JATIMTIMES - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Situbondo bekerja sama dengan Pusat Rehabilitasi Yayasan Kristen untuk Kesehatan Umum (YAKKUM), tentang program penguatan kualitas hidup bagi penyandang disabilitas dan kelompok rentan. Kerjasama tersebut ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU).
Bupati Situbondo, Karna Suswandi melalui Kepala Dinas Sosial, Timbul Surjanto mengatakan, tujuan dari kerjasama ini untuk mendorong Situbondo menjadi Kabupaten Inklusi. Sebab, Kota Santri Pancasila telah mempunyai Perbup Nomor 3 Tahun 2018 Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Disabilitas.
Baca Juga : Pria di Situbondo Jambret Tas Mahasiswi, Alasannya Bikin Ngilu
Timbul melanjutkan, ada lima program yang menjadi objek kesepakatan antara Pemkab Situbondo dengan YAKKUM. Pertama peningkatan kualitas hidup bagi penyandang disabilitas dan kelompok rentan lainnya melalui Pusat Layanan Terpadu yang akan dikelola oleh organisasi penyandang disabilitas di Kabupaten Situbondo. Kedua pemberian beasiswa bagi masyarakat untuk mengikuti pendidikan kinesioterapi dan pendidikan prosthetic orthotic di Poltekkes Solo.
Ketiga pemberian dukungan bagi masyarakat yang telah lulus dari pendidikan kinesioterapi, pendidikan prosthetic dan orthotic. Keempat pemberian dukungan bagi penyandang disabilitas untuk pemenuhan alat bantu dan reparasi alat bantu, dan kelima peningkatan kualitas kesehatan bagi penyandang disabilitas dan kekompak rentan.
"Pemberian beasiswa diberikan kepada satu warga Situbondo untuk mengikuti pendidikan kinesioterapi dan pendidikan prosthetic orthotic di Poltekkes Solo. Itu semua ditanggung YAKKUM, mulai dari UKT, biaya hidup dan lain sebagainya. Kemudian yang pelatihan kinesioterapi untuk 20 warga Situbondo," ujarnya, Sabtu (22/7/2023).
Lebih lanjut, Mantan Kabag Perekonomian, Pembangunan dan SDA pada Sekretariat Pemkab Situbondo ini menyampaikan, setelah penandatanganan MoU, nantinya akan ditindaklanjuti dengan Perjanjian Kerja Sama (PKS).
"Rencananya perwakilan Pemkab Situbondo akan berkunjung ke Kantor YAKKUM pada tanggal 26 Juli terkait tindak lanjut MoU ini. Untuk PKS nya ini, yang beasiswa kuliah itu bisa dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Situbondo. Kemudian yang rehabilitasi sosial atau peningkatan kualitas bagi penyandang disabilitas itu bisa dengan kami (Dinsos Situbondo -red)," bebernya.
Sementara itu, Staf Advokasi Program Peningkatan Kualitas Kesehatan Bagi Kelompok Marjinal YAKKUM, Ranie Ayu Hapsari mengungkapkan, program penguatan kualitas hidup bagi penyandang disabilitas dan kelompok rentan ini berlangsung di 10 Provinsi. "Salah satunya Provinsi Jawa Timur dan kami memilih Kabupaten Situbondo sebagai pihak yang bermitra dengan kami," ucapnya melalui sambungan telepon.
Menurutnya, Kabupaten Situbondo dipilih lantaran sudah bermitra dengan Pusat Rehabilitasi YAKKUM sejak tahun 2017 hingga 2020 melalui Yayasan Pelopor Peduli Disabilitas Situbondo (PPDiS). "Pada waktu itu teman-teman PPDiS cukup baik ya mengawal Situbondo menjadi Kabupaten Inklusi. Kemudian pihak Pemkab Situbondo juga sangat kooperatif dengan melakukan banyak perubahan di layanan publik. Sehingga kami memilih Situbondo untuk program ini," tegasnya.
Untuk program beasiswa kuliah di pendidikan kinesioterapi dan pendidikan prosthetic orthotic di Poltekkes Solo, lanjut Ranie, penerima beasiswa nantinya harus mempunyai komitmen tinggi untuk membangun Kabupaten Situbondo, khususnya dalam hal pemenuhan alat bantu dan reparasi alat bantu bagi penyandang disabilitas.
Baca Juga : Berikut Profil Bupati Mian, yang Ditarik Paspampers Saat Temani Jokowi Kunjungan di Bengkulu
"Selama ini kan yang bikin alat bantu itu Yogyakarta, Solo, Jakarta, dan Bali. Nah harapannya Situbondo nanti ini bisa menjadi pusat pembuatan alat bantu bagi penyandang disabilitas di wilayah Tapal Kuda. Untuk syaratnya, yang terpenting dia punya komitmen untuk sekolah selama empat tahun dan komitmen untuk kembali ke daerahnya. Terkait dengan nilai tetap kami seleksi ya, karena kami tidak ingin sekolahnya ini tidak sia-sia. Kalau nanti calon mahasiswanya ini disabilitas dengan amputasi kaki akan kami prioritaskan," terang Ranie.
Mengingat di perkuliahan di Poltekkes Solo sudah mulai, maka kata Ranie, pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemkab Situbondo. "Bila ada mahasiswa dari Situbondo yang sudah kuliah di Poltekkes Solo itu yang akan kami seleksi dan akan kami berikan beasiswa. Kami juga berkomunikasi dengan Poltekkes Solo apakah ada mahasiswa yang saat ini sudah masuk di semester 3 yang itu dari Situbondo. Jadi tidak harus menunggu tahun depan," tambahnya.
Untuk pelatihan kinesioterapi, kata Ranie, nantinya ada 20 masyarakat Situbondo yang akan mendapatkan pelatihan tersebut. Untuk pendaratannya sekitar bulan Agustus atau September 2023.
"Nah ini siapapun bisa mendaftar. Untuk pelatihannya itu selama enam bulan. Tiga bulan teori dan tiga bulannya praktik. Itu dibiayai full sama YAKKUM. Harapannya nanti ada layanan terapi otot dan sendi di Kabupaten Situbondo," pungkasnya.
Di sisi lain, Ketua PPDiS, Luluk Ariyantiny mengapresiasi, MoU antara Pemkab Situbondo dengan Pusat Rehabilitasi YAKKUM.
"Ini sangat baik ya kalau menurut kami, karena YAKKUM kan juga salah satu jaringan teman-teman difabel. Dengan kerjasama ini, kita berharap semakin banyak teman-teman difabel, orang tua difabel yang bisa menerapi anak-anaknya. Bahkan nanti kalau sudah diberi pelatihan, mereka bisa menambah perekonomiannya dengan memberikan kinesioterapi kepada masyarakat yang membutuhkan," tuturnya