JATIMTIMES – Dalam upaya menyiapkan lulusan yang mampu bersaing di level internasional Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Banyuwangi saat ini menjalin kerjasama dengan lima negara untuk menyelenggarakan perkuliahan bagi mahasiswa.
Program yang dilaksanakan bukan full dari awal tetapi sebagian mengambil kuliah untuk meningkatkan jenjang pendidikan dari Diploma III (D III) ke Strata 1 (S1) dan profesi, baik di bidang keperawatan maupun kebidanan.
Baca Juga : Pemkot Batu Segera Bangun Unit Transfusi Darah Tahun 2024
Menurut Ketua STIKES Banyuwangi DR. H. Soekardjo, di luar negeri sekarang berlaku aturan tenaga kerjanya juga harus menempuh pendidikan profesi. Makanya mereka melanjutkan sekolah. Saat ini memang ada sebagian alumni STIKES yang menetap di luar negeri dan ada pula yang asli mahasiswa setempat..
“Kita fasilitasi melalui kerjasama dengan 2 organisasi di sana dan beberapa rumah sakit. Beberapa waktu lalu kami sudah datang ke sana memberikan kuliah umum yang ada di Arab Saudi. Program setelah ini kami juga akan ke Kuwait memberikan kuliah umum,” jelas H Kardjo di kampus STIKES Banyuwangi, Kamis (16/2/2023).
Penghobi olahraga tenis lapangan itu menuturkan, saat ini ada lima negara yang mahasiswa kuliahan di STIKES Banyuwangi. Mereka berasal dari negara Jepang, Uni Emirat Arab, Qatar, Kuwait, dan Arab Saudi. “Untuk saat ini perkuliahan mahasiswa dilaksanakan secara daring. Akan tetapi kemarin saya kesana memberikan kuliah umum yang digelar secara hybrid,” tambahnya.
H Kardjo menambahkan, apabila nanti mahasiswa sudah profesi maka harus ada praktek langsung. Ada beberapa pilihan cara yang dilakukan antara lain STIKES Banyuwangi kerjasama dengan lembaga/instansi layanan kesehatan dan rumah sakit (RS) yang ada di sana. Sebagian ada yang datang ke Banyuwangi untuk menuntaskan kuliah profesi bersama-sama dengan mahasiswa yang lain.
Dengan adanya kerjasama dengan beberapa negara asing manfaat bagi STIKES Banyuwangi antara lain pertama, pihaknya berupaya maksimal membantu mereka. Kedua dengan adanya kerjasama lima negara lain merupakan bentuk pengakuan dari negara asal mahasiswa yang menjalin kerjasama.
“Beberapa waktu yang lalu mahasiswa beberapa negara tersebut sudah ada kerjasama dengan UI, Unpad, dan Unmus. Ternyata mereka menyampaikan dengan lembaga kami tidak ada bedanya kecepatan dalam bimbingan terutama skripsi dan sebagainya. Kita mendapatkan apresiasi,” jelas H Kardjo.
Baca Juga : Jelang Dimulainya Perkuliahan Semester Genap, Begini Arahan Rektor dan WR 1 UIN Malang
Untuk saat ini sasaran lulusan STIKES Banyuwangi memang internasional sehingga pihaknya bersyukur para mahasiswanya mampu meraih berbagai kejuaraan internasional seperti bahasa Inggris, olahraga maupun bidang-bidang yang lain sudah menembus ke level internasional.
“Jadi kita bukan lagi hanya berkompetisi dalam lingkup nasional, kalau enggak begitu kita ketinggalan. Jadi bisa dikatakan kami siap untuk bertarung di tingkat internasional,” tambah H Kardjo.
Oleh karena itu, lanjut dia, sejak dini mahasiswa STIKES harus mampu berbahasa Inggris. Walaupun belum maksimal tetapi sudah sekitar dua tahun ini mulai, mereka yang mengerjakan skripsi atau karya tulis harus memakai bahasa Inggris.
“Selain Bahasa Inggris kami juga mengembangkan bahasa Jepang dan Mandarin. Tujuan utamanya adalah untuk mempersiapkan lulusan Stikes Banyuwangi apabila mereka nanti kerja di Jepang atau Taiwan. Tetapi kalau yang di Arab Saudi, Kuwait dan lain sebagainya tentunya juga butuh Bahasa Inggris,” pungkas H Kardjo.
