free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Internasional

Jambore Pramuka Dunia di Korsel Dilanda Cuaca Ekstrem, Ini Respons KBRI 

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Dede Nana

06 - Aug - 2023, 01:37

Placeholder
Tenda kontingen di Korea Selatan dibangun di atas genangan. (Foto: Twitter)

JATIMTIMES - Jambore Pramuka Dunia ke-25 telah berlangsung mulai 1 hingga 12 Agustus 2023, di SaeManGeum, Jeollabuk-do, Republik Korea. Menjadi tuan rumah yang kedua, acara yang rencananya akan dihadiri oleh 43 ribu peserta pramuka dari seluruh dunia itu dilanda cuaca ekstrem

Usai pembukaan, ratusan peserta dari berbagai negara dilaporkan pingsan hingga dilarikan ke rumah sakit. Termasuk dari Indonesia, setidaknya 1.579 anggota kontingen Pramuka Indonesia juga turut meramaikan Jambore Dunia ke-25 di SaeManGeum tersebut.

Baca Juga : Rawon Dinobatkan Sebagai Hidangan Sup Terenak di Dunia, Kalahkan Ramen

Menurut Wakil Kepala Perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Seoul, Korea Selatan Zelda Wulan Kartika kondisi di Korsel memang sedang mengalami cuaca ekstrem. 

"Saat ini sedang ada Jambore Pramuka Dunia di Saemangeum, Korsel, sekitar 3 jam dari Kota Seoul. Terdapat sekitar 1.500 peserta dari Kontingen Indonesia yang mengikuti jambore tersebut," jelas Zelda, dikutip Kompascom, Sabtu (5/8/2023). 

Menurut Zelda belum ada peserta dari Indonesia yang dilaporan pingsan karena kepanasan. "Alhamdulillah, sampai hari ini belum ada informasi mengenai adanya peserta Indonesia yang sakit atau pingsan akibat cuaca panas," kata dia. 

Meski begitu, Zelda menyebut sempat ada peserta dari kontingen Indonesia yang mengalami dehidrasi. Namun saat ini peserta sudah sehat dan kembali beraktivitas. 

"Sampai kemarin terdapat dua orang Pramuka Indonesia yang mengalami dehidrasi. Namun, setelah perawatan beberapa jam di medical center, sudah kembali ke tendanya masing-masing," jelas Zelda. 

Untuk mengawasi kondisi peserta, ada juga pihak Kwartir Nasional yang berada di lokasi. Oleh karenanya, pihak KBRI terus berkoordinasi dengan Kwartir Nasional. Menurut Zelda, lokasi jambore berada di Saemangeum, Korea Selatan yang terletak di pinggir laut. Sehingga, suhu udara di sana memang cenderung lebih panas. Meski ada permasalahan cuaca panas dan kebersihan fasilitas mandi cuci kaki, namun menutut pihak Kwartir Nasional persediaan air tercukupi. 

Sebelumnya, diberitakan pada Rabu (2/8/2023) sejumlah 800 peserta pramuka dilarikan ke rumah sakit karena cuaca panas ekstrem. Bahkan pada Rabu (2/8/2023) malam acara sempat dihentikan. 

Sebanyak 15 ambulans dikerahkan karena banyak peserta pingsan kepanasan dalam acara tersebut. Namun, petugas ambulans dan damkar tidak bisa masuk untuk menolong para korban yang terjebak di antara lautan manusia yang sedang menyaksikan performance.

Meski cuaca ektrem panas tengah terjadi, namun disebutkan jika panitia tidak memberikan kipas angin atau AC. Para pengunjung mengeluhkan bahwa acara di bawah terik suhu hingga 35 derajat celcius ini tidak memiliki fasilitas yang memadai.

Puluhan anggota parmuka ditempatkan pada tenda yang sama, kamar mandi juga sulit untuk dijangkau. Selain itu, tenda-tenda didirikan di atas genangan banjir (minggu lalu Korea Selatan banjir). Sehingga tenda menjadi tempat Sauna.

Baca Juga : Ngeri, Rentetan Penusukan Massal Terjadi di Korea Selatan, Puluhan Korban Alami Luka Parah

Udara lembap dari air yang tergenang kemudian cuaca sangat terik, sehingga banyak dari peserta pramuka yang memilih menginap di hotel-hotel Seoul karena kondisi tidam layak. 

Tidak hanya soal kondisi yang tidak layak, banyak peserta yang juga komplain bahwa makanan yang disediakan panitia tidak layak. Ada beberapa testimoni seperti telor rebusnya sudah busuk. Dan perlengkapan masak yang diberikan untuk memasak bahan mentah juga sangat minim.

Banyak yang protes karena acara ini menelan biaya 100 Milliar Won (1.1 Trilliun Rupiah) dan persiapannya sudah dari 6 tahun yang lalu. Yang mengkhawatirkan juga kondisi keluhan ini datang dari setengah dari peserta Jambore yang datang atau masih 20 ribu orang. Padahal rencananya ada 43 ribu orang. 

Padahal jambore pramuka di dunia yang tuan rumahnnya di Korsel ini, digadang-gadang sebagai Jambore terbesar di Asia. Yakni dengan 43 ribu peserta, 8.84km area untuk Jambore, dan 25 ribu tenda untuk peserta.

Acara ini dibuka sejak Selasa (1/8/2023) dan dihadiri oleh Presiden Korea Yoon Seokyeol serta ibu negara. Sejak dibuka, 250 personil (199 pemadam kebakara, 40 polisi, 10 lainnya) dikerahkan oleh pemerintah wilayah Jeonbuk. Acara performance Rabu (2/8/2023), bagian kedua yang seharusnya diadakan setelah acara pembukaan ditunda, karena kondisi yang tidak memungkinkan.

Bahkan ada anggota pramuka dari Inggris dan Australia bertengkar karenq berebutan lokasi mendirikan tenda. Disebutkan jika alokasi tenda yang diberikan oleh pihak panitia ternyata berlumpur bekas banjir, sehingga mereka bertengkar sampe adu jotos untuk berebut tenda di tempat kering.

Banyak pihak mempertanyakan kenapa acara yang diadakan 10 hari lamanya ini tidak berganti lokasi. Terutama karena cuaca panas sekitar 35 derajat, tidak adanya pepohonan atau natural shade, belum lagi kontur tanah lapang yang sangat mudah tergenang banjir saat hujan deras.


Topik

Internasional jambore pramuka dunia cuaca ekstrem cuaca ekstrem di orsel kbri di korsel



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Binti Nikmatur

Editor

Dede Nana