JATIMTIMES - Kecerdasan DR Ir Slamet Soedarsono, MPP, QIA, CRMP, CGAP, CACP sejak Taman Kanak-kanak (TK) telah diungkap teman sekolahnya. Demikian pula ketelitian, disiplin dan berbagai talenta yang dimilikinya semasa sekolah di SDN IV Bendogerit dan SMPN 3 kota Blitar telah dikisahkan teman dan sahabatnya.
Sikap kritis dan disegani karena pendiriannya yang kuat, diungkap oleh Yulia Hermawati, teman SD sekaligus teman semasa sama-sama belajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Kota Blitar. Menurutnya, karena cerdas sejak kecil Slamet Soedarsono sudah disegani oleh teman sekelasnya.
Baca Juga : Berikut Ini Syarat Terbaru Naik Pesawat Saat Mudik Lebaran 2023 Buat Anak-Anak dan Dewasa
"Karena Darsono ini pintar dan cerdas, teman-temannya segan dan sudah menghormatinya sejak kecil," kata Yulia yang merupakan anak dari Almarhum Soekirman, Wali Kota Blitar Periode 1975-1985 ini.
Pensiunan pegawai Perum Bulog ini mengatakan, saking segannya teman-teman sekolahnya memanggil dengan sebutan Mas Slamet. Hanya Yulia yang dari sekolah hingga saat ini terbiasa akrab memanggil Darsono.
"Kalau saya tetap memanggil Darsono, dia kan memang selalu bersaing dengan saya di sekolah. Persaingan untuk mendapatkan juara di sekolah yang saat itu kemudian dilombakan," kata Yulia.
Semasa SD yang sama-sama belajar satu sekolah, ia dan Darsono selalu mendapatkan rangking. Yulia merupakan juara kelas, sedangkan Darsono menjadi runner-up.
"Saat SD ini kami mewakili sekolah untuk lomba cerdas cermat," ujarnya.
Saat sama-sama melanjutkan ke jenjang berikutnya atau SMP, antara Yulia Hermawati dan Slamet Soedarsono tidak lagi satu sekolah. Yulia saat itu memilih sekolah di SMP Negeri 1 dan Darsono melanjutkan sekolahnya ke SMP Negeri 3 Kota Blitar.

Semasa SMP ini, antara Yulia dan Darsono juga berkompetisi dalam lomba pelajar teladan se-Kota Blitar mewakili sekolahnya masing-masing. Kembali, Yulia yang merupakan teman di SD ini sebagai juaranya dan Darsono juara dua pelajar teladan.
Pada lomba pelajar teladan tingkat SMA, Darsono baru bisa menyisihkan Yulia, sehingga mewakili Blitar ke lomba tingkat Propinsi Jawa Timur. Kali ini, Darsono yang berhasil mendapatkan nilai lebih unggul daripada yang diperoleh Yulia Hermawati.
Masih sangat diingat Yulia, mengarang adalah kecakapan yang dimiliki Darsono di masa sekolah. Tulisan hasil karya Darsono sangat runut baik dari paragraf, alur hingga yang pemilihan topiknya.
"Dia pintar mengarang, menulis cerita yang bagus dan dapat menceritakan sesuatu dengan runut (urut), sehingga mudah dimengerti dan dipahami," ungkap Yulia.
Seorang Slamet Soedarsono di masa SMA, menurut Yulia menunjukkan sikap kritis yang konseptual, rasional dan mandiri dalam berpikir. Ia merupakan siswa yang selalu mengolah informasi yang didapat dan tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain. Namun, Darsono kala itu tetap seorang yang terbuka dan dapat menerima perbedaan dan selalu berani mengambil keputusan.
Suatu ketika, saat musim tontonan olahraga tinju dunia, Muhammad Ali yang setiap bertarung di ring mengundang masyarakat untuk nonton bareng. "Saya masih ingat, jarang yang punya televisi saat itu. Dulu tivi itu semua hitam putih, kalau ada pertandingan tinju Muhammad Ali, masyarakat termasuk siswa sekolah tak mau ketinggalan," ujarnya.
Di SMA Negeri 1 kota Blitar, para siswanya sudah meminta pulang pagi karena pertandingan yang di siarkan di TVRI ini akan ditayangkan pada siang hari, namun masih masuk jam sekolah.
"Beberapa hari sebelumnya, siswa-siswi sudah ramai dan meminta ke pihak sekolah agar dipulangkan sebelum jadwal pertandingan. Alasannya, mereka tidak mau ketinggalan nonton tinju itu," sambungnya.
