JATIMTIMES - Puluhan warga Kelurahan Tanjungrejo Kecamatan Sukun Kota Malang masih tidak dapat kembali menempati rumahnya. Hal itu lantaran rumahnya yang rusak akibat longsor pada Sabtu (29/4/2023) lalu.
Berdasarkan data yang dihimpun, setidaknya ada 15 rumah yang rusak terdampak longsor tersebut. 13 diantaranya rusak berat, dan 2 rumah rusak ringan. Dan beberapa diantaranya juga masih dinilai rawan terjadi longsor susulan.
Baca Juga : Tak Hanya Jalanan, Wisata Tumpak Sewu Juga MacetÂ
"Warga terdampak ada 15 KK, kurang lebih 52 warga. Rumahnya 15 rumah, ada 13 kategori sangat berat dan 2 ringan," ujar Camat Sukun, Widi Eka Wirawan, Minggu (30/4/2023) siang saat ditemui di lokasi kejadian.
Saat ini puluhan warga yang rumahnya terdampak ini terpaksa mengungsi. Sebagian ada yang mengungsi di balai singgah yang disiapkan warga. Dan ada pula yang menumpang di rumah sanak saudaranya.
"Masih ada beberapa yang menginap di rumah saudaranya. Kami sudah laporan ke Pak Wali Kota, Pak Wali sudah menyampaikan bahwa ini sudah masuk dalam prioritas," terang Widi.
Pantauan di lokasi, saat ini 15 rumah yang terdampak longsor itu dijaga oleh warga setempat. Tampak dipasang garis polisi, sebagai pembatas agar warga tak sembarangan melintas.
Rumah yang terdampak ini terletak dalam satu deret. Dari luar rumah tampak bagian dalam rumah yang rusak akibat terbawa longsoran tanah. Bahkan, beberapa perabot juga masih ada yang di dalam rumah.
Baca Juga : Masuk Musim Pancaroba, Pj Wali Kota Batu Imbau Warga Cek Lingkungan
Sementara itu, dari sisi lain, longsoran yang terjadi memang cukup tinggi. Dari permukaan sungai, ketinggian hingga mencapai rumah warga kurang lebih setinggi 15 meter.
Sisa reruntuhan rumah nampak bercampur dengan sisa longsoran tanah. Posisi rumah itu pun memang terbilang cukup bahaya untuk dijadikan tempat tinggal. Mengingat berada persis di sepadan sungai.
"Kami imbau warga sekitar benacana, ini adalah daerah rawan bencana dan lokasinya sangat rawan. Jadi warga jangan turun dulu ambil barangnya yang jatuh. Sementara rumahnya masih berbahaya mohon jadi perhatian serius," pungkas Widi.