JATIMTIMES - Kos Atos resmi meluncurkan album keenam di Bulan Juni 2023 bertajuk "Orkes Is Dead". Hadirnya album keenam ini juga sebagai pertanda bahwa Kos Atos terus bersemangat melestarikan musik keroncong yang dibawakan dengan jenaka ala anak muda.
Kos Atos yang lahir dari rahim Program Studi Seni Tari dan Musik Universitas Negeri Malang ini diperkuat oleh Mukti Irianto (vokal), Vigil Kristologus (drum), Fajar Sandy (gitar), Michelle Brily (cello), Eka Catra (cak), Krisna Satria (cuk), dan Risandy Eka Nugraha (bass).
Baca Juga : Band dan Seniman Lokal Malang akan Dilibatkan dalam Konser KLa Project 'Intimate Moment'
Orkes Is Dead yang disajikan oleh Kos Atos ini menyajikan lagu-lagu dengan tema sedih, senang, sekaligus kritik sosial terhadap tumbuh kembang musik orkes dalam beberapa tahun terakhir.
Kos Atos pun berhasil meramu berbagai materi dengan konsep yang berbeda hingga menghasilkan delapan lagu dalam album Orkes Is Dead. Di antaranya, Kopi, Si Joni, Main Gila, Pasar, Nona, Maria, Loro dan Mblenjani Janji.
Brily pemain Cello Kos Atos mengatakan, bahwa dari delapan lagu yang disajikan, semuanya mengisi berbagai lini orkes, mulai dari orkes keroncong hingga dangdut. Semuanya coba dikemas secara liar ala musik Kos Atos.
Kos Atos mencoba menerobos tren musik yang di beberapa tahun terakhir mulai menggaung membawai orkes dalam berbagai acara musik berskala Nasional atau Industri pinggiran hingga urban melalui kanal digital.
Dirinya menuturkan, bahwa Kos Atos coba memberikan penyegaran pada komposisi dan lirik pasaran dari wajah musik orkes yang terlanjur menjadi sebuah tren baru dengan lirik sedih.
Bagi Brily, Orkes Is Dead seperti ungkapan NOFX di lagu Punk Rock Cliche. Di mana komposisi musik orkes dibalut dengan beberapa instrumen keroncong, menurutnya sangat membosankan.
"Lyrical patah hati yang kata per kalimatnya bisa dijumpai di beberapa lagu lain, belum lagi pergerakan ditunjang pergerakan masif pemutar playlist di kafe-kafe yang kebanyakan milih lagu-lagu seperti itu," ungkap Brily.
Sementara itu, drummer Kos Atos yakni Vigil mengatakan, Kos Atos mencoba menunjukkan langkah seriusnya dengan mengambil tempat untuk kembalinya orkes yang bisa dinikmati sebagai respon dan kritik.
Selain itu, Kos Atos juga berharap hadirnya kembali deretan orkes musik seperti Tani Maju dengan berdendang dan berjoged penuh suka cita, hingga Orkes Musik (OM) Pengantar Minun Racun (PMR) yang lebih dulu hadir sebelum 'ambyar-ambyaran' itu ada.
Baca Juga : M109K Challenge Ajang Penghobi Folding Bike Nusantara Jajal Trek dan Eksotisme Panorama Malang
"Ambyar harus sedih ya kalau kita dengar lagu-lagu sekarang, kebanyakan begitu yang kita dengar, 'cengeng', kurang atraktif, dan cenderung jauh dari ngorkes yang dekat dan membumi dilapisan masyarakat kelas bawah sampai atas," tegas Vigil.
Lebih lanjut, Bassist Kos Atos yakni Risandy mengatakan, Kos Atos menawarkan sebuah obat mujarab bagi para pendengar musik tanah air yang telah terlena pada istilah 'Pop Jawa', di mana saat ini terlanjur disebut sebagai musik 'Ambyar'.
Dalam album Orkes Is Dead ini, Kos Atos meramu materi lagu sangat variatif, mulai dari yang sedih 'benaran', sampai bercanda yang 'kebangetan'. Delapan lagu yang dibalut dengan berbagai kemasan orkes itu, memiliki latar belakang yang sama, sehingga membebaskan para pendengar untuk memilih musik orkes dari Kos Atos.
"Berbendera 'Orkes' sebagai 'folk-nya' Pop Indonesia, Kos Atos sebagai band, musisi, ingin menggunakan hak dan kewajiban kami sebagai masyarakat yang sedikit memiliki musikalitas, dalam urusan menikmati atau dinikmati, bersenang-senang, membuat lagu sedih, 'njoged' dan 'ngorkes'," ujar Risandy.
Sementara itu, dalam Orkes Is Dead ini, Kos Atos juga berkesempatan mengajak beberapa musisi asal Malang untuk berkolaborasi. Dua di antaranya yakni Iksan Skuter di lagu Kopi dan Ustard Chipeng vokalis dari Begundal Lowokwaru di lagu Main Gila.
Selain itu juga ada nama Agnesia sebagai backing vocal; Erick, Kharisma, Rionaldo dan Rio sebagai pasukan brass section; keyboard dan layer diisi oleh Fransisco dan Imanuel; serta kendang diisi oleh Ipul. Lalu ada nama Novaldo Tirta Damara yang dipercaya Kos Atos untuk membuat artwork album Orkes Is Dead.
Album Orkes Is Dead dari Kos Atos di produksi di Creatorikos Studio. Dua orang andalan Kos Atos yakni Eka Catra dan Rio Armand masih dipercaya untuk meramu seluruh materi audio dari Kos Atos. Mulai dari proses rekaman, mixing hingga proses mastering. Album Orkes Is Dead dari Kos Atos sudah bisa kalian nikmati dalam bentuk album fisik dan digital melalui Spotify, Joox, YouTube Music hingga Apple Music.