JATIMTIMES - Terra Infinita adalah sebuah buku yang ditulis Claudio Naucelli. Terra Infinita membahas sebuah kisah seseorang bernama Helen Morris dan ayahnya, William Morris.
Dilansir dari akun Tiktok @MrwhataIfIndonsia, di buku ini diceritakan kedua orang itu berasal dari dunia yang berada di luar tempat Antartika. Tepatnya di sebuah daerah yang bernama Ancestral Land atau Tanah Leluhur.
Baca Juga : Lintas Ujian SIM Satlantas Polres Jember Tidak Lagi Mirip Arena Sirkus
Di dalam buku ini, diceritakan kedua orang ini bertemu dan dibantu oleh seorang Rasjayan. Rasjayan itu membacakan sebuah rahasia. Dia berkata bahwa di luar tembok Antartika terdapat 178 dunia lainnya.
Dikatakan 178 dunia ini adalah satu bagian dari bumi datar. Menurut mereka, bumi datar yang ditinggali pada saat ini ada di bawah sebuah kubah yang menurut mereka kubah itu melindungi Bumi.
Menurut mereka juga, ada dua kelompok yang sangat bermusuhan, yaitu bangsa Kastadian dan bangsa Anunnaki.
Bangsa Kastadian adalah bangsa yang senang menjajah. Mereka memiliki teknologi yang canggih dan dan sudah banyak menaklukkan dunia yang ada di Bumi.
Sementara bangsa Anunnaki juga tidak berbeda jauh dengan bangsa Kastadian. Mereka sangat suka berperang dan mereka memiliki teknologi canggih yang mereka gunakan untuk menjajah dunia lainnya.
Baca Juga : Tutorial Lengkap Cara Restorasi Foto dengan Remini Mod APK
Menurut Terra Infinita, di Bumi ini terdapat banyak sekali ras seperti bangsa alien, bangsa dewa, bangsa yang mirip seperti manusia.
Lalu kenapa bangsa yang kita tinggali atau dunia yang kita tinggali saat ini dikelilingi oleh tembok es yang ada di Antartika? Menurut Terra Infinita, tembok es yang ada di sekeliling dunia kita dibuat oleh bangsa Kasstadian.
Konon mereka adalah makhluk karnivora yang memakan rasa takut dan penderitaan. Akhirnya mereka membuat tembok es yang mengelilingi dunia yang kita tinggali. Mereka membuat sistem keuangan lalu mereka mengendalikan politik yang terjadi di dunia kita sehingga kita manusia yang tinggal di dalamnya hidup secara sengsara.