JATIMTIMES - Belakangan ini, kualitas udara yang buruk tengah ramai diperbincangkan oleh publik. Sebab Jakarta masuk kategori yang cukup mengkhawatirkan, terutama bagi kelompok sensitif.
Menurut rilis resmi Air Quality Index (AQI) yang dikeluarkan pada Kamis (15/6/2023), kualitas udara Jakarta, Indonesia masuk kategori 'tidak sehat' dan terkotor tiga besar di dunia.
Baca Juga : Bak Jakarta, Inilah 5 Kecamatan Teramai di Kota Surabaya Jawa Timur
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pun membenarkan hal tersebut. Berdasarkan data pemantauan BMKG, konsentrasi PM2.5 di Jakarta berdasarkan rata-rata 2 minggu ini menunjukkan nilai maksimum pada pagi hari pukul 07.00 WIB.
Terkait dengan buruknya kualitas udara, BMKG mengimbau agar masyarakat selalu memperhatikan informasi kualitas udara. Terutama dari BMKG dan KLHK selaku lembaga pemerintah yang berwenang memberikan informasi resmi mengenai kualitas udara.
Melansir data yang disampaikan Instagram @goodstats.id, mulai dari 11 Mei 2023 hingga 9 Juni 2023 kualitas udara di Jakarta semakin memburuk.
Dari kualitas udara 'sedang' dengan angka 76 pada 11 Mei kemudian meningkat menjadi angka 159 yang artinya 'tidak sehat' pada 22 Mei. Kemudian data pada 2 Juni hingga 9 Juni menunjukkan angka 147 yang artinya 'tidak sehat bagi kelompok sensitif'.
Diketahui rentang angka 50 sampai 100 adalah kualitas udara 'sedang'. Kemudian di rentang 100-150 adalah kualitas udara 'tidak sehat bagi kelompok sensitif'. Dan untuk angka 150-200 adalah kualitas udara 'tidak sehat'.
Baca Juga : Separuh Puskesmas di Kabupaten Malang Kekurangan Dokter
Lebih lanjut, berdasarkan data dari IQAir yang disampaikan oleh goodstats, kualitas udara di Jakarta selama sebulan terakhir seperti menghisap batang rokok sebanyak 73,3 persen atau 2,5 batang rokok perhari.
Dampak jika terus menerus menghirup udara dengan kualitas Jakarta selama sebulan terakhir bisa mengakibatkan beberapa penyakit. Seperti kanker, stroke, penyakit jantung hingga penyakit paru-paru.
"Jika diasosiasikan dengan populasi udara tiap tahun akan terjadi 6,7 juta potensi kematian," tulis informasi pada grafik @goodstats.id.