JATIMTIMES - Sebuah video viral di Instagram menunjukkan pengakuan guru muda yang menjadi ASN di Kabupaten Pangandaran, namun mengundurkan diri lantaran diintimidasi usai melaporkan dugaan pungli.
Video itu diunggah oleh guru muda Husein Ali Rafsanjani melalui akun Instagramnya @husein_ar. Dalam videonya, Husein awalnya menceritakan awal mula ia melaporkan dugaan pungli saat Latsar CPNS tahun 2020.
Baca Juga : Hadiri Acara Pernikahan, Wanita di Vietnam Viral Gunakan Dress Transparan Berbikini
“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, saya Husein saya minta maaf kalau emang jadi perhatian banyak orang. Cuman saya ingin menjelaskan detailnya kenapa saya berani speak up, kenapa saya berani mengundurkan diri,” ujar Husein dalam video yang diunggah di akun husein_ar, dikutip Selasa (9/5/2023).
“Awalnya tuh waktu Latsar tahun 2022 setelah kita menerima surat tugas dengan detail anggaran yang sudah dibiayayakan oleh negara tiba-tiba h min seminggu kita disuruh bayar uang transport,” sambungnya.
Menurut Husein, yang membuat jengkel adalah pungutan itu juga diberlakukan bagi rombongan yang tidak ikut latsar.
“Kalau saya kan naik motor dari Pangandaran ke Bandung, ada juga kan orang yang gak bisa ikut karena lagi hamil atau lagi sakit itu juga harus bayar. Makanya bagi saya jengkel aja gitu, tapi ya udahlah saya bayar pada waktu itu,” katanya.
Namun pungutan tak hanya itu saja, peserta Latsar juga masih diminta untuk kembali membayar Rp 350 ribu.
“Terus waktu lagi Latsar tiba-tiba ditagih lagi uang sebesar Rp 350 ribu, ya walaupun under sejuta lah. Bagi beberapa orang mungkin tidak seberapa, tapi bagi kita nih agak berpengaruh gitu. Apalagi waktu itu tuh kita gaji selama 3 bulan belum dibayar, benar-benar belum dibayar lagi. Dirapel katanya, cuma itu kan jadi berat banget,” lanjut Husein.
Saat ditagih Rp 350 ribu, Husein mengaku tidak memiliki uang sama sekali. Bahkan, Ia menunjukkan saldo rekeningnya kepada petugas yang menagih.
“Sampai yang nagih itu saya bilang, saya nggak ada uang banget. Saya kasih screenshoot isi rekening saya. Nggak ada di 500 ribu aja itu gak ada di rekening. Jadi saya lapor aja di lapor.go.id,” terangnya.
Lebih lanjut Husein menyebut jika dirinya mencantumkan screenshot penagihan dan bukti transfer untuk lapor. Ia bahkan melapor dengan kata-kata yang sudah ia pikirkan baik-baik bersama teman-temannya.
“Nggak lama dari laporan itu saya kirim, dicari tiba-tiba dicari siapa yang lapor,” katanya.
“Karena banyak yang dituding, kasihan saya nggak mau ngerugiin orang, saya ngaku aja bahwa saya itu yang ngelapor,” imbuhnya.
Setelah itu, Husein diminta menghadap ke Kantor BKPSDM Pangandaran di Jalan Parigi. Di sana, Ia mengaku seperti koruptor yang disidang dengan kejam.
“Itu tuh suasananya kayak gimana ya, HP disuruh ditaruh di depan, terus suasananya gak enak lah. Terus saya dikepung 12 orang. Saya di tengah, dilingkarin gitu. Terus ditanya-tanya gitu kan, kenapa melapor?," cerita Husein.
Kala itu, Husein menjelaskan jika dirinya keberatan dengan uang yang harus dibayarkan. Padahal urgensi dan maksud pembayarannya tidak jelas.
“Terus mereka beralibi bahwa sebenarnya uangnya ada. Cuma uangnya direcofusing untuk Covid,” katanya.
Husein pun meminta surat perpindahan dana yang tadinya untuk Latsar kemudian direcofusing untuk Covid, sebagai bukti. Namun tak kunjung diberikan.
"Saya disidang hampir 6 jam, diancam dipecat. Kamu (Husein) katanya kalau laporan ini nggak diturunkan bisa dipecat karena bisa dianggap merusak nama baik instansi. Kita bilang dengan polosnya karena saat itu masih umur 24 atau 25 gitu saya bilang ya udah saya minta surat pemecatan nya hari ini juga," kata Husein.
Tak lama kemudian, sekolah Husein didatangi hingga banyak orang di sekitar Dia, sehingga Husein merasa dirugikan dan membuat dirinya tak nyaman. "Saya dipanggil lagi minggu depannya untuk nurunin laporan, ya udahlah, saya capek karena banyak yang dirugiin, akhirnya saya nurunin laporan," katanya.
Sampai Maret 2022, disebut Husein ada CPNS yang mengambil uang kas. Namun anehnya, kata Husein, proses sidang kepada CPNS yang disebut mengambil uang kas sangat berbeda dengan perlakuan kepada dirinya.
"Tapi yang jelas-jelas ngambil uang kas ini, gak ada sidang kayak saya, nggak ada ramai-ramai kayak saya, di grup kabupaten itu kalau Husein gak nurunin laporan, SK ga turun, semua orang nyerang saya, saya pun akhirnya jadi beban, akhirnya jadi nurunin," ungkap Husein.
"Bulan maret itu karena ada orang yang yang ngambil kas itu, saya merasa sakit hati, kok beda perlakuan. Dari situ saya pergi ke di Bandung, setahun saya menunggu pemecatan nggak keluar-keluar. Ya udah saya putuskan untuk mengundurkan diri aja," jelas Husein.
Sontak unggahan Husein pun viral di media sosial hingga menuai komentar warganet.
"Salut banget kakaknya udah berani speak up. Saya juga tenaga pendidik tapi mungkin ga punya nyali sebesar kakak. Semangat terus ya kak, ada tempat yang lebih baik untuk orang jujur nan baik kaya kakak," @meeell***.
"Korupsi di Indonesia ga hanya ada di pusat pemerintahan, tapi bawahannya juga banyak," @beliyanti**.
"Emang udah culture shock kalau nyemplung instansi pemerintah. Salah satu alasan untuk resign. Ribet pertanggyngjawabannya di akhirat," @dini_oc**.
"Miris, sedih, yang jujur gini malah disia-siakan," @nurhaya****.