JATIMTIMES - Penasehat Paguyuban Supporter Laros Jenggirat (PSLJ) Banyuwangi, Ahmad Mustain, turut berkomentar tentang polemik masalah Jakarta International Stadium (JIS)
Menurutnya, dalam polemik tersebut telah memasukan politik yang berpotensi merusak olahraga sepak bola. Sebab yang menentukan bangunan stadion internasional layak atau tidak itu Federation Internationale de Football Association (FIFA).
Baca Juga : Kembali Viral Saat 6 Kapolsek Gagal Praktik SIM C Ujian Zig-zag, Netizen : Dia yang Bikin, Dia yang Gak Bisa
”Jadi yang menentukan stadion layak atau tidak itu tim FIFA. Kalau ada pihak lain yang tidak berkompeten berani menentukan stadion layak atau tidak berarti intervensi. Kalau pemerintah menyatakan JIS tidak layak, kenapa baru sekarang? aneh, lucu, tidak cerdas, koyo lare cilik,” tegas pria yang akrab disapa Tain Laros di rumahnya pada Jumat (07/07/2023).
Tain menuturkan sebodoh-bodohnya manusia itu adalah mereka yang selalu mencari kesalahan orang. Sudah jelas manusia itu tempatnya salah kok masih dicari dan salah itu salah satu sifat dasar manusia.
Menurut dia program pembangunan stadion JIS merupakan jawaban gubernur atas permintaan komunitas bola di Jakarta utamanya Jakmania yang menginginkan ibu kota memiliki stadion bertaraf internasional dan hal tersebut dijawab oleh Gubernur Anies Baswedan.
Mantan pemain Persewangi Banyuwangi itu menambahkan proses pembangunan JIS, melalui proses yang panjang, dengan ada studi kelayakan dan penuh perjuangan serta melibatkan konsultan dan tenaga ahli yang biasa mengerjakan stadion di negara Eropa.
Dia meyakini Gubernur Anies sebagai akademisi bukan sosok orang yang bodoh untuk melaksanakan pembangunan. Kalau memang itu menjadi persoalan seharusnya sejak awal dipermasalahkan bukan saat ini.
“Kami orang desa dari Banyuwangi malu melihat ada pejabat pemerintah pusat yang tiba-tiba menjadi ahli rumput. Dan ini merupakan tindakan kurang cerdas, tolong selesaikan olahraga dengan bahasa olahraga bukan dengan bahasa politik karena hal tersebut potensi memancing terjadinya kegaduhan dalam suasana yang mulai kondusif,” imbuh Tain.
Dia menegaskan mustahil pembangunan JIS ditangani oleh konsultan dan pelaksana yang tidak terbiasa mengerjakan stadion di luar negeri yang standar FIFA. Sehingga sebagai masyarakat awam dari desa Banyuwangi menilai JIS adalah sudah standar FIFA. Lembaga yang berhak menentukan layak atau tidak sesuai dengan standar FIFA.
Tain Laros mengungkapkan dengan adanya fenomena pejabat yang tiba-tiba menjadi ahli dalam bidang perumputan dan sebagainya.
"Kami berharap agar para pejabat di pusat mampu memberikan contoh dan teladan yang baik dalam membangun olahraga jangan demi kepentingan dan ambisi politik menghalalkan segala cara. Bahkan bertindak kurang cerdas dengan melakukan tindakan yang di luar kewenangan dengan memvonis Stadion JIS sebenarnya bisa menjadi kebanggaan nasional seolah menjadi bangunan yang salah.
Apabila memang salah, lanjut dia dimana peran DPRD DKI dalam melakukan kontrol dan pengawasan terhadap bangunan yang nilainya milyaran.
“Anies Baswedan sebagai gubernur tidak salah dalam menjalankan program pembangunan. Kalau benar salah seharusnya yang layak dituntut adalah konsultan dan pelaksana pembangunan serta pimpinan dan anggota DPRD DKI Jakarta yang tidak mampu menjalankan tugas pokok dan fungsinya dengan baik dan benar,” pungkas Tain Laros.