JATIMTIMES - Rasulullah SAW memiliki seorang sahabat yang sangat dirindukan oleh para bidadari surga. Sosoknya bernama Julaibib. Riwayat dari Abu Barzah, Al Islami, Julaibib merupakan pria dari kalangan Anshar.
Dalam sebuah buku Kisah-kisah Inspiratif Sahabat Nabi karya Muhammad Nasrulloh, Julaibib yang termasuk sahabat yang mulia ini ditanya oleh Rasulullah SAW mengapa ia tak menikah.
Baca Juga : Berikut Ini Rekomendasi Topik Pembicaraan Saat Silaturahim Lebaran, Biar Nggak Bikin Mental Jatuh
Hal tersebut lantas dijawab oleh Julaibib bahwa dirinya tidak yakin ada seorang wanita yang mampu menikah dengannya. Julaibib menyadari bahwa ia bukanlah pria bernasab, tidak berharta dan bahkan juga tidak rupawan.
Selain itu, kisah Julaibib juga ada dalam buku Tarbiyah Cinta Imam Al-Ghazali karya Yon Machmudi dkk. Dalam buku ini dijelaskan, selain tidak bernasab, Julaibib juga tidak mengetahui siapa kedua orangtuanya. Namanya pun juga tidak lengkap dan merupakan nama yang tidak biasa dikalangan Arab. Tak pernah yang tahu ia berasal dari suku mana, apa nasabnya.
Julaibib ini memiliki postur bungkuk, pendek, memiliki kulit hitam, miskin, kaki pecah-pecah, dan mengenakan pakaian lusuh serta wajah yang tak rupawan. Meski begitu, Allah SWT memuliakan Julaibib dengan hidayah, yang semula hina di antara penduduk bumi menjadi mulia di antara penduduk langit
Ketika beribadah, Julaibib selalu hadir lebih dulu dan berdiri pada shaf depan. Meski begitu rajin ibadah, namun kebanyakan orang selalu menganggap Julaibib tidak ada. Hanya Rasulullah SAW yang selalu peduli dan menunjukkan perhatiannya.
Dan satu ketika, Rasulullah SAW menegur Julaibib. "Julaibib, tidakkah engkau menikah?".
Julaibib kemudian menjawab pertanyaan Rasulullah SAW, "Siapakah orangnya, ya Nabi, yang mau menikahkan anaknya dengan diriku ini?".
Meski demikian menjawab, namun Julaibib tidak menunjukkan kesan ia menyesali dan menyalahkan takdir.
Pertanyaan tersebut juga kembali ditanyakan Rasulullah selama 3 hari berturut pada Julaibib. Dan pada hari ketiga, ketiga itulah Rasulullah SAW mengajak Julaibib ke rumah salah satu pemimpin Anshar. Betapa bahagianya tuan rumah itu saat dikunjungi oleh Rasulullah SAW.
Rasulullah mengatakan kepada pemilik rumah itu ingin menikahkan putrinya. Hal itu disambut suka cita oleh tuan rumah. Saat itu, tuan rumah mengira jika putrinya akan dipersunting oleh Rasulullah SAW.
"Masya Allah, alangkah indah dan berkahnya. Duhai betapa kehadiranmu akan menjadi cahaya yang menyingkirkan temaram di rumah kami".
Rasulullah kemudian mengatakan, jika bukan ia yang akan meminang putri tuan rumah tersebut, namun putri tuan rumah itu dipinang untuk Julaibib. "Bukan untukku, aku pinang putrimu untuk Julaibib" kata Rasulullah SAW.
Mendengar perkataan Rasulullah tuan rumah atau ayah gadis tersebut terkejut. Istrinya pun mengatakan hal yang menandakan ia tak setuju jika putrinya dinikahkan dengan Julaibib.
"Dengan Julaibib? Bagaimana mungkin? Julaibib yang jelek dan hitam, tak bernasab, tak berkabilah, tak berpangkat, dan tak berharta? Demi Allah, tidak! Tidak akan pernah anak kita menikah dengannya!".
Baca Juga : Hindari Topik Pembicaraan Ini Saat Silaturrahmi Lebaran, Bisa Bikin Sakit Hati
Anak gadisnya yang mendengar percakapan tersebut dari balik tirai justru tidak sependapat dengan orangtuanya. Kecintaan kepada Allah dan Rasulnya membuat dirinya menerima pinangan Rasulullah dan mau untuk menikah dengan Julaibib.
Singkat cerita, Julaibib dan gadis tersebut kemudian menikah. Namun kebersamaan keduanya tidak lama. Sebab, saat itu, Julaibib harus gugur saat berperang. Rasulullah SAW pun sangat kehilangan akan sosok Julaibib.
"Apakah kalian kehilangan seseorang?" kata Rasulullah SAW usai pertempuran.
"Tidak, ya Rasulullah," serempak para sahabat menjawab.
"Apakah kalian kehilangan seseorang?" kata Rasulullah SAW bertanya lagi. Wajahnya mulai memerah.
"Tidak, ya Rasulullah," Sebagian sahabat menjawab dengan ragu dan was-was, beberapa melihat sekeliling dan memastikan tidak kehilangan seseorang.
Terdengar helaan nafas yang berat, "Aku kehilangan Julaibib, carilah Julaibib!" kata beliau.
Setelah melakukan pencarian, para sahabat menemukan Julaibib sudah gugur. Ditubuhnya terdapat banyak luka. Saat peperangan itu, Julaibib juga berhasil membunuh 7 musuh. Rasulullah SAW pun mengangkat jasada Julaibib dengan tangannya sendiri. Termasuk juga mengkafani hingga mensalatkannya.
Dari sini, terlihat bahwa kedudukan Julaibib sangat istimewa di mata Rasulullah. Julaibib begitu mendapat keistimewaan dari Allah. Usai mendapatkan bidadari dunia, namun bidadari surga lebih merindukannya. Ia dipilih Allah SWT untuk dinikahkan dengan bidadari surga.