JATIMTIMES - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang melalui Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Malang membenarkan jika pengajuan pembangunan ruang kelas baru (RKB) di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Mendalanwangi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang sejatinya sudah diajukan oleh pihak sekolah terkait. Namun keterbatasan anggaran membuat pengajuan tersebut tidak kunjung terealisasi.
Pernyataan itu ditegaskan langsung oleh Kepala Dispendik Kabupaten Malang Suwadji saat dikonfirmasi Jatim Times, Senin (20/2/2023). "Setelah saya cek kalau terkait pengajuannya memang ada," katanya.
Baca Juga : Penjual Bakso di Kota Batu Dirikan Sekolah Alam Sobyor
Selain pengajuan pembangunan RKB dari pihak SDN 3 Mendalanwangi, Suwadji menyebut juga ada ratusan pengajuan lainnya yang diajukan ke Dispendik Kabupaten Malang. "Saat ini ada 179 pengajuan, tapi itu yang sudah realisasi belum semuanya," ulasnya.
Belum terealisasinya pengajuan dari beberapa sekolah tersebut, disebut Suwadji, karena faktor ketersediaan anggaran. "Memang kan anggarannya masih belum tercukupi, ya masih ada kekurangan. Saat ini yang sudah realisasi baru 18 kalau tidak salah," bebernya.
Sementara itu, lanjut Suwadji, saat ini ratusan pengajuan tersebut sudah dalam proses tindak lanjut oleh Dispendik Kabupaten Malang. Termasuk pengajuan pembangunan RKB yang diajukan oleh SDN 3 Mendalanwangi.
"Iya, sedang diajukan ya, masih proses, kan sebelumnya sudah didata yang kerusakan-kerusakan kemarin. Dari kerusakan itu ya sudah diajukan, tapi kan untuk penganggarannya harus disesuaikan dengan kemampuan anggaran. Jadi dari 179 itu, yang sudah 18," lugasnya.
Berapa total anggaran yang disediakan untuk pembangunan maupun perbaikan sekolah? Suwadji mengaku tidak hafal. Namun pihaknya memastikan datanya ada di Dispendik Kabupaten Malang.
"Saya tidak hafal, nanti saya kirim melalui WA (WhatsApp)," ucapnya singkat.
Disingung soal inisiatif wali murid SDN 3 Mendalanwangi yang secara swadaya membangun ruang kelas, lantaran belum adanya bantuan dari pemerintah. Suwadji mengaku tidak mempermasalahkan hal itu. Sebaliknya, pihaknya mengatakan jika hal tersebut dalam tanda kutip perlu diapresiasi.
Baca Juga : Kekurangan Ruangan, Wali Murid SDN di Wagir Swadaya Bangun Kelas
"Tidak masalah, yang jelas memang sudah kami data semua. Mulai dari kerusakannya, kemudian juga sudah kami ajukan untuk mendapatkan rehab. Tapi kan anggarannya masih belum tercukupi, sehingga yang dapat rehab masih beberapa itu," tukasnya.
Sebagaimana yang telah diberitakan, 2021 lalu wali murid bersama pihak sekolah sepakat untuk membangun ruang kelas baru secara swadaya. Pertimbangannya, selain belum adanya bantuan dari pemerintah, pihak sekolah terutama wali murid merasa prihatin kepada para siswa. Sebab, jumlah ruang kelas yang tidak memadai, membuat para siswa harus bergantian menggunakan ruang kelas. Alhasil para siswa tidak jarang harus pulang hingga menjelang sore.
Hingga kini, ruang kelas yang di bangun secara swadaya tersebut telah menelan biaya sekitar Rp 60 juta. Namun kondisinya bisa disebut masih jauh dari kata layak.
Selain lantai yang masih berupa tanah, pintu serta jendela juga tidak ada. Sehingga disiasati di tutup menggunakan potongan bambu. Meski demikian, ruang kelas hasil dari swadaya tersebut tetap digunakan oleh 24 siswa kelas dua. Pertimbangannya karena bisa jadi alternatif, dari pada harus bergantian saat menggunakan ruang kelas yang menyebabkan siswa harus pulang hingga menjelang sore.