JATIMTIMES - Sebuah jembatan di Desa Pujiharjo, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang, terputus akibat terjangan banjir bandang yang terjadi Senin (17/10/2022) lalu. Akibatnya, akses perekenomian warga setempat terganggu.
Kepala Desa Pujiharjo Hendik Arso mengatakan, setidaknya ada 700 masyarakat yang bergantung pada jembatan tersebut. Dengan kondisi tersebut, masyarakat harus menempuh jalan memutar.
Baca Juga : Banjir Bandang Pujiharjo Terulang Setelah 21 Tahun, Kepala Desa: Ini Paling Besar
"Itu (jembatan) ada akses ekonomi warga. Ada sebanyak 700 penggarap perkebunan yang memanfaatkan jalan itu," ujar Hendik.
Untuk tetap beraktivitas, Hendik mengatakan masyarakat harus memilih jalan memutar yang cukup jauh. Melewati daerah jembatan blok 9 yang kabarnya juga mengalami kerusakan. Atau masyarakat harus menunggu air sungai surut untuk melintas.
"Ya memutarnya cukup jauh. Tapi nggak sampai 10 kilometer lewat blok 9. Tapi kadang juga menunggu air sungai tidak besar (surut)," ujar Hendik.
Selain mengganggu akses perekonomian warga, rusaknya jembatan tersebut juga memutus akses menuju tempat wisata. Yakni menuju Pantai Watu Kuwung Desa Pujiharjo dan Pantai Licin Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading.
Hendik mengatakan, pembangunan jembatan tersebut difasilitasi melalui program aring Aspirasi Masyarakat (Jasmas) oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jatim. Namun pada tahun 2016, jembatan juga mengalami kerusakan karena diterjang banjir.
Baca Juga : Terdampak Banjir Bandang, Hasil Perkebunan Pisang Warga Pujiharjo Berkurang
"Saat itu (2016) kami coba minta perbaikan ke (Dinas PU) Bina Marga namun katanya tanggung jawab BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah). Lalu saya tanya BPBD, katanya tanggung jawab Bina Marga. Jadi saling lempar. Hingga akhirnya Senin (17/10/2022) lalu, diterjang banjir bandang, putus dan tidak bisa dilalui sama sekali," ucap Hendik.
Akibat banjir bandang tersebut, setidaknya ada 400 rumah warga yang terdampak. Sebanyak 12 rumah rusak. Bahkan hingga ada 6 keluarga yang tak bisa tinggal di rumahnya dan harus mengungsi ke Balai Desa Pujiharjo.