JATIMTIMES - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto secara mendadak dipanggil Presiden Joko Widodo ke Istana Kepresidenan, Jumat (9/6/2023). Pemanggilan Prabowo itu selanjutnya dikonfirmasi oleh Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad.
Meski demikian, ia belum tahu apa yang dibahas Prabowo dengan Jokowi. Namun, ia memastikan pertemuan dilakukan secara mendadak. "Betul, Pak Prabowo bertemu Pak Jokowi. Apa yang dibahas? Saya belum di-update, tetapi yang pasti tadi mendadak diminta ke Istana," kata Dasco melalui pesan suara kepada CNNIndonesia.com.
Baca Juga : Sidak ke Sejumlah Pangkalan, TPID Kota Malang Pastikan Tak Ada Kelangkaan Elpiji3 Kg
Adapun pertemuan keduanya diketahui dari keberadaan mobil Alphard putih milik Prabowo di lingkungan Istana. Namun, Prabowo tak terlihat masuk ke Istana lewat pintu yang biasa digunakan mayoritas menteri saat mau menemui Jokowi.
Tak lama setelah itu, beredar foto Prabowo saat hadir di istana. Ia terlihat mengenakan kopiah hitam, kemeja putih, dan celana hitam. Sementara sebelumnya, Jokowi mengatakan akan memanggil Prabowo setelah polemik proposal perdamaian. Hal itu disampaikan usai muncul penolakan dari Ukraina dan DPR RI.
"Itu dari Pak Prabowo sendiri, tetapi saya belum bertemu Pak Prabowo. Nanti hari ini atau besok akan saya undang, minta kejelasan apa yang Menhan sampaikan," ucap Jokowi di Sekolah Partai PDIP, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Diketahui, Prabowo sebelumnya telah mengemukakan tiga poin untuk menghentikan perang antara Rusia dan Ukraina, yaitu gencatan senjata, penarikan pasukan, dan referendum.
"Yang pertama harus dilakukan adalah meminta pihak Ukraina dan Rusia untuk menerapkan gencatan senjata," ujar Prabowo, seperti dilansir kantor berita Antara.
Prabowo juga mendesak pasukan Ukraina dan Rusia mundur sejauh 15 kilometer dari titik gencatan senjata guna menciptakan wilayah demiliterisasi. Menurutnya, zona demiliterisasi ini mesti diamankan dan dipantau oleh pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Baca Juga : Diduga Alami Gangguan Jiwa, Ibu di Jember Bunuh Balitanya
Ketua Umum Partai Gerindra itu juga mengusulkan agar PBB menggelar referendum untuk menentukan warga di zona demiliterisasi tersebut ingin bergabung dengan Ukraina atau Rusia. Prabowo berpandangan bahwa PBB harus menggelar referendum untuk memastikan secara objektif keinginan mayoritas penduduk di wilayah sengketa.
Tapi, Ukraina menolak proposal perdamaian yang disampaikan Prabowo. Kyiv menilai pihaknya tak butuh dimediasi pihak semacam itu yang datang dengan "rencana aneh" dan mencerminkan kepentingan Rusia alih-alih Indonesia.
"Terdengar seperti usulan Rusia, bukan usulan Indonesia. Kami tidak butuh mediator seperti ini datang ke kami [dengan] rencana aneh ini," kata Menteri Pertahanan Ukraina, Oleksii Reznikov, seperti dikutip AFP.