JATIMTIMES - Dalam upaya memberikan pendampingan dan pengutan bagi para perempuan Mantan Pekerja Migran, Migrant CARE Banyuwangi yang ada sejak 2022 dan dengan slogan Desbumi (Desa Peduli Buruh Migran) Inklusif menggelar pelatihan Penguatan Kapasitas Kelembagaan Ekonomi Purna Migran di salasatu satu hotel di Kecamatan Gambiran, Banyuwangi, Selasa (14/3/2023).
Menurut Koordinator Migrant CARE Banyuwangi Edhi Sujiman, tujuan pelaksaan kegiatan pelatihan Penguatan Kapasitas Kelembagaan Ekonomi Purna Migran, antara lain meraktivasi kembali keterampilan dan peningkatan pengetahuan terkait pengelolaan keuangan usaha, meningkatkan keterampilan dan pengetahuan terkait peningkatan kwalitas produk.
Baca Juga : Unggul 90-1, Tim Basket Putri Banyuwangi Terlalu Tangguh Bagi Kabupaten Probolinggo
“Selain itu juga dalam upaya meraktivasi kembali keterampilan dan peningkatan pengetahuan terkait management pemasaran dan memperkuat kelembagaan usaha dan koperasi yang sedangkan dikembangkan oleh Perempuan Purna Migran di Banyuwangi,” jelas Edhi.
Mantan aktifis HMI Jember itu menuturkan dengan mengikuti pelatihan penguatan kapasitas kelembagaan ekonomi Purna Migran diharapkan para peserta mengerti tentang pengelolaan keuangan yang baik dan benar.
Selanjutnya para peserta mengerti dan menyadari akan peningkatan kualitas produk agar usahanya terus berkembang dan peserta memiliki kesadaran untuk terus mengembangkan strategi pemasaran guna memperkuat usaha yang sedang ditekuni. Yang tidak kalah penting adalah adanya kesepakatan dalam pengembangan usaha Koperasi “Perempuan Migran Kreatif (PMK)” di Banyuwangi.
Dia menambahkan pemateri dalam pelatihan penguatan kapasitas kelembagaan ekonomi Purna Migran adalah Dosen Fakultas Ekonomi Untag 45 Banyuwangi dan Pendamping dari Migrant CARE Banyuwangi.
Adapun peserta kegiatan pelatihan penguatan kapasitas kelembagaan ekonomi Purna Migran sebanyak 21 peserta, dari komunitas dampingan Migrant CARE Banyuwangi. Mereka berasal Pengurus dan Pengawas Koperasi “Perempuan Migran Kreatif” (PMK), dan pelaku usaha dari Desbumi Tegaldlimo (Kedunggebang, Wringinpitu, Kedungasri dan Kendalrejo) dan Desbumi Pesanggaran (Desbumi Sumbermulyo).
Menurut Edhi, saat ini para perempuan mantan pekerja migran di 7 (Tujuh) komunitas desa dampingan telah menjadi pelaku Usaha Ultra Mikro. Beberapa peluang usaha telah mereka tekuni antara lain; ada yang membuat produk kue kering dalam bentuk produk kemasan, produk ketrampilan Tas (dari kulit dan kain), Tas Anyamandan ada yang membuka usaha warung makanan (kuliner).
“Perkembangan usaha yang sedang mereka tekuni, mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Biarpun pertumbuhanya masih rendah, tapi telah menunjukkan tren pertumbuhan dalam kontek usaha mikro,” imbuh tokoh asli Banyuwangi itu.
Baca Juga : Satu Kecamatan di Kota Malang Sudah Nihil Persawahan
Produk tas anyaman yang dihasilkan, lanjut dia mampu melayani permintaan pasar Surabaya dan sekitarnya, Jawa Tengah, Jawa barat bahkan telah mampu melayani permintaan di Kalimantan.
Sedangkan sektor perdagangan produk, selain melayani pasar lokal Banyuwangi, merambah juga dalam pendagangan ke luar negeri. Perkembangan jangkauan pemasaran yang mereka kembangkan, menggunakan social media Instagram, WA dan Facebook.
Begitu juga yang terjadi dalam sektor usaha kuliner. Tidak hanya mengandalkan pemasaran konvensional, media online juga menjadi pilihan dalam memasarkan produk.
“Layanan cepat dengan mengantarkan pesanan ke pembeli. Tidak hanya menunggu datangnya pembeli. Guna memperkuat bidang usaha, mereka juga telah bersepakat mendirikan koperasi bersama yang diberi nama Koperasi “Perempuan Migran Kreatif”,” tambah ayah dua anak tersebut.