free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Perubahan Sosial Secara Cepat Dampak Pembangunan dan Teknologi Menjadi Fokus Konfercab NU Kab Kediri

Penulis : Bambang Setioko - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

03 - Nov - 2022, 04:01

Placeholder
Press Release Konfercab NU Kabupaten Kediri 2022, Rabu, (2/11/22). (Foto: Bams Setioko/ JatimTIMES)

JATIMTIMES - Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Kediri bakal menggelar Konferensi Cabang (Konfercab) ke-XI di Ponpes Sirojul Ulum, Semanding, Tertek, Kecamatan Pare, pada tanggal 11 – 12 November mendatang.

Ketua Panitia Konferensi Zayad Abd Rahman, mengungkapkan dalam Konfercab ini perubahan sosial secara cepat dampak pembangunan dan teknologi, menjadi acuan kerja bagi pengurus cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Kediri yang baru masa khidmat 2023-2028.

Baca Juga : Melalui Program Wali Kota Menyapa, Wali Kota Madiun Sampaikan Hasil Pembangunan 2022

Kediri sebagai wilayah kerja PCNU Kabupaten Kediri memiliki potensi dan kekuatan yang melebihi kabupaten lain. Wilayah ini tengah mengalami perubahan sosial secara cepat. Meski berada di lingkar budaya Mataraman, Kediri tengah menuju kota metropolis dengan dinamika masyarakat yang pesat. Pembangunan infrastruktur Bandara Internasional Dhoho yang sedang dibangun membutuhkan tata kelola budaya, ekonomi, politik, dan masalah sosial keagamaan yang tepat dan canggih.

“Karena itu, perubahan situasi sosial-keagamaan dan geopolitik nasional, regional, dan global menjadi dasar utama yang digunakan Nahdlatul Ulama untuk merancang bangun program kerja lima tahun yang akan datang,” kata Zayad, saat menggelar pers rilis Pra Konfercab ke-XI NU Kabupaten Kediri, Rabu (2/11/2022).

Foto : (Dok. Bams Setioko/ JatimTIMES))

Dia menjelaskan persoalan perubahan sosial tersebut secara nyata akan dihadapi oleh PCNU Kabupaten Kediri. Platform sosial-keagamaan yang akomodatif, menurutnya perlu dikonsolidasikan dengan seluruh komponen masyarakat yang termasuk di dalamnya Nahdlatul Ulama sebagai penyangga utama etalase keagamaan di Kabupaten Kediri.

Lebih dari itu, menurut Zayad peran Nahdlatul Ulama menjadi garda depan dalam memperjuangkan berlakunya ajaran Islam moderat di tengah derasnya aliran Islam transnasional di wilayah Kediri. Pergumulan ideologi keagamaan yang digerakkan oleh kelompok Wahabisme dan Islam Timur Tengah secara nyata telah berada di Kabupaten Kediri selama 2 (dua) dasawarsa terakhir dengan intensitas yang semakin tinggi.

Sementara itu, Ketua PCNU Kabupaten Kediri K.H Muhammad Makmun, berharap Konfercab XI NU nantinya bakal berjalan lancar. Sehingga apa yang menjadi fokus misi utama PCNU Kabupaten Kediri kedepan bisa terwujud. Menurutnya, meski tidak memiliki kewenangan untuk memasuki wilayah kebijakan publik, yang sudah jelas menjadi otoritas pemerintah, Nahdlatul Ulama harus memerankan dirinya sebagai pelopor terbentuknya masyarakat sipil yang handal dan terpercaya.

"Karena itu, tidak hanya isu-isu sosial-keagamaan, Nahdlatul Ulama harus mengambil peran lebih terhadap isu politik, pendidikan, lingkungan, ekonomi kreatif, ketenagakerjaan, kesehatan, teknologi informasi, gender, financial technology, dan masalah kemanusiaan. Sehingga perubahan sosial-keagamaan nantinya juga harus menjadi lebih baik, seiring perkembangan zaman lima tahun mendatang," jelas kyai yang akrab disapa Gus Makmun tersebut.

