JATIMTIMES - Tuberkolosis atau biasa disebut dengan TBC masih merupakan salah satu penyakit menular yang berbahaya sampai dengan saat ini.
Lebih dari 10 juta orang di dunia terinfeksi TBC. Dan pada tahun 2021, Ada lebih dari 900 ribu orang diperkirakan terinfeksi TB di Indonesia dan Indonesia menduduki peringkat ketiga penyebaran TB di dunia, setelah India dan China.
Baca Juga : 40 Hari Tragedi Kanjuruhan, Wali Kota Malang Minta ASN Kenakan Pakaian Nuansa Hitam
Sehingga hal ini menjadi perhatian pemerintah Indonesia untuk berkomitmen mencapai eliminasi TB pada tahun 2030.
Rabu (9/11) Kemenkes menggelar High Meeting Level Tuberkolosis 2022 di Hotel Shangri La, Kota Surabaya. Hadir secara langsung Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin.
Budi menyampaikan, di Indonesia setiap tahunnya hampir satu juta orang diperkirakan terinfeksi TBC. Namun, sulit dideteksi karena tidak adanya data pasti by name and by addres.
"Saya bandingkan sama dengan covid, 6,5 juta kita bisa deteksi dalam 18 bulan, by name by addres. TBC tak bisa dideteksi. Covid yang meninggal 50 ribu, TBC yang meninggal hampir seratus ribu per tahun," ujarnya.
Dari sini dia mengambil kesimpulan bahwa TBC lebih parah daripada covid. "TBC by name by addres mimpi, 30 tahun sulit. Padahal penyakit menular harus ada by name by addres agar tak ada penularan," ujarnya.
Sebab itu, tahun 2023 mendatang, pihaknya menargetkan bisa melakukan deteksi kepada 700 ribu orang penderita TBC. "Target diturunkan tahun 2030 jumlah insidensinya 65 perseratus ribu. Tahun 2023 harus teridentifikasi 700 ribu, jadi perbulan harus teridentifikasi 60 ribu perbulan," lanjutnya.
Dan pada tahun 2030 nanti ditargetkan kasus TBC bisa turun. Sehingga insidensi bisa menjadi 65 kasus perseratus ribu penduduk.
Untuk terus menekan kasus TBC di Indonesia, pihak Kemenkes mulai saat ini coba menggandeng pihak swasta atau perusahaan karena merupakan tempat berkumpulnya orang untuk bekerja. Di Jatim, sementara ini Kemenkes coba menggandeng 8 perusahaan untuk juga melakukan deteksi dini terhadap penyakit TBC.
Baca Juga : Peduli Korban Banjir: MPM Honda Jatim Salurkan Bantuan dalam Program MPM Berbagi
Beberapa perusahaan besar yang digandeng antara lain dari Otsuka Group, PT Uni-Charm Indonesia Tbk, PT Panasonic Gobel Life Solution, dll. Mereka semua diminta tanda tangan MoU untuk program Free TBC at Workplaces.
Program ini bertujuan untuk mendukung pemerintah dalam menemukan dan mengeliminasi TBC. Program ini meliputi skrining, tracing, edukasi dan pengobatan sampai sembuh dengan cara yang komprehensif.
Pasien TBC dan keluarga akan dipandu untuk mengikuti standar pengobatan yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan serta pemberian makanan tambahan (PMT). Selain itu, pasien dapat berkonsultasi secara telemedicine dengan dokter dan nutritionist yang telah disediakan
Terpisah Sudarmadi Widodo selaku Human Capital Development and Corporate Affair Direktur mewakili Otsuka Group menambahkan bahwa tidak terdeteksinya pasien TBC di lingkungan kerja dikarenakan masih adanya stigma negatif yang beredar di masyarakat yang membuat pasien TBC tidak jujur dan tidak tuntasnya pengobatannya. Sehingga membutuhkan dukungan dari keluarganya.
"Lamanya proses penyembuhan TBC yang memakan waktu 6 bulan sehingga para penderita TBC enggan untuk berkomitmen dan menuntaskan pengobatannya. Aplikasi sembuh TBC merupakan aplikasi yang mudah digunakan bagi penderita untuk membantu agar pasien bisa sembuh secara tuntas. Mari kita bersama mewujudkan Indonesia bebas dari TBC melalui program “Free TB at Workplaces,“ tutup Sudarmadi Widodo.