JATIMTIMES - Permainan tradisional hampir punah tergerus oleh canggihnya gadget dan beragam permainan di dalamnya. Bahkan siswa juga dituntut untuk bisa menggunakan gadget sebagai sarana pendidikan.
Kampung Lali Gadget (KLG) Wonoayu, Sidoarjo memperkenalkan anak-anak generasi ini dengan kembali ke alam. Memanfaatkan tumbuh-tumbuhan seperti daun singkong, petai cina dan alang-alang agar bisa dimainkan.
Baca Juga : Pertama Dalam Sejarah, 10 Ribu Kader Ansor dan Banser di Kabupaten Malang Gelar Apel Merah Putih
Jihan, salah satu peserta bermain di KLG yang duduk di bangku kelas 6 SD ini mengaku senang dan baru kali ini tahu manfaat dari dedaunan selain digunakan untuk memasak atau hanya sekedar makanan hewan.
"Saya baru tahu kalo daun singkong ini bisa buat mainan, sebelumnya belum pernah mencoba. Nanti disekolah saya ajak teman-teman untuk bermain ini," katanya saat ditemui di KLG, Minggu (22/1/2023).
Selain kesadaran diri dan spiritual, permainan tradisional juga mengajarkan kesadaran pentingnya kelestarian lingkungan. Sebagian besar mainan tradisional dibuat dari bahan alam. Bahan daun adalah bahan yang paling banyak dipakai untuk membuat mainan tradisional.
Irfandi, pemilik KLG menjelaskan, motorik anak usia dini yang selalu dilatih dengan material alam, kreativitas yang diuji dalam kreasi bahan alam, dan kecerdasan sosial ketika memburu bahan alam bersama teman memiliki dampak positif. “Selain ramah lingkungan juga membuat anak tidak kecanduan gadget,” ujarnya.
Baca Juga : Makin Representatif, Gedung Ar-Rohim Mulai Dibangun pada Fase II Pembangunan Kampus III UIN Malang
Irfandi juga menambahkan, sebenarnya permainan tradisional itu tidak berbahaya asal dijelaskan, dicontohkan dan ada instrukturnya. "Peran orang tua juga penting untuk mengenalkan anak - anak pada permainan tradisional. Jangan sampai anak hanya mengenal gadget saja sebagai media bermain," tutupnya.