JATIMTIMES - Pasca meninggalnya mahasiswa Universitas Brawijaya di Pos 2 Jalur Pendakian Lereng Gunung Arjuna Welirang melalui Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, UPT Tahura Raden Soerjo bakal lakukan evaluasi standar operasional pendakian (SOP) pendakian.
Selama evaluasi SOP jalur tersebut akan ditutup untuk sementara waktu. Hal tersebut disampaikan Kasi Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan UPT Tahura Raden Soerjo, Sadrah Devi. Proses evaluasi SOP di jalur pendakian melalui Desa Sumber Brantas.
Baca Juga : Mahasiswa UB Meninggal di Gunung Arjuna, Keluarga Tolak Visum
Proses evaluasi jalur itu diperkirakan membutuhkan waktu kurang lebih bisa satu pekan. “Penutupan jalur tersebut diumumkan di akun instagram resmi UPT Tahura Raden Soerjo. Belum bisa memastikan sampai kapan jalur ditutup. Bisa seminggu bahkan lebih,” kata Sadrah Devi.
Dengan ditutupnya jalur pendakian melalui Desa Sumber Brantas, para pendaki disarankan untuk mengubah jalur maupun menjadwal ulang pendakian. Mengingat Tahura Raden Soerjo tengah menyusun aturan ketat bagi mereka yang hendak mendaki.
“Terkait dengan SOP pendakian kami sudah jelas harusnya. Mana peralatan yang boleh dibawa dan tidak. Serta melarang pendaki seorang diri atau berjumlah 2 orang,” imbuh Sadrah Devi.
Selanjutnya SOP pendakian, petugas memeriksa langsung detail kesehatan, peralatan dan perlengkapan. Pendaki juga diwajibkan membawa atau melakukan pemeriksaan kesehatan.
Pihaknya pun mengimbau bagi pendaki khususnya yang belum berpengalaman dalam mendaki, lebih baik melakukan aktivitas pendakian tidak pada malam hari. Yang paling penting adalah kondisi pendaki harus dalam keadaan sehat.
Baca Juga : Viral Seorang Bocah Tertarik Ombak Pantai, Peristiwa Tak Sengaja Terekam Pasangan yang Tengah Bersantai
“Kami menyarankan naik pada waktu malam hari. Lalu bagi yang sakit, seharusnya jangan melanjutkan pendakian,” imbau Sadrah Devi.
Diberitakan, dari keterangan saksi mahasiswa UB meninggal karena kelelahan dan kedinginan. Petugas langsung melakukan evakuasi di Rumah Sakit Bhayangkara Hasta Brata.
Saat berada di rumah sakit, pihak keluarga enggan untuk dilakukan visum kepada almarhum. Pihak keluarga langsung membawa jenazah untuk dilakukan pemakaman.