JATIMTIMES - Badan Meteorlogi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau tahun 2023 akan tiba lebih awal dari sebelumnya. Karena itu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) fokus pada enam provinsi titik rawan kebakaran atau hotspot.
Keenam provinsi itu meliputi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Jambi, Sumatera Selatan dan Riau.
Baca Juga : Update, Korban Tewas Tabrakan Kereta India Jadi 288 Orang, Terparah di Dunia
“BNPB akan berfokus pada enam provinsi yang kerap kali ditemukan titik hotspot,” kata Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto.
Puncak Musim Kemarau 2023 diprediksikan terjadi di Agustus 2023. Wilayah yang akan mengalami musim kemarau lebih awal pada bulan April meliputi Bali, NTB, NTT, sebagian besar Jawa Timur.
Sedangkan wilayah yang memasuki musim kemarau pada bulan Mei meliputi sebagian besar Jawa Tengah, Yogyakarta, sebagian besar Jawa Barat, sebagian besar Banten, sebagian Pula Sumatera bagian selatan, Papua bagian selatan.
Selain itu, curah hujan yang turun selama musim kemarau diprediksi akan normal hingga lebih kering dibandingkan biasanya. Karena Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu memberikan tips mencegah kebakaran hutan dan lahan.
Mengingat ancaman bencana saat kemarau adalah kebakaran hutan dan lahan. Berikut tips mencegah kebakaran hutan dan lahan:
- Hindari membakar di areal hutan dan lahan
- Melakukan patroli dan pengawasan lebih ketat
- Memantau titik api
- Mendeteksi kebakaran hutan dan lahan sedini mungkin
BPBD kota Batu pun mewaspadai dua gunung saat kemarau ini yang kerap menjadi langganan titik karhutla. Yakni Gunung Arjuna dan Gunung Panderman.
Baca Juga : Sentil Lee Chong Wei, Taufik Hidayat Jadi Sasaran Netizen Malaysia hingga Trending di Twitter
“Dua gunung itu jadi titik pantau kami, mengingat rawan kebakaran,” ungkap Kepala BPBD Kota Batu, Agung Sedayu.