free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Lingkungan

Prihatin Sampah Organik Menumpuk, Siswa SD di Sidoarjo Urai dengan Budidaya Maggot dan Lele

Penulis : Nur Hidayah - Editor : Nurlayla Ratri

02 - Dec - 2022, 17:08

Placeholder
Callysta Kusuma Azalia, pelajar kelas 4 SD di Sidoarjo menunjukkan budidaya maggot miliknya.

JATIMTIMES- Callysta Kusuma Azalia, pelajar kelas 4 SD di Sidoarjo tak hanya diam melihat tumpukan sampah organik di lingkungannya. Dia pun lantas mengembangkan proyek pengurai sampah organik dengan membudidayakan maggot.

Ide mengurai sampah organik dengan budidaya maggot ini rupanya berhasil. Larva dari lalat Black Soldier Fly (BSF) itu juga telah dikembangkan untuk pakan lele. 

Baca Juga : Kirab Panji Pataka Provinsi Jatim di Kabupaten Malang Raih Juara II

Tita, sapaan akrabnya, memulai proyek ini di rumahnya yang berada di Griya Permata Gedangan, Kecamatan Gedangan. 

“Sejak awal Februari lalu sampai sekarang," ungkapnya, Jumat (02/12/2022).

Dia menceritakan, ide awal budidaya maggot itu bermula dari keprihatinannya terkait masalah sampah di sekitar rumahnya yang makin lama kian menumpuk. Sampah rumah tangga, khususnya sampah organik perlu didaur ulang agar tidak mencemari lingkungan dan pastinya bau. 

Ia pun kemudian memilih belajar untuk membudidayakan maggot. Selain budidaya maggot, ia juga terinspirasi olahan maggot sebagai pengganti pakan ternak. 

“Harga pelet (pakan lele ) mahal, makanya diganti dengan olahan maggot yang lebih murah,” jelasnya.

Budidaya maggot miliknya memanfaatkan lahan kosong di samping rumahnya sendiri. Total sudah ada 2.300 kg maggot dewasa telah dibudidaya. 

“Sekali panen 60-70 gram per 2 hari,” imbuh bocah yang juga finalis Putri Lingkungan Hidup 2022 itu.

Tita menambahkan, 1 gram maggot jika dibudidaya dapat menghasilkan 1-2 kg maggot dewasa. Karena itu budi daya tersebut patut untuk terus dikembangkan di masyarakat, khususnya warga Sidoarjo.

Baca Juga : Aturan Berubah, Usulan UMK Kabupaten Blitar 2023 Naik Jadi Rp 147 Ribu

Tak hanya itu, selain membudidaya maggot, Tita juga mengkombinasikan dengan budidaya lele dan kangkung. Tentunya, budidaya itu juga produk penyambung dari produk olahan maggot.

Mulanya, maggot hasil panen diolah menjadi pakan lele. Caranya dengan mencampurkan sejumlah bahan tambahan. Seperti ampas kedelai dan dedak padi. 

“Digiling dan dioven,” jelasnya.

Olahan dari maggot itulah yang jadi pakan lele. Sementara kangkung ditempatkan di atas ember tempat budi daya lele. Secara otomatis, kangkung itu juga memanfaatkan limbah air dari budi daya lele. 

“Lelenya lebih cepat panen, karena olahan maggot lebih tinggi protein,” pungkasnya.

Dia berharap budidaya maggot dan lele itu bisa diikuti masyarakat baik di Sidoarjo maupun Surabaya. Sehingga, mampu membantu untuk mengurangi sampah-sampah organik tapi juga memberikan manfaat ekonomis.


Topik

Lingkungan



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Nur Hidayah

Editor

Nurlayla Ratri