JATIMTIMES - Panasnya siang hari dan dinginnya pada malam hari di Kabupaten Tulungagung, berakibat buruk pada usaha pembenihan ikan gurami. Cuaca tak menentu atau disebut ekstrem ini pun banyak dikeluhkan olah pembudidaya gurami.
Hasyim (28) Pembudidaya pembenihan di Kecamatan Ngunut ini mengatakan, cuaca yang terjadi membuat telur gurami banyak yang gagal menetas. "Tingkat keberhasilan antara 60-70 persen, selebihnya bonor atau tidak menetas atau mati saat masih kurang umur," kata Hasyim, Senin (24/7/2023).
Baca Juga : Viral Wali Murid Keluhkan Harga Seragam SMA di Tulungagung yang Mahal, Wagub Emil Tindak Tegas
Cuaca dingin di malam hari, membuat nafsu makan ikan berkurang. Sementara, panas di siang hari yang tergolong tinggi membuat bibit ikan banyak yang mati.
"Belum serangan jamur dan cacar," ujarnya.
Ia telah mensterilkan kolam dengan berbagai cara, mulai dari pengurasan hingga pemberian formalin sebelum dipijah. "Cuaca yang begini sudah sangat dihafal oleh pelaku atau istilahnya usaha pembibitan," jelasnya.
Bahkan, dari bibit ke pembesaran juga turut berdampak. Menurutnya, tingkat kematian juga meningkat jika pembudidaya tidak cermat pemberian makan pelet serta kurang memperhatikan kebersihan air kolam. "Kalau begini terus, biasanya diikuti dengan kenaikan harga siap konsumsi. Apalagi menjelang bulan Agustus yang sebentar lagi datang," pungkasnya.