JATIMTIMES – Permasalahan pengelolaan dan penanganan sampah yang dihasilkan oleh industri maupun rumah tangga di Banyuwangi menjadi perhatian banyak pihak. Termasuk Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Banyuwangi pun turut menyoroti.
"Persoalan sampah ini tidak bisa dianggap sepele. Sehingga butuh tanggangjawab bersama antara pemerintah dan masyarakat," jelas Ruliyono, Wakil Ketua DPRD Banyuwangi pada Sabtu (03/12/2022)
Baca Juga : Wanita Berhijab di Malang Ini Viral Bikin Konten Makan Sate Babi, Begini Klarifikasinya
Menurut dia pihaknya mengajak masyarakat Banyuwangi untuk merubah budaya dan pola pikir dengan menganggap sampah sebagai musuh sebagai kotoran atau barang yang menjijikkan. Tetapi bagaimana mengelola sampah menjadi rupiah.
"Pola pikir dari seluruh masyarakat Banyuwangi terkait sampah perlu diubah. Karena bagaimanapun penghasil sampah itu juga dari rumah tangga atau dari masyarakat sendiri," tambah Ruli.
Sehingga legislator asal Kecamatan Glenmore itu mengajak masyarakat Banyuwangi mulai saat ini sudah saatnya untuk menjadikan sampah itu adalah sahabat bukan lagi sebagai musuh.
"Jadikan sampah itu sahabat kita. Karena jika sampah dikelola dengan profesional, maka sampah itu akan menghasilkan profit," tegas Ketua DPD Partai Golkar Banyuwangi tersebut.
Oleh karena itu, lanjut Ruli, ada dua pilihan atau jalan keluar mengenai solusi persoalan pengelolaan dan penanganan sampah di Banyuwangi. Solusi pertama yang dia tawarkan adalah setidaknya dengan membuat 5 tempat pembuangan akhir (TPA) lengkap dengan mesin pengolah sampah.
"Banyuwangi ini wilayahnya luas, minimal kabupaten terluas di Jawa Timur ini mempunyai 5 (Lima) TPA yang dilengkapi dengan mesin pengolah sampahnya," terangnya.
Baca Juga : Ketua DPRD Suwito: Stunting Harus Ditangani dengan Kolaborasi
Lebih lanjut Ruli mencontohkan, seperti di Kabupaten Jembrana, Bali. Wilayah yang berbatasan dengan Banyuwangi ini sudah memiliki fasilitas atau mesin pengolahan dan daur ulang sampah berkelanjutan.
"Pengolahan sampah di sana juga menyediakan lapangan pekerjaan bagi 150 warga setempat di Jembrana. Kalau ini diterapkan di Banyuwangi, saya yakin masyarakat juga menerima," bebernya.
Saat kunjungan kerja di Jembrana, Ruli juga meninjau secara langsung lokasi pengolahan sampah di sana. Dia menggambarkan, fasilitas pengolahan sampah itu dilengkapi dengan area pemilahan dan pengolahan sampah, peralatan penanganan residu dan fasilitas pendukung lainnya.
"Fasilitas tersebut memang dikhususkan untuk mengolah dan mendaur ulang sampah organik dan non-organik dari rumah tangga serta usaha/industri sekitar dan Saya yakin Banyuwangi juga bisa," pungkasnya.