Di lain sisi, kata Gus Makmun, Nahdlatul Ulama memiliki posisi strategis untuk bermitra dengan pihak-pihak yang terkait, terutama dengan pemerintah dan organisasi massa yang lain. Karena itu, perubahan situasi sosial-keagamaan dan geopolitik nasional, regional, dan global menjadi dasar utama yang digunakan Nahdlatul Ulama untuk merancang bangun program kerja lima tahun yang akan datang.

Gus Makmun juga menyebut, pra Konfercab XI NU Kabupaten Kediri memulai sidang empat komisi sejak, Senin (31/11/2022) kemarin. Selain melakukan sidang komisi untuk menghasilkan rumusan-rumusan organisai, pada puncaknya acara Konfercab ini juga diakhiri dengan pemilihan ketua yang baru untuk kepengurusan periode 2023-2028.

Menyambut pergantian kepemimpinan nantinya Gus Makmun mengaku akan melakukan evaluasi kepengurusan sebelumnya. Kemudahan memberikan rekomendasi apa yang harus dilakukan kedepannya.

“Rekomendasi ini seperti yang kita tahu perubahan seperti pembangunan Bandara dan beberapa usulan untuk penguatan sosial keagamaan, khususnya di Kabupaten Kediri bagian barat,” pungkasnya.

Foto : (Dok. Bams Setioko/ JatimTIMES))

Sebagai informasi tambahan bahwa dalam rangka Konfercab PCNU Kabupaten Kediri esok, para peserta akan merumuskan isu-isu strategis yang dikembangkan untuk mengemban misi Nahdlatul Ulama. Untuk merumuskan isu strategis dilakukan analisis kekuatan dan kelemahan, peluang dan ancaman NU serta keberhasilan dan kegagalan NU selama ini. Berikut uraian lengkapnya:

MISI:

a. Mewujudkan kemandirian Nahdlatul Ulama (NU) di seluruh aspek keorganisasian menuju terciptanya masyarakat yang berdaulat dan berdaya saing.

b. Mewujudkan kemitraan strategis dengan seluruh komponen bangsa dan negara dalam membangun masyarakat yang berkeadilan.

c. Mewujudkan masyarakat madani berdasarkan sendi-sendi akidah Ahlussunnah wal Jama’ah Annahdliyah baik di tingkat nasional, regional maupun global.

Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, diperlukan langkah-langkah yaitu: melakukan konsolidasi dan mengembangkan manajemen organisasi, meningkatkan peran-peran sosial keagamaan berupa gagasan dan respon terhadap persoalan agama, masyarakat dan bangsa, melaksanakan pemberdayaan masyarakat (warga Nahdliyin) di berbagai bidang.

KEKUATAN NU

a. NU memiliki jamaah yang tersebar di berbagai kelompok masyarakat baik di lingkungan pedesaan maupun pada masyarakat perkotaan yang jumlahnya sangat besar, yang sebagian besar ada di pedesaan.

b. NU mempunyai sifat moderat, memiliki kelenturan dalam interaksi dengan tradisi dan budaya lokal sehingga mudah diterima oleh masyarakat di Indonesia.

c. Kepemimpinan di Nahdlatul Ulama lebih bersifat kharismatik dan ketauladanan.

d. Lembaga Pendidikan Pondok Pesantren menjadi basis NU tetap eksis mempertahankan khasanah keilmuan NU.

e. Berkembangnya pemikiran kritis yang tetap berpijak pada tradisi keilmuan NU terutama generasi mudanya.

f. Sikap Pluralisme dan demokrasi yang dikembangkan NU telah memperoleh simpati dan dukungan dari semua pihak.

