JATIMTIMES - Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) yang tergabung di Regional Indonesia Timur Subholding Upstream terus berkomitmen mengembangkan program salt centre terintegrasi dengan menerapkan teknologi tepat guna.
Program unggulan salt centre ini dikembangkan bersama masyarakat Desa Banyusangka, Kecamatan Tanjung Bumi, Bangkalan. "Kami harapkan program ini dapat menghidupkan industri garam tradisional bagi masyarakat di Pulau Garam," tutur General Manager Zona 11 Muhamad Arifin, Kamis (29/12/2022).
Baca Juga : Pengemudi Harley Tabrak Nenek Penjual Tisu hingga Tewas di Menteng, Begini Kronologinya
Dari program tersebut, PHE WMO kembali memperoleh Proper Emas tahun 2022. Dan ini merupakan perolehan emas ke-4 untuk PHE WMO. "Alhamdulillah tahun ini Proper Emas kembali diraih melalui program unggulan salt centre," lanjutnya.
Sebelumnya Arifin menyebutkan bahwa PHE WMO juga sudah pernah mendapatkan emas sebanyak 3 kali, yakni pada 2016, 2017 dan 2020 lalu.
Penghargaan Proper Emas tersebut merupakan penghargaan tertinggi yang diperoleh dalam penilaian kinerja perusahaan untuk pengelolaan lingkungan yang diselenggarakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Acara penganugerahaan Proper Emas tahun 2022 dilaksanakan di Istana Wakil Presiden RI. Penghargaan Proper Emas PHE WMO diserahkan langsung oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin dan diterima oleh Direktur PHE WMO Endro Hartanto.
"Kami turut bangga dengan diraihnya penghargaan Proper Emas. Ini menunjukkan bahwa adanya program salt centre terintegrasi telah memberikan manfaat bagi kelompok manfaat dan masyarakat sekitar. Tidak hanya manfaat ekonomi yang didapat, tetapi manfaat lainnya seperti manfaat lingkungan dan sosial," ujar Endro Hartanto.
Baca Juga : Lulus Uji Kompetensi PPG, FITK UIN Malang Kukuhkan 354 Guru Profesional
Seperti yang diketahui, program salt centre terintegrasi merupakan program yang dikembangkan untuk meningkatkan kualitas garam di Madura, khususnya wilayah Bangkalan. Dengan adanya penerapan teknologi tepat guna yang diterapkan, tidak hanya NaCl saja yang meningkat, tetapi kandungan puritan yang tidak dibutuhkan dalam garam juga berkurang.
Program ini juga melibatkan ibu-ibu PKK dan juga karang taruna untuk terlibat dalam kegiatan diversifikasi produk olahan berbahan dasar garam. Tidak hanya itu. Adanya program salt centre terintegrasi juga telah mampu menjadi contoh dan lokasi belajar bagi masyarakat sekitar dan siswa-siswi dari tingkat PAUD hingga perguruan tinggi untuk belajar terkait pengelolaan garam rakyat dengan teknologi tepat guna. Program Salt Centre Terintegrasi ini juga telah mampu mendukung SDGs 1, 8, 12, 13 dan 15.