free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Ruang Mahasiswa

Rekap Kebangkrutan Silicon Valley Bank (SVB) dan Credit Suisse

Penulis : Bilkis Nadiya - Editor : Dede Nana

17 - Mar - 2023, 22:57

Placeholder
Credit Suisse (Foto: Reuters.com)

JATIMTIMES - Silicon Valley Bank (SVB) merupakan bank terbesar ke-15 di Amerika berdasarkan jumlah asetnya yaitu sebesar $209 miliar. 

Beberapa hari lalu dikabarkan SVB mendapati kebangkrutan hanya dalam waktu 48 jam. Hal ini merupakan kejatuhan terbesar setelah Washington Mutuals dengan aset $300 billion di tahun 2008.

Baca Juga : Viral, Seorang Ibu Ngamuk ke BTN gara-gara 8 Bulan Dananya Tak Kunjung CairĀ 

SVB sendiri sebenarnya sama dengan bank pada umumnya, namun yang membedakan dan membuatnya unik adalah SVB merupakan bank yang memiliki spesialisasi untuk melayani bisnis-bisnis yang berkaitan dengan teknologi.

Maka dari itu kebanyakan pengguna SVB ini adalah perusahaan startup, venture capital, ataupun private equity yang bergerak di sektor teknologi.

Kenapa bisa bangkrut? Kebangkrutan SVB ini dikarenakan pengumuman yang mereka buat Rabu (8/3/2023) dimana mereka telah menjual banyak surat berharganya secara rugi dan akan menjual US$2,25 miliar saham baru untuk menopang neracanya. 

Karena ada kabar terkait bank yang kekurangan dana sampai terpaksa menjual sahamnya, hal tersebut pastinya membuat nasabah bank tersebut panik. 

Disitulah nasabah SVB berbondong-bondong menarik dananya, karena mereka takut jika bank tersebut akan collapse dan tidak bisa membayar uang nasabahnya. 

Pada akhirnya terjadilah rush money atau para nasabah yang serentak mengambil uangnya dari bank secara besar-besaran yang menyebabkan harga saham SVB jatuh sampai dengan 60 persen hanya dalam waktu kurang dari 48 jam.

Nah, gimana dengan Credit Suisse?

Baca Juga : Tips Sukses Menembus Pasar Ekspor bagi UMKM

Credit Suisse merupakan bank terbesar kedua di Switzerland, dengan aset $574 miliar, dua kali lebih besar dari aset SVB. 

Kali ini saham Credit Suisse turun 24% jatuh ke level terendahnya sepanjang masa. Hal tersebut mendorong saham-saham di Amerika dan Eropa ikut berjatuhan.

Anjloknya saham tersebut dikarenakan adanya statement dari investor terbesar mereka, yaitu Saudi National Bank (SNB) yang mengatakan bahwa mereka tidak bisa lagi memberikan bantuan finansial kepada Credit Suisse akibat terkendala regulasi. Tahun lalu SNB telah investasi sebesar $1,5 miliar atau setara 9,9% kepemilikan Credit Suisse.

Namun disitu market mengalami kepanikan, hal tersebut dikarena ternyata Credit Suisse memiliki track record yang kurang bagus karena kerap kali terlibat dalam kasus yang menciptakan total kerugian sebesar $8 miliar di tahun 2022. Disinilah kepercayaan investor pun berkurang dan membuat nilai depositnya turun drastis. Kabar terakhir yaitu Credit Suisse akan melakukan pinjaman uang dari Swiss National Bank sebesar $54 miliar untuk mengatasi masalah tersebut.


Topik

Ruang Mahasiswa silicon valley bank credit suisse



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Bilkis Nadiya

Editor

Dede Nana