JATIMTIMES - Suasana chaos terjadi saat aksi massa dilakukan ratusan orang yang mengatasnamakan diri sebagai Arek Malang. Bahkan karena kondisi tersebut, manager Arema FC dan salah satu security di Kandang Singa terkena lemparan batu.
Ratusan massa tersebut menggunakan atribut yang serba hitam dengan membawa sejumlah bendera dan poster. Saat massa aksi datang, manajer tim Arema FC Wiebie Dwi Andriyas keluar kantor dengan niatan untuk menemui massa aksi.
Baca Juga : Tiga Orang Dirawat Akibat Ricuh Aksi Massa di Kandang Singa Arema
Namun nampaknya komunikasi yang dilakukan menemui jalan buntu. Hingga, akhirnya emosi massa aksi memuncak dan kemudian mereka melancarkan serangan ke arah kantor Arema FC dan melemparkan semua benda keras ke arah official store Arema FC.
Lemparan batu dan kayu itu mengenai manager tim Arema FC, Wiebie Dwi Andriyas dan salah seorang satpam kantor Arema FC. Tak hanya itu, beberapa anggota massa aksi juga terlihat sempat bersitegang dengan pihak kepolisian yang hendak mengamankan massa aksi Arek Malang.
Salah seorang massa aksi yang tak mau disebutkan namanya, dalam orasinya mengatakan jika pihaknya masih banyak kesalahan dan kekurangan. Hingga menyebabkan perjuangan usut tuntas Tragedi Kanjuruhan menjadi lemah.
Menurut mereka, beragam faktor yang membuat perjuangan Arek Malang mencari keadilan lemah. Salah satunya banyak orang di dalam yang tidak kompeten sesuai bidangnya.
Di sisi lain, sikap yang ditunjukkan manajemen Arema FC dirasa tak memiliki empati karena tidak berperan aktif mendampingi keluarga korban serta memperjuangkan keadilan. Justru tim Arema FC melanjutkan sisa pertandingan di kompetisi Liga 1 2022/2023.
Baca Juga : Tinjau Kandang Domba Edukasi di Dampit, Wabup Malang Beri Apresiasi
“Kami Arek Malang menyadari bahwa lingkungan internal kami sangat banyak kesalahan dan banyak kekurangan, yang kemudian menjadikan perjuangan usut tuntas Tragedi Kanjuruhan menjadi sangat lemah. Faktor-faktor yang menyebabkan lemahnya perjuangan di antaranya orang-orang yang tidak kompeten sesuai bidangnya. Untuk dijadikan perwakilan Arek Malang, mengaku mewakili Arek Malang dan juga sikap empati manejemen Arema FC di bawah PT Arema karena tidak berperan aktif mendampingi keluarga korban Tragedi Kanjuruhan dan memperjuangkan keadilan. Namun justru melanjutkan pertandingan lanjutan pada kompetisi Liga 1,” ungkap salah seorang orator mewakili massa aksi, Minggu (29/01/23).
Hingga berita ini diturunkan, belum ada dari pihak manajemen Arema FC yang memberi keterangan. Sejauh ini, manajemen masih berkoordinasi dengan pihak kepolisian. Sementara itu, pihak kepolisian juga langsung melakukan olah TKP di tempat kejadian dan selanjutnya beberapa barang digunakan sebagai barang bukti.