JATIMTIMES - Universitas Islam Malang (Unisma) melaksanakan rapat senat terbuka dalam rangka Wisuda Program Sarjana, Pascasarjana dan Doktor Periode Ke-70, Kamis (15/6/2023). Ada 870 wisudawan yang mengikuti prosesi sakral tersebut.
Dalam momen itu, Rektor Unisma Prof Dr Maskuri MSi menyampaikan tiga pesan penting terhadap para wisudawan. Pertama adalah para lulusan harus menjadi lulusan yang adaptable.
Baca Juga : PJT 1 Mulai Bangun Fasilitas Pengelolaan Air, Perumda Tugu Tirta: WTP untuk Jaga Pasokan ke Pelanggan
Menurut rektor, perubahan lingkungan saat ini terjadi sangat cepat. Meskipun perubahan tidak selalu membawa dampak pada keadaan yang lebih baik, tentu menjadi lebih baik merupakan hal diinginkan oleh semua orang.
Seseorang yang adaptable tentunya akan terbuka dengan perubahan dan menyukai eksplorasi. Orang yang adaptabel selalu berusaha mencari solusi atas sebuah masalah.
Ketika berkarya, para lulusan pun dituntut adaptif dengan beragam perubahan. Dengan begitu, para lulusan akan memenangkan persaingan dan mengatasi perubahan adalah dengan meningkatkan adaptabilitas.
"Memang, perubahan tidak selalu membawa kita kepada keadaan yang lebih baik. Namun, kami yakin saudara sepakat bahwa untuk menjadi lebih baik, sikap, prilaku, dan pola pikir kita harus berubah dan adaptif terhadap kondisi yang ada," ujarnya.
Kedua, rektor menyatakan agar para lulusan menjadi sosok yang kreatif. Sebab, kreativitas menghadirkan ide-ide orisinal, yang menjadi salah satu penentu keberhasilan ketika diamanahi menjadi seorang pemimpin.
Pemimpin yang baik tentunya memiliki karakter jujur, Ikhlas, mampu bekerja keras, cerdas, tuntas, bertanggung jawab. Kemudian, selalu berinovasi tanpa henti; menorehkan legacy atau tinggalan yang menyenangkan banyak orang; terakhir, mengubah mindset lingkungan dan suka keluar dari zona nyaman.
"Pemimpin dengan 4 indikator tersebut adalah ciri pemimpin perubahan, bukan sekadar pengikut perubahan, apalagi penonton dan penentang perubahan. naudzubillahimindazlik," paparnya.
Dan pesan yang ketiga, dijelaskan rektor, agar para lulusan menjadi orang yang pandai berterima kasih. Dalam kesuksesan para wisudawan menjalani studi, banyak orang yang terlibat, baik yang yang terlihat langsung maupun yang secara senyap dilakukan tanpa diketahui.
"Saudara mungkin melihat para dosen mendampingi dalam diskusi dan sahabat menemani dalam mengkaji. Tapi jangan lupa, di luar radar, orang tua tidak henti mengirimkan doa terbaik untuk saudara," paparnya.
Baca Juga : PJT 1 Mulai Bangun Fasilitas Pengelolaan Air, Perumda Tugu Tirta: WTP untuk Jaga Pasokan ke Pelanggan
Bahkan, lanjut rektor, tidak jarang para orang tua bangun malam dengan niatan mulia, dan harapan tinggi agar para mahasiswa menjadi pribadi cakap. Mereka membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan para mahasiswa dengan memeras keringat dalam kadar yang mungkin di luar bayangan para wisudawan.
"Orang tua menjalaninya dalam diam, supaya saudara tidak larut dalam suasana hati yang dapat mengganggu studi. Banyak rahasia yang disimpan oleh orang tua saudara, terkait dengan ikhtiar dan harapan tak terbatas mereka terhadap studi saudara. Bisa jadi di sana, ada air mata yang tak terbendung, agar saudara tidak ikut murung. Atau, tangis yang tertahan, karena orang tua ingin bertahan. Atau, suara yang dibuat ceria di seberang sana, supaya saudara hatinya tidak merana," ungkap rektor.