JATIMTIMES - Daniel Mananta belum lama ini mendapat kesempatan berbincang dengan ayah Najwa Shihab, Quraish Shihab mengenai Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) yang marak terjadi di berbagai belahan dunia.
Obrolan itu direkam dan diunggah Daniel ke dalam akun Youtube miliknya. Quraish Shihab dalam penjelasannya menyebut bahwa masalah soal seks dan LGBT yang saat ini ramai dibahas banyak orang harus ada pembatasan. Ia menilai jika isu LGBT jangan dibicarakan kepada anak-anak yang belum mengerti.
Baca Juga : Kucurkan Beasiswa, Bupati Sanusi Minta Tim Disdik Klasifikasi Murid Mampu dan Tidak Mampu
"Jangan praktikkan yang bertentangan dengan budaya dan agama dan naluri manusia yang sehat," ujar Quraish Shihab dilansir dari YouTube Daniel Mananta, dikutip Jumat, (28/7/2023).
Dijelaskan oleh Quraish Shihab, saat ini permasalahan LGBT memang harus dijadikan edukasi di masyarakat agar tidak muncul penyimpangan. Sampai saat ini, kata Quraish Shihab, di tingkatan ilmuwan juga masih tidak satu suara soal isu LGBT ini.
"Hasil keputusan bahwa itu adalah normal masih ada perselisihan, ada kekuatan yang lebih besar. Ya, itu yang menang, itu lebih didengar, padahal tidak," ucapnya.
Terkait masalah ini, Daniel kemudian mengungkap pemikirannya. Daniel setuju jika memang ada pembatasan perihal LGBT ini di publik. Daniel kemudian menganalogikan soal api yang jika tidak dibatasi akan membakar semua hal dari rumah hingga hutan.
"Saya setuju dengan pembatasan tersebut sih, karena api kalau ngga dibatasi akan membakar rumah, hutan, dan menghancurkan semuanya. Air kalau tidak dibatasi akan membuat banjir, tsunami, dan lain-lain," ucap Daniel.
"Api kalau diberikan batas juga akan memberikan kehidupan, seks kalau ngga dibatasi pasti akan menghancurkan, tapi kalau dibataskan, ya itu namanya pernikahan," sambung Daniel Mananta.
Pada kesempatan itu juga, Daniel mengungkap jika Indonesia sendiri mulai terbuka dengan LGBT. Ia lantas mengungkap pengalaman pribadinya berkunjung ke sebuah sekolah yang sudah memfasilitasi LGBT.
"Ini anak saya nih umur 10 tahun dia lagi mau masuk sekolah gitu. Nah kemarin kita bawa ke sebuah sekolah di Indonesia. Mungkin karena ini sekolahnya sekolah yang udah levelnya internasional jadi mereka sangat terbuka sama yang namanya work agenda work," kata Daniel.
"Agenda ini adalah sebuah pergerakan atau agenda-agenda untuk menormalisasikan seperti adalah apa yang sedang lu rasakan gitu kalau misalnya lu merasa sebagai seorang perempuan ya berarti identitas lo adalah seorang perempuan. Di Amerika agenda ini sangat populer," kata Daniel.
Baca Juga : Launching Kampung Moderasi Beragama, Kemenag Banyuwangi Serahkan Sertifikat Halal Milik Warga Hindu
Saat hendak ke toilet, betapa terkejutnya Daniel mengetahui sekolah tersebut memiliki toilet untuk netral. "Saya datang ke resepsionisnya di situ udah ada WC untuk laki boys, perempuan girls, sama gender netral atau apa ya untuk bilangnya di situ gender netral gitu kan," ungkap Daniel.
"Saya cukup kaget gitu. Saya tanya sama gurunya, kalian kok apa ya terbuka ya soal ini ya. Gurunya bilang oh iya karena kita sangat menghormati banget sama murid-murid. Kita seharusnya membebaskan mereka dengan pilihan mereka. Kita tidak pernah akan bilang apakah pilihan mereka itu benar atau salah, tapi kita akan selalu membebaskan supaya mereka bisa explore feeling mereka lebih jauh lagi. Apapun yang kita bicarakan dengan konseler tidak akan pernah kita bicarakan dengan orang tua murid," sambungnya.
Potongan video cerita pengalaman Daniel itu pun viral dan banyak diunggah di media sosail lainnya seperti Tiktok melalui akun @exyezetchannel. Sontak potongan video itu memantik komentar warganet yang meminta pemerintah bisa bertindak lebih tegas mengenai LGBT di Indonesia.
"Semoga viral dan pemerintah segera bertindak," tulis @riniasriyani0.
"Gimana ini , tolong donk pemerintah harus peduli," tulis @Ittaqi7.
"Astagfirullah Hal adzim...mudahan pemerintah lebih tegas lg..," tulis @Erni Setia.