Di saat desakan para siswa ke sekolah semakin kencang dan kompak, Slamet Soedarsono menurut Yulia, bersikeras tidak mau dipulangkan sebelum waktunya. Saat itu Darsono mengatakan jika pendidikan lebih penting daripada sekedar tontonan tinju.
"Apa dia bilang, saya masih ingat saat itu Darsono minta tivi-nya yang harus dibawa ke sekolah. Bukan siswanya dipulangkan untuk menonton televisi," terangnya.
Ingatan ini, sampai sekarang masih tertancap di hati anak Wali Kota Blitar Almarhum Soekirman ini. Kemampuan bernalar kritis dan mampu memecahkan masalah dengan jalan keluar yang baik, tidak membuat kaget Yulia, jika akhirnya Darsono dewasa dapat menemukan jalan berkarier dan punya pengalaman panjang menjadi orang hebat di setiap tempatnya bertugas.
Meski beberapa tahun tidak ketemu, Yulia mengungkapkan dirinya dan Darsono serta teman-teman SMA punya group WhatsApp yang menghubungkan persahabatan mereka.
"Mungkin karena kesibukan, dia jarang komentar di group. Pekerjaan di kantor dan juga kesibukan sebagai pengurus paguyuban warga Blitar di Jakarta, barangkali alasannya," paparnya.
Sementara itu, Kepala SMA Negeri 1 kota Blitar Gatot Wiyono, S.Pd, M.Pd. melalui Kepala Tata Usaha (TU) Titik Ana Untari membenarkan jika nama Slamet Soedarsono, merupakan alumnus di sekolahnya. Bahkan dilihat dari data nilai yang dimiliki pihak sekolah, Slamet Soedarsono yang mempunyai nomor induk 4062 ini disebut sebagai siswa yang luar biasa.
"Kalau dilihat dari nilainya, pak Slamet Soedarsono ini merupakan murid yang berprestasinya bisa dibilang luar biasa," katanya.
Ia mencontohkan, nilai yang diperoleh dari dokumen yang masih lengkap dan tersimpan, diantaranya pada mata pelajaran Bahasa Inggris mendapat nilai 10, Kimia dengan nilai 9, Matematika 9, ketrampilan wajib 9, biologi dan sejarah juga mendapat nilai 9.
Dengan bangga, Kepala Tata Usaha di sekolah ini juga menunjukkan data seperti STTB (Surat Tanda Tamat Belajar) yang nilai rata-rata tiap mata pelajaran mendekati sempurna.
Slamet Soedarsono adalah putra dari Almarhum Mayor Hambali dan dilahirkan di Nganjuk pada tanggal 7 Juli 1962. Sang ayah, wafat di usia 47 tahun dan saat itu menjabat sebagai Sekretaris Daerah Kota Blitar.
Ibundanya bernama Almarhumah Tatiek Soebekti, seorang PNS di Pengadilan Negeri Blitar dan menjabat sebagai Kepala Bagian (Kabag) Statistik dan Dokumentasi. Kemudian, Tatiek Soebekti juga menjabat sebagai anggota DPRD Kota Blitar. Bersama orang tuanya, Slamet Soedarsono kecil hingga remaja tinggal di rumahnya di Jalan Jaksa Agung Soeprapto Blitar.
Rumah yang berada di timur Kejaksaan Negeri Blitar ini, sekarang telah menjadi Restoran Waralaba. Berhasil menjadi pejabat, Slamet Soedarsono kemudian tinggal di Jakarta.
Bahkan, di Jakarta ia juga dipercaya menjadi Sekretaris Jenderal (Sekjen) Paguyuban Blitar Raya dan sudah ia jabat selama empat tahun. Di Paguyuban Blitar Raya ini orang-orang penting dan sukses dari Blitar juga masuk dalam struktur kepengurusan. Ada nama mantan Wakil Presiden Republik Indonesia Profesor Budiono duduk sebagai Penasehat Paguyuban.
Ketua Umum Paguyuban saat ini mantan Panglima TNI, Laksamana (Purn) Agus Suhartono. Kemudian mantan Dirut Pelni Anhkasa Pura 1, Direksi PT KAI, Direksi PT Indosat, Mas Wimbo sebagai Wakil Ketua Umum. Pejabat BRI, Hari Siaga menjabat sebagai Bendahara Paguyuban ini.
