JATIMTIMES - Edaran Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang mengingatkan potensi cuaca ekstrem dan angin kencang di wilayah Provinsi Jawa Timur pada 11 hingga 17 Februari 2023 direspons Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tulungagung.
Menurut Kepala BPBD Tulungagung Robinson Nadaek melalui Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Fairuza Alhida, pihaknya mengeluarkan imbauan kepada masyarakat agar waspada.
Baca Juga : Sandiaga Uno Buka Suara soal Utang Puluhan Miliar Anies Baswedan: Saya Tidak Akan Memperpanjang Lagi
"Mengimbau masyarakat untuk selalu waspada apabila melakukan aktivitas terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat menimbulkan bencana hidrometeorologi," kata Fairuza saat dikonfirmasi, Minggu (12/2/2023).
BPBD juga telah melakukan langkah-langkah mitigasi dan kesiapsiagaan bencana. Diharapkan masyarakat juga turut bersama untuk kerja bakti membersihkan lingkungan.
"Kerja bakti membersihkan lingkungan, khususnya saluran air, irigasi, sungai, rantingisasi dan pemangkasan pohon-pohon lingkungan sekitar yang rimbun dan rawan tumbang atau patah," ujarnya.
Selain itu, diharapkan dengan perkembangan teknologi, masyarakat juga mengikuti perkembangan informasi cuaca dari situs resmi seperti BMKG.
"Diharapkan juga mengikuti info perkembangan cuaca dari BMKG sebagai bentuk antisipasi dan kewaspadaan akan kondisi cuaca ekstrem serta selalu menjaga kesehatan melalui PHBS (pola hidup sehat dan bersih) agar terhindar dari penyakit," ungkapnya.
Seperti diketahui, BMKG mengingatkan kondisi iklim saat ini bahwa di wilayah Jatim masih berada pada puncak musim hujan.
Baca Juga : Ribuan Warga Kediri Antusias Meriahkan Perayaan HUT Gerindra ke 15
Kondisi dinamika atmosfer di wilayah Jawa Timur masih signifikan terdapat potensi
peningkatan cuaca ekstrem di beberapa wilayah dalam sepekan ke depan.
Potensi cuaca ekstrem di Jatim dikarenakan aktifnya La Nina lemah, gelombang Kelvin, dan Madden Julian Oscillation (MJO) yang berdampak pada meningkatnya potensi curah hujan.
Yang perlu diwaspadai adalah potensi cuaca ekstrem yang dapat mengakibatkan terjadinya bencana hidrometeorologi (genangan air, banjir, banjir bandang,
puting beliung, hujan es maupun tanah longsor untuk wilayah dataran tinggi).
Wilayah yang berpotensi berdampak cuaca ekstrem yakni di wilayah Bangkalan, Batu, Blitar, Bojonegoro,
Bondowoso, Jember, Jombang, Lamongan, Kota dan Kabupaten Madiun, Magetan, Malang, Mojokerto, Nganjuk, Ngawi, Pamekasan, Pasuruan, Ponorogo, Probolinggo, Sidoarjo, Situbondo, Sumenep, Surabaya, Tuban, Kediri, Mojokerto, Probolinggo, Blitar, Pasuruan, Banyuwangi, Gresik, Lumajang, Malang, Pacitan, Sampang, Trenggalek, Tulungagung serta Kediri.