JATIMTIMES - Belum lama ini, selebgram Lucinta Luna hadir bersama tunangannya Arten Boltian alias Alan dalam sebuah acara stasiun televisi swasta. Di mana dalam acara itu, Lucinta hadir untuk membagikan cerita pertemuannya dengan sang kekasih.
Lantas banyak warganet yang mempertanyakan keberadaan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) atas penayangan selebgram transgender Lucinta Luna tersebut. Sebab KPI seolah memberikan peluang pada LGBT untuk tampil dan mengkampanyekan perilaku LGBT-nya.
Baca Juga : Kisah Utsman bin Affan, Sahabat yang Menjadi Saldo Abadi Nabi Muhammad SAW
Salah satu warganet yang meluapkan aksi kemarahan pada KPI adalah akun TikTok @kangdidingoreng. Dalam video yang diunggah, tampak akun tersebut membagikan penggalan video saat Lucinta Luna diundang ke program televisi bersama kekasihnya.
Lantas pemilik akun @kangdidingoreng mempertanyakan di mana KPI saat Lucinta Luna diundang dalam acara tersebut. Ia juga membandingkan dengan orang yang merokok saja disensor, namun pelaku transgender malah ditampilkan di televisi.
"KPI kemana? Apa fungsi kalian sebagai pengawas penyiaran indonesia. Orang yang merokok saja disensor. Belahan dada rendah disensor. Ada darah disensor. Bahkan kartun pun yang menonjolkan bentuk tubuh kalian sensor. Tapi acara seperti ini yang jelas merusak moral bangsa malah kalian biarkan ditonton oleh jutaan warga negera ini?," jelas Kang Didin.
Ia juga mengaku tak habis pikir dengan apa dasar dan tujuan KPI untuk memberikan pengawasan penyiaran pada program pertelevisian. Sebab acara yang dinilainya merusak generasi bangsa begini saja KPI hanya diam dan tidak memberikan tindakan apapun.
"Jelas-jelas LGBT itu dilarang di Indonesia. Jangankan dipublikasikan, ditampilkan di depan umum, orang pelakunya saja dilarang. Tapi ini seorang transgender malah mengumumkan pertunangan, memiliki pasangan, disiarkan di televisi. Disaksikan oleh berapa juta pasang mata Indonesia. Tapi kalian (KPI) diam. Tidak ada tindakan. Maksudnya apa?," tanya Kang Didin.
Dia pun lantas meminta agar KPI menindak segala bentuk program televisi yang seolah mengkampanyekan LGBT.
"Bapak Ibu KPI tolong tindak acara-acara seperti ini yang berpotensi merusak moral dan generasi bangsa Indonesia," pungkas Kang Didin.
Sontak unggahan video Kang Didin pun mendapat dukungan dari warganet. Banyak warganet yang sependapat dengan konten Kang Didin.
"Terima kasih bang, uda mewakili," @Desin*****.
Baca Juga : Viral, Foodgram di Jogja Sebut Konsumen Kopi Klotok Kerap Kabur hingga Tak Bayar Tagihan Makan
"Emang ada KPI bang, emang masih berfungsi KPI. Makasih bang mewakili," @Michael******.
"Setuju sekali pak," @ine******.
Hingga berita ini diturunkan KPI belum memberikan konfirmasi soal kehadiran Lucinta Luna dan pasangannya pada program "Pagi Pagi Ambyar" Trans TV pada 20 Juli 2023 lalu.
Sebelumnya pada Februari 2020 lalu, saat Lucinta Luna mulai disorot oleh industri hiburan, KPI sudan meminta agar menyudahi expose kasus Lucinta Luna. Di mana kala itu, jenis kelamin Lucinta Luna diperdebatkan oleh publik sehingga ia kerap diundang di televisi dan lainnya.
KPI kala itu meminta agar menghentikan dramatisasi melalui pemberitaan yang berlebihan pada program siaran mereka, agar tidak mengaburkan substansi yang dapat menimbulkan persepsi yang keliru.
Tak hanya itu, KPI pada saat itu juga meminta agar jangan sampai muncul pemahaman bahwa perbuatan yang melanggar norma sosial dan hukum, dapat dikelola sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah sensasi guna mengerek popularitas seseorang.