free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Hiburan, Seni dan Budaya

Peringati Hari Puisi, Pegiat Sastra di Malang Gelar Pementasan Jalanan di Monumen Chairil Anwar 

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Yunan Helmy

27 - Jul - 2023, 03:09

Placeholder
Musikalisasi puisi dari pegiat sastra di Malang. (Foto: istimewa)

JATIMTIMES - Setiap tanggal 26 Juli diperingati sebagai Hari Puisi Indonesia (HPI). Peringatan Hari Puisi Indonesia itu diambil berdasarkan hari lahir tokoh puisi Indonesia, yakni Chairil Anwar yang lahir pada 26 Juli 1922 silam. 

Memperingati momen itu, pegiat sastra di Malang menggelar aksi pementasan jalan bertajuk "Nyala Api Sang Bohemian: Dedikasi Liar untuk Chairil Anwar" di Museum Chairil Anwar, Kayutangan, pada Rabu, (26/7/2023). 

Baca Juga : Tips Nyaman Berwisata ke Jakarta Bersama Keluarga Ala SalsaWisata

Penyelenggara acara, Hari Pendek dari Komunitas Sabtu Membaca, menjelaskan  tema yang diambil sesuai dengan harapan para pegiat sastra di Malang. Harapannya, perjuangan yang pernah dilakukan oleh si Bohemian (Chairili Anwar) itu menyala kembali di Indonesia saat ini.

"Soalnya di sini kan akhir-akhir ini (banyak peristiwa) mulai Kanjuruhan, peristiwa Pakel, Papua itu kan masih banyak itu. Jadi  harapan kita nyala-nyala apa yang disuarakan mampu didengar dan dinikmati oleh mereka yang datang ke sini," jelas Hari. 

Pada aksi pementasan jalanan kali ini, ada sejumlah 25 pegiat sastra yang tampil dengan beragam pertunjukan. Yakni diawali dengan renungan dan kirim doa, cerita sejarah singkat, membaca puisi, perform art, musikalisasi hingga terdapat lapak baca gratis. 

 

Pembacaan puisi oleh pegiat sastra di Malang. (Foto: istimew)

Pembacaan puisi oleh pegiat sastra di Malang. (Foto: istimewa)

"Sebenarnya yang baca puisi banyak, karena kita keterbatasan waktu. Ini menurut list kemarin itu 25. Mungkin tahun depan bisa kita perpanjang waktunya," terang dia. 

Menurut Hari, pemilihan lokasi dipilih di Museum Chairil Anwar, karena ingin mengedukasi masyarakat bahwa di Malang ini, ada Museum Chairil Anwar, tepatnya di Kayutangan Heritage. 

"Nah sekaligus kita memperkenalkan tentang patung Chairil Anwar sekaligus perjuangan seperti apa yang dilakukan. Makanya tadi juga kita perkenalkan karya Chairil Anwar di sini ngapain," jelas dia. 

Sementara itu, peneliti dan sejarawan FX Domini B.B Hera atau Sisco berbagi tentang sejarah Chairil Anwar di Malang ini. Menurut Sisco, tahun 1948 tempat dimana Chairul Anwar patungnya dibuat, itu jadi pusat dekorasi untuk 50 tahun bertahtanya Ratu Wilhelmina. 

"Buat saya pribadi ini (tempat dipilih) karena keterkaitan ini ya, kontestasi geolokasi juga," kata dia. 

Dijelaskan Sisco, kala itu, Malang tengah dikuasai Belanda. Sejak tanggal 31 Juli 1947 di tempat lokasi patung Chairil Anwar itu ada dekorasi ratu Belanda, fotonya Ratu Yuliana. 

Baca Juga : Bupati Sanusi: Renovasi Stadion Kanjuruhan Didukung Banyak Pihak

"Jadi waktu itu ibu-anak, ibu nya turun tahta, anaknya naik tahta. 50 tahun Wilhelmina selesai berkuasa dan naik tahtanya Ratu Yuliana. Dan banyak hiasan lainnya, bukan hanya di lokasi situ tapi juga di perempatan BCA. Dulunya hotel itu sekarang jadi Bank BCA, jadi ada dekorasi-dekorasi Belanda," jelas dia. 

"Nah, siapa sangka 7 tahun kemudian, di tempat dulu ratu Belanda dimuliakan digantikan oleh Bohemian yang bernama Chairil Anwar," tandas Sisco. 

Lebih lanjut, Sisco menjelaskan jika salah satu inisiator patung Chairil Anwar, yakni Hudan Dardiri kala itu menceritakan bahwa seniman diminta untuk melakukan propaganda psywar atau biasa disebut perang urat syaraf. 

"Dan kita bisa menemukan fakta, di Malang ini banyak sekali (tulisan psywar) di tembok-tembok ditulisi kalimat-kalimat propagandis perjuangan. Yang paling terkenal itu yang di Bank Mandiri (dekat Alun-Alun Kota Malang) sekarang, terus di Balai Kota Malang itu, waktu dibakar bumi hangus, itu juga ada kalimat-kalimat propagandis. Tapi sejak konferensi itu BP-KINP, banyak kalimat-kalimat propagandis yang dibuat di Malang," jelas dia. 

"Perlu penelitian lebih lanjut memang adakah hubungan antara kunjungan Chairil (ke Malang) dengan para seniman Malang dan intelejen waktu itu. Karena itu bagian dari propagandis Perang urat syaraf," imbuh Sisco. 

Kalau dibaca di bukunya "Indonesia dalam api dan Bara" terbitan tahun 2004 itu nanti akan banyak ditemukan foto-foto berupa kalimat-kalimat propagandis. 

"Dan fakta berikutnya adalah kenapa yang diabadikan bukan 2 sajaknya Chairil Anwar di Malang, tapi yang diabadikan adalah sajak "Aku" yang disitu. Menurut keterangan rilis tanggal 28 April 1955 waktu peresmian monumen ini, sajak "aku" itu cukup membakar semangat para pejuang Republik waktu melawan Belanda," jelas dia. 

"Di Malang bukan hanya saja aku yang diabadikan di relief, di Taman Makam Pahlawan juga ada sajaknya Chairil tapi karawang-bekasi," pungkas Sisco. 


Topik

Hiburan, Seni dan Budaya Hari Puisi Monumen Chairil Anwar



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Binti Nikmatur

Editor

Yunan Helmy