JATIMTIMES - Kepala Desa Sitiarjo Mamik Misniati (56) mengatakan bahwa bencana banjir yang terjadi sejak Sabtu (15/10/2022) lalu merupakan bencana yang sering terjadi. Dari catatannya, banjir dengan ketinggian seperti itu nyaris terjadi hampir setiap 5 tahun sekali.
"Ini memang sering terjadi. Setidaknya 5 sampai 8 tahun sekali, kalau dengan ketinggian seperti ini," ujar Mamik, Selasa (18/10/2022) siang.
Baca Juga : Jalur KA di Sumberpucung Malang Tertutup Longsor, Petugas Lakukan Normalisasi
Menurutnya, seringnya banjir terjadi di Desa Sitiarjo diakibatkan letak geografis desa ini yang cenderung berada di lembah. Sehingga aliran sungai dari desa yang posisinya lebih di atas, bertemu di aliran Sungai Panguluran yang melintasi desa itu.
"Karena kan posisinya (Desa Sitiarjo) itu berada di lembah ya, jadi aliran sungai dari atas itu ketemunya di sini," imbuh Mamik.
Mamik menyebut, salah satu aliran sungai yang mengarah ke Desa Sitiarjo adalah yang berasal dari Desa Tegalrejo. Sehingga ia menilai, jika tidak ada semacam sudetan dari sungai tersebut, kondisi ini akan tetap berlanjut.
"Menurut kami kalau di sungai Desa Tegalrejo atau desa lain tidak ada percabangan, ya tetap akan banjir," jelas Mamik.
Namun begitu, masyarakat juga sudah cukup antisipatif dengan hal tersebut. Meskipun harus merelakan rumahnya terendam banjir selama beberapa waktu. Salah satunya seperti yang dilakukan masyarakat di Dusun Rowotrate. Yakni dengan membuat pogoh atau konstruksi bangunan dengan pondasi yang lebih tinggi dari pondasi rumah pada umumnya.
Baca Juga : Sinopsis Ikatan Cinta RCTI 18 Oktober 2022, Aldebaran Bergerak Cari Andin, Berhasilkah Andin Lolos?
Sehingga, saat banjir diketahui mulai datang, masyarakat di dusun ini masih tetap bisa beraktivitas di rumahnya. Meskipun rumah bagian bawahnya harus terendam banjir.
Sementara itu, pantauan di lokasi, banjir di Desa Sitiarjo sudah mulai surut sejak Selasa (18/10/2022) sekitar pukul 08.00 WIB. Kendati demikian, mengingat curah hujan yang cenderung masih tinggi, BPBD Kabupaten Malang mengimbau masyarakat tetap siaga dan waspada. Terlebih untuk tidak melakukan aktivitas di bantaran sungai untuk sementara waktu.