JATIMTIMES - Baru-baru ini kasus perseteruan antara ANS Kosasih yang merupakan Direktur Utama PT Taspen dengan istrinya Rina Lauwy tengah menjadi sorotan. Apalagi setelah pengacara Rina Lauwy, Komaruddin Simanjuntak menjadi tersangka kasus pencemaran nama baik yang dilaporkan oleh ANS Kosasih.
Lantas viral kembali percakapan Rina Lauwy bersama Komaruddin dalam podcast Uya Kuya. Rina menyebut jika dirinya kerap merekam berbagai percakapan dengan sang suami.
Baca Juga : Ambyar! Putri Ariani Gemparkan Istana Nyanyi Lagu Rungkad di Hari Kemerdekaan RI Ke-78
Rina dan ANS Kosasih pernah viral dalam video aksi penggerebekan saat sang suami kedapatan bersama wanita lain pada Agustus 2021 lalu.
Rina juga mengaku ANS Kosasih sangat baik pada dia jika bersama banyak orang. Perlakuan itu, berbanding terbalik ketika mereka hanya berdua.
"Beliau ini kalau di depan orang banyak, perlakuannya kepada saya itu berbeda sekali, ibaratnya saya tuh kaya ratu. Tapi kalau saya berdua dengan dia, saya tuh diancam, dijelek-jelekkin," ujar Rina, dikutip dari kanal Youtube Uya Kuya TV dengan judul "Istri Direktur Utama Taspen, Bongkar Skandal Suaminya dengan Istri Orang", yang diunggah Senin (30/1/2023).
Sampai suatu waktu, Rina berfikir untuk merekam apa saja yang dia bicarakan bersama sang suami. Hal ini, untuk menjaga kepercayaan orang yang hanya tau perilaku suaminya secara umum.
"Di sana saya berfikir kayanya perlu saya rekam deh, akhirnya dari sana saya mulai merekam karena banyak ceritanya ga masuk akal," ungkap Rina.
Selain masalah wanita lain, Rina juga menyebut sang suami mengaku bergabung dengan satu kelompok tertentu yang memiliki andil menjadikannya Dirut Taspen.
"Dia mengaku, saya ada rekaman suaranya, dia bergabung dengan kelompok tertentu, katanya kelompok ini yang mengatur negara ini dan menempatkan orang-orang penting di manapun itu termasuk dia, mengangkat dia menjadi dirut," katanya.
Mendengar pengakuan istri Dirut Taspen, Uya tidak percaya bahwa negara dikendalikan oleh mafia. "Masa sih masih ada yang seperti itu di negara kita?" sanggah Uya Kuya sebagai pemandu dialog.
Sanggahan Uya Kuya itu, dijawab Komaruddin Simanjuntak bahwa semua ada bukti rekaman. Termasuk juga, rekaman pengaturan perceraian Rina dan suaminya yang disebutkan untuk mengamankan harta.
“Dalam tanda petik mafia,” tambah Kamaruddin Simanjuntak selaku penasihat hukum Rina Lauwy.
“Ada voice notenya. Karena ancaman itu sangat serius diam-diam ibu ini merekam," sambung Kamaruddin Simanjuntak.
Baca Juga : Tengah Rayakan Hari Kemerdekaan RI Ke-78, Banten Gempa, Getaran Terasa hingga di Jakarta
Dirut Taspen itu juga sempat mengatur rencana untuk pura-pura bercerai dari istrinya sebagai cara mengamankan hartanya.
"Di dalam rekaman itu saya juga mendengar dia mau mengatur perceraian dalam tanda petik dengan ibu ini, supaya ibu ini akan menerima satu koper dolar setiap minggu. Sehingga ketika nanti ditangkap oleh KPK dia misalnya ada terendus misalnya, harta ini tetap aman karena mereka sudah bercerai dalam tanda petik,” ungkap Kamaruddin.
Paling anyar, istri Direktur Utama PT Taspen, Antonius Nicholas Stephanus Kosasih, Rina Lauwy tersebut menangis saat berada di Bareskrim Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (14/8/2023).
Ia datang untuk mendampingi pengacara Kamaruddin Simanjuntak yang diperiksa sebagai tersangka pencemaran nama baik atas laporan Kosasih yang merupakan suaminya.
Adapun Kamaruddin menjadi kuasa hukum Rina perihal dugaan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan Kosasih.
Rina mengungkapkan bahwa Kamaruddin merupakan orang yang menolong dirinya saat mengalami KDRT. "Saya hidup dalam ketakutan selama bertahun-tahun, saya tidak bisa tidur, saya tiap hari sampai stres gitu," ujar dia.
"Sampai saya ketemu dengan abang ini, abang (Kamaruddin) ini yang menolong saya. Dia orang baik, kita semua harus membantu dia," lanjut dia.
Menurut Rina Kosasih selaku suaminya lah yang jahat. "Kalau sama saya, istri dan anak saja dia tega, bagaimana dengan yang lain? Terus kalau yang bela saya ini dikriminalisasi ke mana lagi perempuan seperti saya mencari pertolongan?," kata dia.
"Saya sudah pergi ke polisi di-SP3, saya minta bantuan hukum, beliau (Kamaruddin) jadi tersangka, bagaimana kalau ada KDRT perempuan, dibunuh, anak-anak ditelantarkan, kekerasan, kemana kita harus pergi?" sambung Rina.