JATIMTIMES - Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) menggandeng Gerakan Pemuda (GP) Ansor Pimpinan Anak Cabang (PAC) Mojoroto Kota Kediri, Jawa Timur menggelar Seminar Pemuda dan Budaya bertema "Peran Pemuda dalam Melestarikan Budaya dan Kesenian Daerah," bertempat di Universitas Islam Tribakti Lirboyo Kediri, Minggu (25/12) malam.
Asisten Deputi Kementerian Pemuda dan Olahraga RI, Esa Sumawijaya menyampaikan melalui Zoom sangat mengapresiasi terselenggaranya acara seminar pemuda dan kebudayaan ini. Menurutnya, pemuda memang selayaknya memberi perhatian lebih kepada budaya.
Baca Juga : Dikenal Religius, Perwakilan Forum Keluarga Tragedi Kanjuruhan Berharap Polisi Bertanggungjawab
"Saya sangat mengapresiasi terselenggaranya acara ini. Saya berharap para pemuda khususnya Gerakan Pemuda Ansor Kota Kediri untuk terus melestarikan budaya yang kita miliki," jelasnya.
Anggota Komisi A DPR RI, KH. Falachuddin Mahrus turut hadir dalam acara ini memberikan sambutan. Menurutnya, budaya dan pemuda tidak dapat dipisahkan. Bahkan ia juga menyoroti generasi milenial yang kian luntur budayanya.
"Dengan adanya acara ini, saya berharap para pemuda bisa lebih paham mengenai budaya yang kita miliki bersama. Jangan pernah meninggalkan budaya. Sebab, maju atau tidaknya suatu bangsa, itu bisa dilihat dari kebudayaan yang dimilikinya," tandasnya.
Sementara itu Wakil Ketua Lesbumi PWNU Jatim Imam Mubarok yang menjadi narasumber utama pada seminar pemuda dan budaya ini menjelaskan bahwa Kediri memiliki jaringan sejarah dan kebudayaan yang luar biasa.
"Mojoroto merupakan kadipaten khusus. Yakni sebagai tempat pengkaderan. Di Mojoroto ini merupakan tempat pawiyatan atau tempat pendidikan. Makanya pondok pesantren-pesantren di daerah barat sungai bisa menjadi besar dengan perkembangan luar biasa," jelas Gus Barok sapaan akrab Imam Mubarok.
Masih lanjut Gus Barok, menurutnya, salah satu kebudayaan yang perlu dilestarikan adalah keris yang kini telah diakui UNESCO sebagai warisan tak benda. Keris bukan hanya benda peninggalan sejarah namun di dalamnya menyimpan makna filosofis budaya yang luar biasa. Keris berawal dari falsafah dan berakhir dengan kepasrahan.
"Jika kamu mengimani keris memiliki kekuatan yang hebat, maka itu tidak syirik. Karena ada dalilnya, bahwa besi memiliki kekuatan yang besar," lanjut yang saat ini sebagai Ketua Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kabupaten Kediri (DK4).
Baca Juga : Prediksi Arus Lalin Via Tol Malang Naik 12 Persen pada Nataru
Apa yang harus dilakukan oleh pemuda GP Ansor dalam kebudayaan? Menurut Gus Barok, pemuda bisa melakukan riset-riset kebudayaan dalam rangka mengembangkan pengetahuan dan mengawal budaya.
"Sebagai contoh kecil adalah penggunaan bahasa jawa yang tepat. Beberapa tingkatan bahasa jawa yang dimiliki oleh kita ini juga perlu diperhatikan pemakainya secara benar," tandasnya.