KELEMAHAN NU

Untuk melaksanakan semua program-programnya, NU kurang memiliki :

a. Sumber dana yang tetap.

b. Sumber daya manusia yang kompeten.

c. Manajemen organisasi yang handal dan akuntabel.

PELUANG NU

a. Kecenderungan adanya dukungan terhadap berkembangnya masyarakat sipil.

b. Sistem politik dengan memberikan hak kepada setiap warga negara untuk menentukan pilihan politiknya menempatkan NU pada posisi strategis dan memiliki bargaining position (daya tawar) tinggi. NU sebagai organisasi sosial yang memiliki tingkat kohesif tinggi sangat mungkin dikelola dengan baik untuk menentukan pemimpin daerah agar otoritas pejabat (eksekutif) berpihak kepada umat dan dapat dinikmati masyarakat.

c. Otonomi Pendidikan

Baca Juga : ADD Tahap II Cair, Penghasilan Kades Hingga Perangkat Desa di Kabupaten Malang Bakal Meningkat

d. Lembaga-lembaga donor banyak menyalurkan dana untuk pendidikan, bidang kesehatan, lingkungan hidup, dan ekonomi.

e. Banyak lembaga keuangan dapat dimanfaatkan.

f. Terbukanya kerjasama ekonomi multi sektoral.

g. Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi yang semakin menyentuh sendi kehidupan bermasyarakat.

h. NU memiliki akar budaya yang kuat di tengah masyarakat.

TANTANGAN

a. Modernisasi dan globalisasi yang membawa nilai-nilai baru, yang mempengaruhi perilaku, moralitas dan ideologi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Ahlussunnah Wal Jamaah, berdampak pada sikap individualisme dan persaingan ketat dalam mempertahankan hidup, yang pada tingkat tertentu memengaruhi pranata sosial dan keagamaan.

b. Teknologi informasi yang berkembang sangat pesat, berakibat kaidah-kaidah agama & sosial yang akan ada terabaikan.

c. Berkembangnya konsep ajaran Islam baru yang sesuai dengan logika generasi muda dan bertentangan dengan ASWAJA.

d. Proses industrialisasi dan globalisasi yang cukup cepat berpengaruh kepada kehidupan dan keberagaman warga NU.

e. Persaingan akses pendidikan pesantren dalam kebijakan pemerintah dengan organisasi sosial keagamaan lain.

REKOMENDASI KHUSUS

Bahwa dengan mengetahui tujuan organisasi NU dan mengetahui kekuatan serta kelemahan NU, maka PCNU Kabupaten Kediri pada Masa khidmat 2023-2028 diharapkan melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Sosialisasi Hasil Keputusan Muktamar NU ke 34 tahun 2021 di Propinsi Lampung, dengan mencetak buku Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Nahdlatul Ulama, serta Peraturan Perkumpulan (Perkum) untuk dibagikan kepada Pengurus Nahdlatul Ulama baik di MWC maupun di Ranting.

2. Menyelenggarakan orientasi bagi Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama dalam upaya untuk menyamakan persepsi tentang Visi dan Misi Nahdlatul Ulama ke depan.

3. Membuat data base Warga Nahdlatul Ulama, tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama, serta segala potensi yang dimiliki oleh Nahdlatul Ulama.

4. Membuat pola komunikasi antara PCNU dengan seluruh Badan Otonom, dalam rangka untuk memperkuat soliditas dan kebersamaan gerakan sehingga PCNU Kab. Kediri dapat bergerak dengan segala kemampuan yang dimiliki.

5. Membuat kebijakan dan tindakan tegas terhadap personalia pengurus yang memiliki rangkap jabatan, melakukan inkonsistensi dan inkonstitusional organisasi.

6. Menetapkan aspek kepengurusan organisasi berdasarkan kompetensi, kapabilitas, dan domisili personalia pengurus.


Topik

Peristiwa



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Bambang Setioko

Editor

Sri Kurnia Mahiruni