JATIMTIMES - Pemerintah Kabupaten Madiun terus menggalakkan pengembangan sektor wisata di Selingkar Wilis. Hal ini sesuai amanah Perda Kabupaten Madiun tentang rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Madiun.
Saat dikonfirmasi, Mokh. Hamzah selaku kabid pengembangan pariwisata Disparpora Kabupaten Madiun, menyampaikan bahwa Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan tersebut di bagi menjadi 3 kawasan pengembangan pariwisata. Yakni Selingkar Wilis, Selingkar Pandan, dan Caruban Raya.
Baca Juga : Gus Yani Apresiasi Mobil Listrik Karya Siswa SMK PGRI 1 Gresik
Ketiga kawasan besar itu dalam klasifikasi pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Madiun. Adapun terkait dengan pengembangan Selingkar Wilis, selain merujuk pada perda Kabupaten Madiun, juga perda Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Provinsi Jawa Timur.
Tak hanya itu. Rencana induk pengembangan kepariwisataan tersebut juga terkait dengan percepatan pengembangan Selingkar Wilis. Oleh karena itu, Kabupaten Madiun saat ini fokus pada pengembangan sektor pariwisata Selingkar Wilis.
Hal ini rupanya juga sesuai dengan program yang ada di
6 kabupaten lain yang bertetangga dengan Madiun. "Karena kebetulan program pengembangan Selingkar Wilis itu kan meliputi 6 kabupaten yang disingkat Tunggal Rogo Mandiri, yakni Tulungagung, Ponorogo, Trenggalek, Madiun Kediri, dan Nganjuk," tutur Hamzah.
Hamzah menambahkan perihal penamaan Tunggal Rogo Mandiri. Nama itu diambil karena wilayah ini memiliki karakteristik yang sama, yaitu pegunungan.
Wilayah ini tidak masuk dalam kategori masstourism karena Selingkar Wilis itu tidak mungkin mendatangkan wisatawan dengan jumlah banyak. Jadi, lebih tepatnya pengembangan Selingkar Wilis hadir dengan konsep “berwisata sambil memberikan edukasi kepada masyarakat".
Masih menurut Hamzah, dengan konsep seperti itu, akan ada pembelajaran dan juga pemeliharaan lingkungan.
Saat ini daerah yang sudah digarap yaitu Kecamatan Kare dengan disuguhkan konsep desa wisata yang berbasis pada community base tourism.
"Selama 2 tahun ini kami sudah melaksanakan pendampingan terkait dengan desa wisata tersebut. Dan hasil dari pendampingan tersebut direkomendasikan untuk pengembangan pariwisata di situ," tambah Hamzah.
Baca Juga : Yuk Intip Ada Apa Aja Even Menarik di Kota Batu Tahun 2023?
Rencana yang diterapkan pada konsep wisata ini tidak berbasis pada banyaknya massa, tetapi bagaimana memilih wisatawan yang memiliki potensi keuangan tinggi. Kenapa demikian? Karena geografis wilayahnya yang tidak memungkinkan dapat menampung wisatawan dengan jumlah banyak. Dengan kata lain, mendatangkan wisatawan 1 bus dapat sebanding dengan 10 orang yang datang.
Wisatawan akan dimanjakan dengan beberapa atraksi. Selain itu, akan ada repling, climbing, jumping dan juga sliding.
Selanjutnya akan ada wisata canyoning, yaitu wisata minat khusus yang jika diartikan dalam Indonesia berarti susur sungai. Mengingat kondisi alamnya yang eksotik, pengunjung akan mendapatkan kepuasan.
Hamzah yakin kehadiran konsep wisata tersebut diharapkan dapat meningkatkan PAD (pendapatan asli daerah) Kabupaten Madiun. "Perlu juga dimengerti bahwa pada program wisata ini, pelakunya adalah masyarakat desa setempat, seperti yang jadi operator, pemandu dan keepernya," pungkas Hamzah.
Dengan begitu diharapkan ada perputaran ekonomi yang signifikan pada masyarakat setempat.