Herdysari, Sabtu (9/9/2023).
Perempuan yang akrab disapa Pipit itu mengaku, sejak 10 hari terakhir, masing-masing pedagang telah melakukan pilah sampah. Bahkan, pilah sampah jauh sebelum penutupan TPA Tlekung.
“Sebelum TPA Tlekung ditutup pun, kami sudah melakukan pilah sampah. Karena seperti sampah plastik ditukarkan lagi bisa jadi uang bagi sebagian pedagang,” imbuh Pipit.
Kemudian mereka juga sudah melakukan kerja sama dengan beberapa orang. Misalnya sisa makan untuk dijadikan pakan hewan ternak dan kulit jeruk untuk eco enzym.
“Jadi, PR kami hanya seperti tusuk bekas sempol seperti itu. Tapi setelah kami selesai berjualan, tusuk sempol ini kami bakar di sini,” imbuh Pipit.
Menurut dia, PKL Alun-Alun Kota Batu sudah memiliki tagline yakni “Sampahmu Tanggung Jawabmu”. Saat ini pun masing-masing pedagang sudah menyiapkan tong sampah sesuai jenisnya, seperti sampah organik dan anorganik.
Baca Juga : Kota Batu Kantongi Dua Medali Pertama Lewat Cabor Pordasi di Porprov VIII Jatim
Permasalahannya saat ini, lanjut Pipit, mengedukasi pengunjung terkait sampah karena alun-alun menjadi daya tarik wisatawan dari berbagai daerah.
“Karena alun-alun ini magnet wisata, belum ke Kota Batu kalau belum ke alun-alun. Setiap yang ke alun-alun, njajannya ke kami, sehingga penting untuk wisatawan ikut menjaga kebersihan terutama sampah,” tutup Pipit.