Nama lain yang mengisi struktur paguyuban adalah Prof. Ali Ghufron Mukti yang saat ini sebagai Dirut BPJS, sebagai Dewan Pakar. Mayjen (Purn) Yani sebagai Ketua Bidang Sosbud pernah menjabat Ketua Badan Sensor Film. Nama lain, Supranawa Yusuf, yang memperkuat Slamet Soedarsono dalam kesekretariatan sehari-hari dan ia merupakan Wakil Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN). Paguyuban Blitar juga unik, karena saat ini Ketua dan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi DKI Jakarta adalah putra Blitar.
Baca Juga : FIFGROUP dan Asuransi Astra Bangun Masjid Al-Mutaqien Bagi Penyintas Gempa Cianjur

Inilah Profil DR. Ir. Slamet Soedarsono, MPP, QIA, CRMP, CGAP, CACP, saat ini.
Sekolah TK, SD, SMP hingga SMA ia tempuh di kota Blitar.
Paska SMA, Slamet Soedarsono kemudian kuliah di jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB), lulus tahun 1987.
Kemudian, ia melanjutkan kuliahnya di S2 (Pascasarjana) mengambil fakultas Kebijakan Publik, Universitas Saitama, Jepang dan lulus tahun 1994.
Karier gemilang dalam mendedikasikan diri ke negara juga dibuktikannya, ia punya pengalaman panjang menduduki jabatan di luar sebagai Deputi di Bappenas.
Ia pernah dipercaya menjadi Panitia Seleksi (Pansel) Jabatan Pimpinan Tinggi/Utama/Madya/Pratama,BPS, BIG, LKPP, Bappenas, Kemenkopolhukam, Kemenpora, Komisi Yudisial dan Komisi Informasi Pusat.
Kemudian, ia juga menjabat sebagai Ketua Komite Dewan Komisaris PT Dirgantara Indonesia, sejak Tahun 2019.
Dewan Komisaris PT Dirgantara Indonesia sejak tahun 2018.
Direktur Iptek dan Kebudayaan Bappenas (2004-2005).
Inspektur Bidang Administrasi Umum Bappenas (2005-2011).
Inspektur Utama Bappenas (2011-2017)
Deputi Bidang Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan Bappenas (Februari 2017-Juli 2022).
Kepemimpinan yang teruji juga dibuktikan Slamet Soedarsono, diantaranya duduk sebagai Anggota Dewan Pimpinan Pusat Alumni IPB (tahun 2022), Sekretaris Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (2015-2017) dan Ketua Komite Pengembangan Profesi Asosiasi Auditor Internal Pemerintah Indonesia (2015-2017).
Atas pengalaman dan kualifikasi ini, Slamet Soedarsono juga diakui kompetensi dan profesionalismenya dengan berbagai sertifikat dan penghargaan, diantaranya
1. Juara Kedua Lomba Karya Ilmiah Pelajar Indonesia di Jepang pada tahun 1994, hasil karyanya berjudul Kebijakan Industri Otomotif Indonesia.
2. Satya Lencana Wirakarya Satya XXX tahun (2019) XX tahun (2009) X tahun (2000).
3. Pegawai Negeri Sipil Teladan Tahun 2002.
4. Mentor Terbaik dalam Program Mentoring Leader Batc 1-3, 2018-2021 (tiga tahun berturut-turut), Himpunan Alumni IPB.
5. Tanda Kehormatan Bintang Bhayangkara Pratama Keppres no. 43/TK/tahun 2022 (disampaikan oleh Kapolri).
6. Certification in Audit Committee Practices (CACP) dari Indonesian of Audit Committee.
7. Certified Government Auditing Professional (CGAP) dari The Institute of internal Auditors.
8. Certified Risk Managemen Professional (CRMP) dari Lembaga Sertifikasi Profesi Manajemen Resiko.
9. Qualified Internal Auditor (QIA), dari Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor.
Pria yang saat ini masih aktif sebagai PNS ini, berhasil menempuh pendidikan hingga mendapat gelar Doktor di Universitas Padjajaran Bandung.
Tepatnya pada tanggal 12 Agustus 2019, Slamet Soedarsono berhasil meraih gelar Doktor pada Program Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpad, dengan yudisium cumlaude 4.0.
Saat ini, nama Slamet Soedarsono memang masuk dalam 14 nama yang diputuskan oleh Komisi XI DPR RI sebagai Calon Anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia.
Nama Slamet Soedarsono sendiri tercatat dalam urutan ke-7 yang masuk untuk mengikuti seleksi berikutnya berupa uji kelayakan atau fit and proper test.