JATIMTIMES - Membuka kesempatan yang sama bagi anak istimewa untuk bersekolah di sekolah reguler merupakan bentuk dukungan bagi tumbuh kembang anak istimewa. Hal itulah yang diungkapkan Wali Kota Malang Sutiaji terkait metode Belajar Menarik Bersama Siswa Istimewa (Jarik Ma’Siti) besutan SMP Negeri 10 Kota Malang.
Sebagai informasi, Jarik Ma’Siti sendiri merupakan inovasi metode pembelajaran adaptif bagi siswa istimewa di sekolah reguler/non-inklusi seperti SMPN 10 Kota Malang. Dan Jarik Ma’Siti kini telah membantu 570 siswa dalam kurun waktu lima tahun terakhir dan telah direplikasi di 29 SMP di Kota Malang
Baca Juga : Garank Unikama Gelar Event Edukasi Bahaya Narkoba, WR 1: Mileneal Garda Terdepan Perangi Narkoba
Pengembangan inovasi Jarik Ma' Siti sukses menjawab tantangan adanya ketimpangan rasio guru pendamping khusus dengan siswa istimewa yang masuk di sekolah reguler.
Dengan demikian, Sutiaji menilai anak istimewa memiliki interaksi sosial dengan siswa reguler. Harapannya dapat memotivasi anak istimewa untuk semakin cakap dan eksis di lingkungan yang sama.
”Ketika anak istimewa di sekolah khusus (sekolah luar biasa, red), maka secara psikologis anak dan orang tua akan terpengaruh karena mereka merasa di sekolah yang berbeda dan proses pembelajaran kurang menyenangkan. Alhamdulillah Jarik Ma'Siti ini menjadi solusi. Tujuannya mengoptimalkan kemampuan anak istimewa sehingga mampu menampilkan eksistensinya sebagai individu yang cakap dan mandiri," terang Sutiaji.
Wali kota juga menjelaskan bahwa ini menjadi sejalan dengan visi misi Kota Malang dalam meningkatkan akses dan kualitas pendidikan. Juga termasuk misi mewujudkan kota yang rukun dan toleran berasaskan keberagaman dan keberpihakan terhadap masyarakat rentan.
Apresiasi pun disampaikan oleh jajaran Tim Panel Independen Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2023 kepada Kota Malang. Namun, hal itu pun tidak lantas membuat Kota Malang berpuas diri. Menurut Sutiaji, segala jerih payah yang dilakukan yakni untuk memberikan pendidikan setara.
Jarik Ma’Siti sendiri telah terpilih sebagai Top 99 dari total 2.135 inovasi di seluruh Indonesia tahun ini. Guna menuju Top 45 Inovasi Pelayanan Publik 2023, Jarik Ma'Siti harus melalui tahapan presentasi dan wawancara.
Tampak mendampingi Sutiaji, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Malang, Erik Setyo Santoso beserta jajaran kepala perangkat daerah. Tidak hanya itu. Paket lengkap ikut ia sertakan dalam pemaparannya.
Baca Juga : Internasionalisasi Kampus, UIN Maliki Malang Berangkatkan Mahasiswa KKN ke Luar Negeri
Tidak hanya menyampaikan materi, Sutiaji juga menghadirkan Dra Kusiyah (guru inovator), guru pengajar, dua siswa yang berhasil berkat metode Jarik Ma'Siti, dan orang tua siswa.
Diskusi berjalan dengan begitu cair saat ia mempersilakan tim panel berinteraksi dengan Rafa, salah satu siswa yang dinilai berhasil dalam penerapan metode pembelajaran ini.
"Alhamdulillah dari hasil IQ kemarin ada beberapa aspek yang kurang mendukung. Tapi semenjak ada bimbingan dari Jarik Ma'Siti di sekolah kami, akhirnya aspek-aspek tersebut lama-lama meningkat dan berhasil terpenuhi. Seperti aspek pemahaman pada matematika, aspek kurang percaya diri saat tampil di depan kelas. Nilai saat kelas VII baru masuk itu 80 atau bisa kurang dari 70, setelah bimbingan Jarik Ma'Siti, bisa lebih dari 90" terang Rafa secara mantap saat berdialog dengan panelis.
Jawaban itu pun disusul dengan sambutan baik dari para panelis, yang disertai riuh tepuk tangan. Seperti yang disampaikan oleh salah satu panelis Ir Neneng Meity Goenadi MBA, capaian itu sudah cukup lama diimpikan untuk ada di Indonesia secara meluas.
"Pak Wali Kota saya ingin mengucapkan selamat dan terharu banget. Karena saya itu mengimpikan ini terjadi di Indonesia. Karena selama ini hanya terjadi di sekolah swasta dan tidak banyak. Jadi, ini keren banget," ujar Neneng.