JATIMTIMES - Salah satu momen yang ditunggu saat Hari Raya Idul Fitri adalah bertemu dan bersilaturahim dengan sahabat, keluarga, dan sanak saudara dekat hingga jauh.
Kesempatan yang ditunggu-tunggu ini, bahkan membuat orang rela mengorbankan banyak hal. Entah waktu, tenaga, maupun uang agar bisa mudik atau pulang kampung. Oleh karena itu, apakah rela jika seseorang salah topik pembicaraan hingga merusak kesempatan silaturahim yang datang hanya setahun sekali tersebut?
Baca Juga : Berikut Ini Rekomendasi Topik Pembicaraan Saat Silaturahim Lebaran, Biar Nggak Bikin Mental Jatuh
Apalagi jika yang dihadapi adalah beragam orang dengan latar belakang berbeda dan dalam suasana yang indah. Sebaiknya topik-topik yang berpotensi menyulut polemik dan menyinggung perasaan lawan bicara dihindari. Berikut ini topik-topik yang sebaiknya dihindari saat silaturahmi Lebaran:
1. Politik
Politik adalah salah satu topik yang rawan dibicarakan saat silaturahim lebaran. Karena ini akan memantik perbedaan pandangan.
Meski sebentar lagi tahun politik dan aromanya sudah tercium, namun topik ini sebaiknya dihindari. Walaupun selalu "seksi", namun tidak dianjurkan untuk diangkat, bila tidak ingin perjumpaan di momen istimewa itu menjadi panas.
2. Kehidupan Sosial
Pertemuan antar dua manusia yang berbeda latar belakang, baik pendidikan, ataupun hal lainnya, menjadi rentan untuk membicarakan kehidupan sosial. Hal itu karena dikhawatirkan akan menyinggung perasaan salah satu pihak.
Jadi lebih baik hindari membicarakan soal karier, kondisi sosial ekonomi, dan lainnya yang rawan menyinggung antar pihak.
3. Masalah pribadi
Baca Juga : Lakukan 5 Hal Ini Agar Kesehatanmu Terjaga Selama Lebaran
Sebaiknya masalah pribadi juga dihindari dalam topik silaturrahim. Seperti pertanyaan "kapan menikah?", "mana pasangannnya" dan lainnya.
Biarlah hal-hal tersebut menjadi konsumsi pribadi dan rahasia masing-masing orang. Jangan sampai menjadi konsumsi bersama yang pada akhirnya bisa memutus tali silaturahmi.
4. Guyonan berlebihan
Jika topik dirasa kurang nyambung, biasanya seseorang akan mulai melontarkan guyonan atau lelucon. Namun, tak semua lelucon bakal mendatangkan tawa dan sukacita.
Bila guyonan itu terlalu berlebihan, agresif, dan terkesan "garing" maka akan membawa dampak sebaliknya. Maka, pandai-pandailah untuk mencairkan suasana.
