JATIMTIMES - Sebuah video viral di media sosial dengan narasi gangster tertangkap di rumah hantu.
Dalam video yang tersebar itu dinarasikan ratusan orang dari satpol pp, kepolisian, dan elemen masyarakat ikut mengamankan kelompok yang disebut gangster di Rumah Hantu Darmo, JI Puncak Permai Ill, Sukomanunggal, Surabaya.
Baca Juga : 12 Bulan Terakhir, 2,45 Juta Remaja di Indonesia Alami Gangguan Jiwa
Dalam video unggahan @terangmedia memang nampak kerumunan orang berbaju orange seperti seragam BPBD tengah bergerumbul di jalan depan rumah hantu Darmo. Banyak juga mobil berpelat merah yang memadati jalanan tersebut. Diduga banyak aparat pemerintah juga ikut serta dalam pengamanan itu.
“Gangster ketangkep di rumah hantu, gangster ketangkep bro, gangster ketangkep di Rumah Hantu Darmo,” kata seorang perekam sambil menunjukkan situasi petugas yang berupaya menaiki pagar beton untuk masuk ke Rumah Hantu Darmo.
Belakangan diketahui, bahwa belasan orang yang diamankan di Rumah Hantu Darmo itu adalah mahasiswa. Mereka tengah membuat konten horor dengan meloncati pagar beton dan masuk ke dalam rumah.
“Itu anak-anak mahasiswa yang bikin konten horor di rumah hantu, bukan gangster. Ada 12 orang yang diamankan,” jelas Sekretaris BPBD Surabaya Ridwan Mubarum, dilansir Beritajatim pada Selasa (13/12/2022).
Menurut Ridwan, mahasiswa tersebut diamankan karena terbukti meloncat pagar beton untuk memasuki bangunan milik Pemkot Surabaya tersebut tanpa disertai perizinan.
“lya dimintai keterangan aja karena mereka kedapatan meloncat pagar, mereka diamankan,” pungkasnya.
Baca Juga : Seorang Pria Tewas Mengenaskan di Perlintasan Kereta, Polisi Menduga Kasus Bunuh Diri
Seperti diketahui, akhir-akhir ini ulah remaja yang disebut-sebut gangster Surabaya meresahkan warga. Mulai merusak warkop hingga berjalan di jalanan membawa senjata tajam.
Pihak Pemkot Surabaya pun segera melakukan patroli rutin oleh tim gabungan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, TNI, Polri dan Ormas setempat. Alhasil kelompok remaja bersenjata tajam yang sempat meresahkan warga Kota Pahlawan itu mulai tidak bermunculan.
Menurut Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, remaja bersenjata tajam yang ditangkap sebelumnya didominasi oleh anak-anak di bawah 17 tahun ke bawah. Juga ada (pelajar) SMK usianya sekitar 17-18 tahun. "Mereka diduga mencari eksistensi dirinya dengan menunjukkan senjata tajam," ujarnya.
Untuk remaja yang sudah terjaring selanjutnya akan diberikan materi pendidikan kebangsaan oleh TNI/Polri, serta diberikan penguatan pada pendidikan keagamaan.