JATIMTIMES- Toleransi antar umat beragama sudah tertanam kuat di Kabupaten Blitar. Potret kebhinekaan itu salah satunya terlihat di Desa Pasirharjo, Kecamatan Talun.
Saat sebagian warganya merayakan Nyepi, seluruh masjid dan Musala di Desa Pasirharjo kompak tidak akan menggunakan pengeras suara saat pelaksanaan tarawih di hari pertama.
Baca Juga : Bimtek Bersama Dinas PMD, Bupati Blitar Dorong BUMDesa Semakin Optimal Perkokoh Ekonomi Desa
Ya, tahun ini Hari Raya Nyepi memang bertepatan dengan hari pertama pelaksanaan tarawih Bulan Ramadan yang jatuh pada Rabu (22/3/2023). Kepala Desa Pasirharjo Chusana mengatakan, masjid dan musala di desanya tidak akan memakai pengeras suara mulai pelaksanaan adzan subuh hingga isya'.
"Untuk menghormati warga beragama Hindu untuk adzan tidak memakai corong waktu subuh sampai isya'. Termasuk saat pelaksanaan tarawih. Dan juga di hari Rabu dijaga lingkungannya agar tidak membunyikan sound dan musik-musikan," kata Chusana, Selasa (21/3/2023).
Chusana menambahkan, kebiasaan ini telah dilakukan warga Desa Pasirharjo sejak lama. Meskipun Hindu bukan mayoritas agama yang dianut warga setempat, namun toleransi telah dipegang teguh seluruh masyarakat Desa Pasirharjo.
Tak hanya soal pengeras suara di masjid dan Musala, seluruh kegiatan masyarakat yang berpotensi menganggu kekhusukan umat Hindu dalam menjalankan ibadah juga dihentikan sementara waktu.
Baca Juga : Puncak Lomba Desa Kabupaten Malang 2023, DPMD: Terima Kasih Pak Bupati Sudah Peduli ke Desa
“Kebiasaan ini merupakan kesadaran warga masyarakat. Artinya tidak ada paksaan.Hal ini adalah kesadaran dari masyarakat sendiri. Selain itu warga kami yang beragama non Hindu bahkan ikut menjaga keamanan Pura dan permukiman warga Hindu," pungkasnya.
Sebagai informasi, di Desa Pasirharjo ada 399 warga yang menganut Hindu. Mereka terdiri dari 180 kepala keluarga.