JATIMTIMES - Mahasiswa Program Pascasarjana haruslah kritis, analitis, berpikir koheren dan nyambung. Hal itulah yang dipesankan oleh Rektor Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang, Prof Dr Zainuddin MA. Pesan tersebut disampaikannya dalam Stadium General dengan tajuk Insersi Nilai Wasathiyah dalam Penyelenggaraan Pendidikan di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (23/2/2023).
Untuk itu, lanjut Prof Zain, sapaan akrabnya, bahwa setiap mahasiswa harus mempelajari ilmu filsafat sebagai sarana atau alat cara berfikir mendalam yang berhubungan dengan ontologi, epistemologi, dan aksiologi.
Baca Juga : Ahmad Dosen UII yang Hilang Ditemukan di Boston, Ini Kata Rektor UII
"Karena untuk bisa berfikir kritis, filsafat keilmuannya harus dikuasai," jelasnya.
Lebih lanjut, berbagai kompetensi lain, seperti halnya kemampuan bahasa juga harus dikuasai, khususnya bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Dengan mahir berbahasa Arab, tentunya akan semakin memudahkan alam melakukan telaah kitab, seperti halnya kitab kuning maupun menggali lebih dalam sumber ilmu yang terabadikan dalam Al-Qur'an.
"Tentu mendalami dan menggali rahasia yang ada dalam Al-Qur'an sangatlah dibutuhkan kemampuan berbahasa Arab yang baik, termasuk juga keilmuan yang mendukung," paparnya.
Sementara, bahasa Inggris tentunya mendukung dalam mempelajari keilmuan umum. Bahasa ini akan sangat berguna untuk membedah keilmuan modern seperti sains dan teknologi.
"Harus belajar dengan serius dan lulus dengan IPK yang terbaik," pesannya.
Lebih dari itu, mahasiswa Pascasarjana dan juga para dosen juga harus berkolaborasi dalam mengembangkan keilmuan yang terintegrasi sesuai dengan disiplin ilmu dan bidangnya masing-masing.
"Tetapi tetap harus memadukan ilmu sains dan Islam," papar Rektor asal Bojonegoro ini.
Baca Juga : Mario Tak Hanya Jadi Tersangka, Pelaku Penganiayaan Anak Pengurus Ansor Ini Juga Di-DO Kampus
Wakil Direktur Pascasarjana UIN Malang, Drs Basri MA PHd membuka staidum general tersebut. Dalam sambutannya, pihaknya menyampaikan kondisi dunia akademik saat ini. Dunia akademis saat ini menurutnya mengalami pergeseran pragmatis. Sistem copy paste dan tanpa proses telaah dan membaca terjadi dalam ketika mahasiswa menulis.
Maka dari itu, adanya stadium general ini diharapkan dapat menjembatani para mahasiswa dalam membangun tradisi akademik untuk membaca, mengkaji dan menulis. Dengan begitu, para mahasiswa Pascasarjana kedepan dapat memberikan kontribusi dan membangun paradigma baru yang positif dalam dunia akademik.
"Itu menjadi harapan kami dan semoga kegiatan ini bisa memberikan wacana baru bagi mahasiswa," ungkapnya.
Dalam Stadium General dengan tajuk Insersi Nilai Wasathiyah dalam Penyelenggaraan Pendidikan di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam ini, hadir sebagai narasumber Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Prof Dr H Ahmad zainul Hamdi MAg. Pada paparan materinya, pihaknya menjelaskan persoalan kebijakan dan moderasi beragama.
